Flashback off
"Kamu pinjemin uang 2 juta ke Clara?"tanya Aresha dengan tatapan tidak percayanya
Vano hanya mengangguk dengan tampang watadosnya membuat Aresha akan mengamuk sebentar lagi.
"Lain kali jangan pinjemin uang walau alasannya dia sakit keras atau sekalian mau mati"sarkas Aresha yang membuat Vano tertegun
"Gak boleh gitu,nolong orang itu ibadah sayang"jawab Vano
"Ck,ikutin aja kata aku!aku kasi tau juga kamu gak bakal percaya"jawab Aresha lagi
"Kenapa sih?"tanya Vano mulai penasaran.
"Intinya gak usah percaya sama omongan Clara,kalau aku udah nemuin bukti kuat aku bakal tunjukin ke kamu alasannya"ujar Aresha
"Iya,suka gak sama kalungnya sayang?"tanya Vano
"Bagus tapi untuk 45 juta gak worth it"jawab Aresha menatap tajam suaminya
"Untuk istri sebaik dan sesempurna kamu itu worth it"jawab Vano lagi yang membuat Aresha blushing
"Gombal terus,pakein dong"ujar Aresha yang membuat Vano tersenyum
Vano mendekat ke Aresha,ia mengingkirkan rambut rambut panjangan Aresha yang menghalangi leher mulusnya.
Vano mengambil alih kalung yang ada di pegangan Aresha,ia memakaikan kalung itu ke leher indah milik Aresha.
"Selesai"ujar Vano
"Makasih Vano"jawab Aresha sambil memeluk Vano dengan erat.
"Sama sama,jangan sampai hilang ya"ujar Vano dan di angguki oleh Aresha yang masih setia memeluk Vano
Kedua insan itu memutuskan untuk tidur karna rasa kantuk sudah menghantui mereka.
---
Suara ayam berkokok membangun dua insan yang sedang terlelap di alam mimpi mereka masing masing.
"Engh"erang Aresha sambil merenggangkan otot ototnya
"Udah pagi?"ucap Vano dengan suara bariton khas orang baru bangun tidur
"Belum Van,masih malem tapi anehnya matahari udah terbit"ujar Aresha dengan wajah kesalnya sambil menatap Vano,sedangkan yang ditatap hanya terkekeh.
Aresha segera bangun untuk mandi,sedangkan Vano?ia masih mengumpulkan jiwanya untuk bangun dan berhadapan dengan air dingin.
Setelah 15 menit Aresha selesai mandi dan sekarang gantian Vano yang mandi,Aresha menyisir rambut indahnya yang panjang.
"Gue ikat atau gak yah?ntar ikat Vano berkicau"gumam Aresha
Setelah hampir 10 menitan Aresha hanya memikirkan rambutnya di urai atau di ikat tiba tiba,Vano muncul di belakang Aresha,tampaknya ia sudah selesai mandi.
"Ngapain 10 menit begong di depan kaca?"tanya Vano menatap heran Aresha
"Bingung mau ikat rambut atau gak"ujar Aresha menatap Vano untuk meminta saran
"Ikat aja"suruh Vano
Aresha kaget,tumben tumbenan suaminya memperbolehkan ia mengingat rambutnya,tapi bodo amatlah lebih bagus dari pada ia kepanasan.
"Makan di sekolah aja ya Van"ucap Aresha dan di angguki oleh Vano
Mereka sudah berangkat ke sekolah 5 menit yang lalu,seperti biasa Vano menggunakan mobil sport hitamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married My Enemy(Completed)
Teen Fiction(REVISI) "Perjodohan?1 kata yang rasanya sudah tidak asing di telinga kita.Namun,inilah yang gue rasain,di jodohin sama musuh sendiri"Aresha Adira Raveena Lecester "Di jodohin?gue kesal tapi gue gak mau buat ortu gue kecewa jadi iyain aja.Gue juga b...