Extra Chap II

10.3K 461 10
                                    

4k words, nggak baca nggak mama

.
.

Lima tahun berlalu dengan cepat, Jungkook bahkan tak merasakannya. Diusianya yang baru bisa dibilang mature ini, Jungkook sudah terlalu dewasa dengan pemikirannya. Lima tahun menjalin rumah tangga dengan Taehyung nyatanya tak gampang, mereka sering cekcok dan pernah hampir pisah ranjang karena kesalah pahaman antara keduanya.

Namun beruntunglah mereka memiliki dua putra yang membuat keduanya tak jadi berpisah. Kedua putra kecil mereka yang membuat mereka bisa lebih berfikir dewasa. Si kembar yang Jungkook lahirkan empat setengah tahun yang lalu.

Namanya Kim Junghyun (김 정현) dan Kim Jeongsan (김 정산), dengan Junghyun yang lahir 10 menit lebih dulu dibanding Jeongsan. Namun nyatanya si sulung justru mewarisi seluruh sifat Jungkook, atau bisa dibilang pihak tusuk ketika sudah dewasa nanti dan berbanding terbalik dengan Jeongsan yang lebih pendiam dan jarang menangis juga lebih lelaki persis seperti sang ayah, Kim Taehyung

"Hyunie, Jeongie, Daddy!! Bangun dan cepat turun sarapan sudah siap!!" teriak Jungkook menggema di rumah baru keluarga mereka dibarengi dengan suara benda jatuh dari lantai atas juga teriakan Junghyun yang sedang membangunkan sang adik.

Ya, rumah baru yang tak terlalu jauh jaraknya dari rumah keluarganya maupun keluarga Taehyung. Rumah yang dibangun Tuan Jeon Sehun sebagai hadiah saat lahirnya kedua cucunya. Rumah yang selama empat tahun ini menjadi tempat berlindung Jungkook, Taehyung juga anak-anak mereka. Rumah berlantai dua dengan satu lift yang dibuat untuk Junghyun juga Jeongsan jika mereka ingin kekamar sang ayah dan ibu mereka.

Di lantai kedua terdapat dua kamar tidur dan satu ruangan kerja Taehyung. Kamar utama tepat disamping depan tangga, dan kamar satunya tepat didepan samping kamar utama. Cukup berdekatan karena kamar itu didesain Jungkook jika sedang ingin menenangkan dirinya yang sedang marah dengan Taehyung, juga kamar yang memang khusus tempat memajang lukisan Jungkook atau mini galeri Jungkook.

Dan dikamar utama mereka dengan pintu yang memang dibiarkan Jungkook terbukalah suara orang berjatuhan terdengar. Sebut saja mawar

Eumm maksudnya Taehyung yang terus terjatuh entah itu tersandung karpet, menabrak pintu kamar mandi, menabrak pintu lemari, atau mungkin menabrak pintu kamar hingga ia keluar dengan berlaru menuju Jungkook yang menunggunya sambil bersedekap tangan.

"Maaf Koo, duh hyung hampir terlambat" panik Taehyung sambil memasangkan dasi birunya di kerah baju. Jungkook mendengus lalu menarik dasi yang belum Taehyung ikat agar Taehyung mendekat dengan bibir yang maju disertai cibiran dibelakangnya

"Heum pagi" sindirnya. Taehyung tertawa kecil lalu mengecup dahi Jungkook juga bibir plumnya

"Maksud hyung, pagi istriku" ucapnya sambil memperhatikan Jungkook yang sedang memasangkan dasi padanya.

Setelah dasinya terikat, Jungkook menepuk dada Taehyung dan melangkah satu kali kebelakang. Dilihatnya tas yang Taehyung bawa dan menghembuskan nafasnya berat

"Laptop?" tanya Jungkook, Taehyung menepuk dahinya dan tanpa menjawab Taehyung segera berlari keruang kerjanya. Lalu kembali turun sembari menutup tas. Mendengar derap kaki dari tangga Jungkook menolehkan kepalanya dan menscan ruangan dengan mata bulatnya lalu ia melihat berkas diatas lemari mainan anak-anaknya.

"Berkas keperluan meeting?" tanya Jungkook lagi dan Taehyung kembali keatas menuju kamar utama.

Tak lama teriakan dari lantai atas terdengar

"Hyung lupa menaruhnya dimana, bisa Kookie bantu hyung?!"

"Ada diatas lemari mainan Junghyun juga Jeongsan" balas Jungkook yang juga berteriak.

Daddy, I Can't Wait Anymore! [Taekook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang