46. Reality

6.7K 364 126
                                    

Maaf typo bertebaran
Jangan lupa vote dan comment
Follow akun author yak 🙏
Jangan lupa vote+comment yak
Jangan lupa follow akun author
@pejuangpeka


안녕하세요.....



Double up beneran uy😂😂😂

Masih nulis dulu tadi gaes... Abis up nulis lagi jadinya agak lama🙏🙏🙏

Aku nulis langsung up jadi maaf banyak typo


Happy Reading.








Sejak pulang dari kantor tadi, fikiran Lano terus di penuhi ucapan Aldo tadi..

"Aldo sialan... Gara-gara dia aku jadi seperti ini... Tapi masa iya aku jatuh cinta sama Devi?? Arghhh mikir apa aku ini.... Sadar Lano, sadar.. Dia sudah menjadi mantan istri kamu" Vano berteriak dan mengacak rambutnya frustasi melemparkan tubuhnya yang di ranjang dan memejamkan matanya...

******

Delano pov

Aku sedang menikmati secangkir kopi di temani Rasya yang sedang bermain di lantai.. Sejak Devi dan Vano pergi, Rasya marah tapi aku bisa mengatasinya...

Aku menonton televisi tetapi pandanganku fokus pada koran yang aku baca.. Aku menyesap kopiku pelan.

Breaking news... Seorang investor bernama Nando Fadlin ternyata dia bukanlah investor sungguhan.. ternyata dia adalah buronan polisi dari negara sebelah.. Dia menyamar sebagai investor dan merebut perusahaan perusahaan ternama... Disini Saya sudah bersama Pak Hari selaku polisi yang menyelidiki masalah ini.. Jelaskan pak Hari, oke jadi..............................


Seketika aku tersedak kopi yang aku minum... Panas tenggorokanku tak sepanas hatiku.. Untung saja kemarin aku tak jadi bekerja sama dengan dia..

"Hufttt syukurlah" Ucapku menghembuskan nafas kasar.

"Kenapa Pa??" Tanya Rasya yang sedang bermain di bawah..

"Itu investor abal abalan ditangkap polisi... Untung saja Papa nggak jadi bekerja sama dengan dia dulu" Jawabku..

"Yang kemarin buat Papa marah pas pulang kerja?" Aku mengangguk..

"Iya emangnya kenapa sayang??" Tanyaku.

"Yang bikin Papa nggak pulang seharian itu?" Aku mengangguk lagi.

"Iya.. Yang dokumennya kena kopi" Jawabku..

"Papa ingat siapa penyelamat Papa waktu itu?" Rasya semakin ngawur ngomongnya.. Aku tak paham arah pembicaraannya..

"Maksudnya?"

"Papa ingat sebelum Papa meeting malamnya ada kejadian apa?" Aku mengangguk.

"Iya. Waktu itu Vano menumpahkan kop......"

"Nah Kak Vano lah penyelamat Papa... Seandainya Kak Vano nggak numpahin kopi di dokumen Papa pasti Papa sekarang nggak seberuntung ini... Pasti perusahaan Papa juga diambil oleh orang itu"

Deg

Aku paham arah bicara Rasya... Kenapa aku bodoh sekali... Aku lupa bahwa Vano lah penyelamatku.. Seandainya dulu dia tak menumpahkan kopi di dokumenku, pasti sekarang aku jatuh miskin..

Mistake My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang