46# Desire

327 37 5
                                    

Pagi ini,Nadeshiko lagi-lagi meninggalkan pekerjaannya. Tak apa,ada asistennya yang siap membantu jadi ia tak akan kelabakan saat kembali nanti

Nadeshiko memasuki hotel yang di inapi oleh pangeran. Ia berniat untuk membicarakan tahta raja selanjutnya dan mengenai keinginannya yang sesungguhnya

Sesampainya,ia langsung menghadap pangeran dengan wajah seriusnya. Tak lupa untuk memberi hormat terlebih dahulu. Ia akan menghadap langsung 4 mata dengan pangeran,sedangkan pengawalnya dan penerjemah menunggu di luar kamar

"Ohayo gozaimasu,denka" (selamat pagi,yang mulia)

"Ohayo gozaimasu"

"Meiwaku o kakete moshiawakarimasen desu ga,juuyona ga hanashitai desu" (maaf telah mengganggu,ada hal penting yang harus dibicarakan)

"Masaka.. are de?" (Jangan-jangan.. itu?)

"Hai" (iya)

Kini giliran pangeran yang memasang wajah serius. Nadeshiko sendiri merasa sedikit gugup untuk membicarakan ini,tapi ia harus membicarakannya segera

"Denka,anata wa tsugi no souzokujindesu. Kuni no tame ni,sore wa anata no negaide wa arimasen ka?" (yang mulia,anda adalah pewaris tahta selanjutnya. demi negara,bukankah itu keinginan anda?)

"Tashikani,shikashi kawatta. Mou hoshiikunai" (memang,tapi sudah berubah. aku tak memiliki keinginan lagi)

"Kono riko-tekina watashi ni riyuu wo oshiete moraemasu ka?" (bolehkah anda memberitahu alasannya kepada saya yang egois ini?)

Pangeran menyatukan kedua tangannya di atas meja. Ia menatap cangkir teh yang ada di depan matanya,dengan dahi mengerut

"Riyuu wa ienai" (aku tak bisa mengatakan alasannya)

Nadeshiko sedikit terkejut,ia sudah menduga ini. Tak akan mudah untuk membujuknya. Kalau begini caranya,ia harus mencari cara untuk bisa membujuknya

"Sore wa denka no ane-ue desu ka?" (Apakah karena kakak perempuan yang mulia?)

"Ane-ue wo hanasanaide. Fuyou ni ittara dare ni?!" (Jangan membicarakan kakakku. Siapa dirimu bisa sembarangan mengatakannya?!)

"Denka no yurushi wo onegaishimasu. Watashi wa wo kara ninmei sa reta esukooto to wo no chideshita" (saya memohon ampun yang mulia. saya hanya pengawal yang ditunjuk oleh raja,sekaligus keturunan bangsawan)

Nadeshiko menundukkan kepalanya,kemudian pangeran tersadar akan perkataannya. Ia langsung membuang wajahnya dengan raut yang kesal. Jarinya mengetuk-ketuk meja dengan cepat

Ini masalah tentang penguasa negeri,jika tidak diputuskan siapa penerus selanjutnya maka akan terjadi kekosongan kekuasaan dan mengundang masalah lain yang berusaha merebut kursi penguasa

Seharusnya,pangeran mahkota yang menjadi penerus selanjutnya,jika ia menolak maka kekaisaran harus mencari penerus pengganti. Bisa jadi sepupunya. Masalahnya,sepupunya belum pantas menjadi raja selanjutnya karena masih banyak kekurangan,maka pangeran mahkota adalah pilihan yang tepat. Selain itu,ia adalah anak darah daging paduka raja dan ratu

"Denka... Koukoo jidai, ousama ni tsuite oshiete kuremashita. Anata no akarui me to hiroi egao o ima demo oboete imasu. Watashi wa sono egao ga sukidesu. Ima,anata no egao wa dokodesu ka?" (yang mulia.. saat masa sma,kamu bercerita tentang menjadi raja. aku masih ingat,matamu yang bercahaya dan senyumanmu yang lebar. aku menyukai senyuman itu. sekarang,dimana senyuman mu?)

Mendengar itu,pangeran semakin memalingkan wajahnya. Ia mengingat saat dia sma. Saat ia bercerita seperti anak kecil yang memiliki impian untuk menjadi pahlawan di hadapan Nadeshiko. Di taman belakang sekolah,sedang berpiknik di salah satu gazeebo

Our Manager pt.5Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang