Bagian 23. Ibu-ibu Komplek

1.8K 69 16
                                    

||Happy reading||
Jangan lupa vote dan comentnya 😉

🍀🍀🍀

"Aku berangkat dulu." Yosh izin setelah menghabiskan sarapannya. Mengambil tas kerjanya yang sudah disiapkan dan terletak di meja sofa.

Aku mengangguk dan mengantarkannya sampai di depan pintu. Yosh melambaikan tangannya saat mobilnya mulai melaju keluar dari pekarangan rumah.

Sekilas terlihat Pak Indra, tukang jualan sayur keliling sudah ada di depan. Ibu-ibu komplek pun sudah lumayan banyak yang mengerumuni.

Aku kembali ke rumah, mengambil dompet dan menghampiri ibu-ibu yang masih asyik memilih-milih.

Aku harus menyiapkan bekal makan siang untuk kuantar nanti ke kantor Yosh.

"Selamat pagi!" sapaku ramah.

"Selamat pagi!" jawab mereka hampir serentak diiringi senyuman.

"Mau belanja apa, Bu?" tanya Pak Indra.

"Bentar ya, Pak. Saya lihat-lihat dulu." Pak Indra mengangguk dan kembali meladeni pelanggan lain yang sudah siap belanja.

Beberapa ibu-ibu sudah kembali dengan belanjaan di tangan mereka.

"Duluan ya, Bu?" kata bu Tuti. Aku mengangguk.

Kini tinggal aku di sini dengan Pak Indra. Aku masih sibuk dengan sayur yang akan kubeli.

"Pagi, Clarita, Pak Indra," Aku mendongak melihat ke arah suara.

"Pagi, Bu" jawab Pak indra sambil membenarkan jualannya yang sedikit berantakan. "Mari Bu, belanja masih segar-segar." Ibu Yessi mendekat dan berdiri tepat di sampingku.

"Eh, Ibu Yessi. Pagi, Bu" sapaku. Ibu Yessi adalah tetangga kami, rumahnya tepat di sebelah rumah kami.

"Belanja, Bu?" Bu Yessi mengganguk dan tersenyum.Bu Yessi mulai memilih-milih.

"Ini Pak, berapa semuanya?" Pak Indra melihat belanjaan di tanganku.

"Dua puluh ribu aja, Bu" jawabnya.

Aku mengeluarkan uang lima puluh ribuan dari dompetku. Kebetulan tidak ada uang dua puluhan. Sembari Pak Indra mencarikan kembaliannya ...

"Ini Pak, saya juga sudah. Berapa semuanya?"

"Oh, ini semuanya dua puluh lima ribu Bu" ibu Yessi memberi uang pas.

"Trimakasih, Bu Yessi. Dan ini kembaliannya, Bu," pak Indra menyodorkan uang tiga puluh.

"Trimakasih, Pak" kataku menerima uang itu.

"Baiklah, saya lanjut keliling dulu, Bu ibu." Kami tersenyum dan Pak Indra mulai mendorong gerobaknya sambil sesekali berteriak.

"Clarita?" Bu Yessi memanggilku saat aku baru saja membuka gerbang rumah.

"Eh, Iya bu?" Aku menghentikan kegiatanku dan berbalik ke arah bu Yessi yang berdiri menatapku.

"Hubunganmu dengan suamimu baik-baik saja 'kan?" Pertanyaan ini tentu saja membuatku bingung.

"Oh, iya Bu. Baik"

"Kalian tidak ada masalah?" Aku mencerna pertanyaan Ibu Yessi sejenak. Mengingat apa ada masalah antara aku dan Yosh.

"Nggak ada kok, Bu." Bu Yessi mengangguk. Aku tersenyum.

"Maaf, Clarita"

"Kenapa minta maaf, Bu?"

"Saya tidak bermaksud menjelek-jelekkan suamimu. Saya hanya peduli denganmu." Aku mengkerutkan kening, bingung dengan ucapan Bu Yessi.

My Household [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang