35. Tak Dianggap Yak?

4.7K 224 56
                                    

Maaf typo bertebaran
Jangan lupa vote dan comment
Follow akun author yak 🙏
Jangan lupa vote+comment yak
Jangan lupa follow akun author
@pejuangpeka

Hollaa yang masih nungguin ini cerita angkat tangan✋.. Absen kuy😇😇

Angkat tangan mu shegi😂

Maap gaes baru update 🙏🙏 aku udah niat padahal Buka hp tuh mau nulis wattpad.. Tapi baru juga nyalain hp aku khilaf buka whatsapp 😂😂 rame sih gegara 😂😂

Oh iya gaes aku bikin Grup Chat loh, baru jalan 3 hari.. Ini kumpulan Wattpaders, ada yang mau gabung?? Kalo ada tulis aja nomor kalian di komentar.. Ntar tak masukin..😇😇



















Happy Reading


Dua bulan aku menunggu Mas Lano memberikan kasih sayangnya pada Vano.. Mas Lano tak memenuhi ucapannya saat malam itu, malam dimana kita akan berpisah, tetapi gagal.. Aku tetap setia menunggu perubahan sifat Mas Lano.. Karena aku yakin lambat laun dia akan berubah.. Aku yakin itu.. Setiap doaku aku selalu memohon agar Mas Lano tak salah jalan, dan bisa sadar bahwa ada anaknya yang membutuhkan kasih sayangnya..

Aku sekarang sedang menyusui Rasya, bagaimanapu juga dia tidak tau apa-apa, dia bayi yang tak berdosa, aku tak tega jika membencinya. Rasya bayi mungil, dia tumbuh menjadi anak yang cantik, tapi aku heran kenapa dari semua yang ada di Rasya menurun dari Reisya semua.. Bahkan secuil aja tak ada yang mirip dengan Mas Lano.. Dari wajah, hidung mungil, mata sipit, pipi gembul dan juga warna kulit, warna kulit? Sepertinya ini bukan warna kulit Reisya maupun Mas Lano.. Reisya mempunyai kulit putih bersih sedangkan Mas Lano putih sih putih tapi tidak seputih Reisya..

Rasya seperti copas an Reisya.. Mas Lano tak kebagian sedikitpun.. Apa dulu mereka membuatnya yang terlalu bersemangat si Reisya ya, mangkanya anaknya mirip ibunya... Entahlah aku tak tau.. Aku mengenyahkan segala pikiran burukku.  Jika nanti aku berfikir yang tidak tidak bisa menimbulkan masalah baru..

Rasya semangat sekali menyusunya, aku sampai tersenyum kegelian ketika dia menggigit putingku.. Walaupun belum tumbuh gigi tetapi agak sedikit sakit sih.. Oh ya Vano sudah tidur duluan, tadi sebelum menyusui Rasya Vano sudah menyusu dulu.. Sekarang Vano tidur di ranjang bayinya..

Setelah menyusui Rasya dan dia sudah terlelap aku menggendongnya ke kamar Mas Lano.. Ya sekarang aku dan Mas Lano pisah kamar.. Dan aku tak pernah tidur bersama Rasya kecuali ketika Mas Lano ada pekerjaan keluar kota... Selama dua bulan ini kita berbicara hanya seperlunya, dia juga menjawab ucapanku dengan singkat..

Ceklek

Aku membuka pintu kamar Mas Lano dengan Rasya yang berada digendonganku.. Aku melihat Mas Lano yang sedang berkutat dengan dokumen nya, dia menoleh sekilas ke arah pintu. Aku masuk kekamar dan menaruh Rasya pelan pelan di kasur.. Setelah itu aku menaruh bantal dan guling di sekitar Rasya agar dia tidak jatuh..

"Mas jangan tidur terlalu malam, nggak baik buat kesehatan.." Ucapku sambil berjalan memunguti kertas yang berserakan..

Kebiasaan Mas Lano ketika pusing dengan pekerjaannya dia akan mengobrak-abrik kertas yang ada disekitarnya..

"Hmmm." Hanya jawaban itu yang aku dengar selama dua bulan ini..

"Ini, jangan di obrak-abrik lagi, aku mau tidur" Ucapku menaruh kertas tadi di mejanya..

Mistake My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang