54. Bimbang

4.7K 217 20
                                    

Maaf typo bertebaran
Jangan lupa vote dan comment
Follow akun author yak 🙏
Jangan lupa vote+comment yak
Jangan lupa follow akun author
@pejuangpeka

안녕하세요.....

Part ini pendek dan gaje.. Gtw kenapa semakin kesini makin males nulisnya... Pengen cepet² nulis cerita baru aja tapi yg ini blm ending... 😭😭 mungkin 2 atau 3 part lagi bakalan end soalnya udah males nulis.. Dari pertama nulis cerita tuh pas mendekati end pasti aku males nulis.. Bawaannya pengen cepet² nulis cerita baru...




Oh iya gaes.. Ada yang main Line nggak?? Chat di Line kuy.. Kita bahas kelanjutan cerita ini di chat.. Dan ntar aku bahas cerita baru juga...

Kalau ada nih Id Line aku @dhanizkdlin... Aku nggak main Whatsapp soalnya 😢




Happy Reading...



Sudah satu jam Rasya menunggu Lano di tangani Dokter.. Sejak tadi dia mondar mandir di depan pintu... Lano masih ditangani oleh Dokter didalam..

"Seandainya aku tadi bisa mencegah orang tadi memukuli Papa, mungkin Papa tak akan seperti ini.. Tapi apa dayaku yang hanya bisa melihat tanpa bisa berbuat apa-apa.. Papa melarangku untuk ikut campur... Walaupun dia dibunuh pun dia ikhlas... Sungguh begitu besar penyesalanmu Pa.." Ucap Rasya di depan pintu.. Dia duduk di kursi tunggu menaikkan kakinya menenggelamkan wajahnya di lututnya..

"Ya Allah.. Tolong sembuhkan Papa. Aku tak ingin kehilangan dia Ya Allah.. " Rasya menangis di sana.

"Rasya gimana keadaan Papa kamu?" Tak lama kemudian Mama Lano datang setelah mendapat kabar bahwa Lano masuk rumah sakit.. Dia menghampiri Rasya yang menangis di kursi tunggu..

Sebenarnya dia sudah berada disini dua hari.. Tadinya dia juga ingin ikut ke rumah Devi. Tapi Lano melarangnya..

"Nenek..." Rasya mendongakkan wajahnya dan menghambur ke pelukan Neneknya...

"Papa Nek... Aku nggak mau kehilangan Papa... Aku sayang Papa Nek..." Rasya menangis di pelukan Neneknya...

"Kamu tenang aja.. Papa kamu pasti akan sadar... Dia orang yang kuat.. Kita berdoa aja disini.. Semoga Papa kamu cepetan sembuh" Ucap Mama Lano sambil menangis.. Rasya hanya mengangguk sambil menangis..

"Nek, Papa kayak gini gara-gara lelaki dirumah Bunda" Ucap Rasya lirih..

"Nenek tau... Ini semua salah Nenek.. Jika Nenek nggak menuduh Devi, mungkin Papa dan Bundamu hidup bahagia sekarang.. Mungkin Papamu tak akan sekarat seperti ini... Ini semua salah Nenek.. Harusnya yang meminta maaf Nenek, bukan Papa kamu.. Seharusnya Nenek yang ada disana sekarang, bukan Papa kamu... Jika bisa biar Nenek aja yang gantiin posisi Papa kamu disana" Ucap Mama Lano dengan tangisan yang tak terbendung lagi..

"Nenek..  Kita disini nggak boleh saling nyalahin diri sendiri... Kita harusnya berdoa... Ini semua sudah takdir.. Ini cobaan Nek" Rasya memeluk Mama Lano menenangkannya..

"Tapi ini semua salah Nenek Rasya..." Mama Lano menangis dipelukan Rasya..

"Kita berdoa aja semoga Papa cepat sadar dan kita perbaiki semuanya" Mama Lano mengangguk..

Tak lama kemudian pintu ruangan terbuka.. Mereka berdua langsung menghampiri Dokter tadi..

"Dokter gimana keadaan Papa saya?"

Mistake My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang