Rahasia menimbulkan reaksi yang berbeda di setiap orang, kadang mereka hanya terkejut dan dipendam sendiri seperti Sinta yang terdiam meski Ben telah mengatakan rahasia penting padanya. Namun ada juga yang tidak bisa menahan perasaannya dan langsung ingin mengecek kebenarannya seperti Ava, apakah benar yang dikatakan oleh Gerry?
Setelah Gerry menjatuhkan 'bom' rahasia itu, Ava semakin bingung siapa yang bisa dipercaya olehnya. Ia tak bisa membedakan mana yang teman dan mana lawan.
"Ada orang yang sengaja mau nyakitin gue?" Ava mengulang perkataan Gerry siang tadi. Mulut mungilnya seketika dibekap oleh Gerry sambil melihat ke arah sekitar.
Ava terdiam dan merasakan degup kencang di dadanya ketika mencium aroma khas Gerry yang begitu dekat dengannya. Menyadari Ava yang tiba-tiba mematung, Gerry segera melepaskan tangannya, kemudian ia berdeham pelan, agak gugup.
"Di saat sekarang ini, keluarga kita sama-sama dalam keadaan bahaya. Om Tara, sepupu Om Harianto, sedang mengincar perusahaan Papa kamu. Itulah kenapa Papa kamu jadi lebih protektif dan meminta aku selalu ikut kamu."
"Ugh, kenapa sih nggak dikasih ke Om Tara aja? I really don't mind."
"Dan menjadikan semua hasil kerja Papa kamu sia-sia? Menjadikan semua orang jujur pengikut Papamu dipecat dari kantor dan tidak memiliki penghasilan?" tanya Gerry. Seketika Ava teringat yang terjadi pada keluarga Bima, dan bagaimana hal ini bisa benar-benar mempengaruhi hidup orang lain. "It's bigger than you think, Ava. Papa dan Kakek kamu sudah berjuang membangun Harianto Group dengan jujur hingga menjadi sangat besar dan bisa berpengaruh besar di Asia. Ini nggak cuma masalah kamu dan keegoisan kamu aja, ini menyangkut hidup orang banyak."
"Tapi apa hubungannya sama rencana pertunangan kita, Ger?"
"Ada yang namanya pemegang saham. Dengan adanya pertunangan dan penggabungan kedua keluarga ini bisa membuat para pemegang saham lebih mendukung Papa kamu daripada Om Tara," jelas Gerry. Ava mengerenyit, pembahasan ini sungguh lebih susah dipahami dibanding soal statistik yang menurutnya mustahil untuk diselesaikan. Gerry menghela napas. "Intinya, kalau pertunangan kita batal, ada pihak yang bisa menyalahgunakan momen ini untuk menurunkan jabatan Papa kamu."
"Bukannya ada Ben?"
Gerry terdiam.
"Kenapa bukan Ben yang dijodohkan, Ger?"
Gerry mengangguk.
"Aku yakin Ben juga akan segera dijodohkan."
Ava mencoba menghubungi Ben lagi, yang sedaritadi ponselnya masih mati. Ia perlu kejelasan masalah ini, ia perlu mendapatkan jawaban darinya. Sebenarnya Papa sakit apa? Mengapa semua ini terjadi sekarang secara bertubi-tubi?
Ingin rasanya ia langsung menemui kakaknya, namun keterbatasan gerak karena banyak wartawan yang sedang mencarinya membuat Ava harus melihat cara lain untuk mendapatkan informasi itu.
Lalu ia teringat Sinta yang sempat meminta bantuan Ava minggu kemarin karena Ben mabuk berat. Pasti Sinta tahu sedikit mengapa Ben begitu kacau hingga hilang kendali pada dirinya saat itu.
***
Pulang sekolah, Ava sudah siap dijemput oleh Sinta dari gerbang belakang sekolah. Meski telah menggunakan samaran dan topi, Ava tetap berjalan dengan menunduk ketika melihat berbagai wartawan berkumpul di gerbang depan dan belakang. Mereka tidak henti-hentinya bertanya kepada siswa yang baru ke luar gerbang, apakah mereka memiliki teman sekolah yang pandai menyanyi dan terlihat mirip Ava?
"Permisi, Dek," sapa salah satu wartawan kepada Ava. Sempat terlintas di benak Ava untuk tidak memedulikannya, namun ia pikir hal itu justru akan membuat para wartawan curiga, karena semua siswa yang ditanya terlihat senang ketika para wartawan bertanya kepada mereka, mereka pikir mereka akan menjadi terkenal jika menjawabnya. Bahkan ada pula beberapa siswa yang sengaja menghampiri ataupun mencari perhatian para wartawan.
![](https://img.wattpad.com/cover/124119485-288-k632995.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Lavatera [completed]
Novela JuvenilKehidupan Lavatera tidak pernah sama dengan remaja lainnya. Meski ia cantik luar biasa, emosi dan karakternya yang kompleks tidak pernah cocok untuk berteman, menjadi pemimpin grup, ataupun menjadi pacar seseorang. Tekadnya untuk hidup sendiri seum...