6 bulan kemudian
Usia kandungan Aresha sudah menginjak minggu ke 35 atau kira kira sudah mau memasuki bulan ke sembilan. Menurut erkiraan dokter Aresha akan melahirkan 2 minggu lagi.
Lennie menemani Aresha di rumah karna Vano harus kekantor akibat perusahaan ada sedikit masalah beberapa hari lalu sehingga membuat Belvyah kewalahan mengurus kantor itu sendiri.
Aresha sedang memasak untuk makan siang Vano,sebenarnya Lennie dan ART sudah melarang Aresha bekerja sedikit pun,namun wanita itu kekeh ingin memesak untuk suaminya dan di bawah pengawasan Lennie tentunya.
"Aresha istirahat aja gih,biar mama lanjutin nyusun aja"ujar Lennie dan diangguki oleh Aresha.
Aresha berjalan meninggalkan dapur,menuju ke kamarnya.Sesampainya di kamar,ia langsung membaringkan dirinya sambil mengecek ponselnya itu.
Aresha merasa perutnya sedikt sakit namun ia biarkan saja,sudah dari kemarin malam perutnya mulai sakit dan Aresha rasa hanya sakit biasa karna anak di dalamnya itu aktif.
Lama kelamaan Aresha merasakan sakit di perutnya semakin menjadi menjadi,yang awalnya hanya seperti sakit perut biasa lama lama menjadi luar biasa.
"MAMA!"teriak Aresha memanggil Lennie
Lennie yang sedang menuangkan makanan itu ke sebuah wadah pun terkejut mendengar teriakan menantunya yang terdengar sedang menahan sakit.
Dengan secepat kilat Lennie menyelesaikan tuangannya dan berlari menuju kamar Aresha.
"Kenapa sayang?"tanya Lennie panik
"Sakit mah"lirih Aresha
"Astaga!jangan jangan mau ngelahirkan lagi!!"pekik Lennie panik sendiri
"BIBI!!!"teriak Lennie memanggil ART rumah ini.
"Ada apa nyonya?"tanya ART itu
"Bantu saja papah Aresha,kayanya mau lahiran"ujar Lennie dan membuat ART itu terlonjak kaget.
Dengan cepat kedua wanita paruh baya itu memapah Aresha dan memasukannya ke mobil,Lennie menyuruh supir pribadinya yang kebetulan ada di sini untuk menyupir mengantar mereka ke rumah sakit.
"Sakit ma"lirih Aresha
"Tahan yah sayang,mama mau telepon Vano dulu"ujar Lennie
Lennie langsung mengambil handphonenya dan segera menghubungi anaknya itu yang sedang berada di kantor.
"Hallo?"
"Kerumah sakit deket rumah kamu sekarang,Aresha mau lahiran"ujar Lennie dan langsung mematikan sambungan telpon itu secara sepihak tanpa menunggu jawaban dari anaknya lagi.
"Bisa cepetan pak?"tanya Lennie mepada supirnya yang sudah mengabdi selama hampir 10 tahun
"Jangan bu!bahaya,ntar tabrakan,mati trus tinggal nama kasian sama tuan Bryan,Vano sama Istri saya harus jadi janda sama duda"ujar supir itu dengan santainya,namun ada benarnnya juga tapi ini situasi genting.
"Bosen kerja bilang aja pak,ntar saya pecat"sahut Lennie
Supir itu langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata rata,tampaknya ia belum bosan kerja dengan keluarga Daryan.
Setelah 10 menit perjalan dari rumah Aresha dan Vano,kini sampailah mereka di rumah sakit yang lumayan besar itu.
Lennie memapah Aresha sendirian karna ART tadi ia tinggalkan di rumah dan sedang supir tadi sedang sibuk memarkirkan mobilnya.
"Woi suster!bantuin gue!menantu gue mau lahiran eh elo malah liatin aja,cepat ambil branker!"titah Lennie dengan barbar dan membuat semua orang yang berada di sana menganga
KAMU SEDANG MEMBACA
Married My Enemy(Completed)
Teen Fiction(REVISI) "Perjodohan?1 kata yang rasanya sudah tidak asing di telinga kita.Namun,inilah yang gue rasain,di jodohin sama musuh sendiri"Aresha Adira Raveena Lecester "Di jodohin?gue kesal tapi gue gak mau buat ortu gue kecewa jadi iyain aja.Gue juga b...