11. Hislerim

4.7K 576 19
                                        

Jujur lagi senang sekali sama apresiasi dari kalian:') Selalu kasih aku semangat, it's literally cherish me up dan bikin aku semangat buat nulisnya💜
Sayang kalian banget, terima kasih banyak banyak💜

Dan buat yang masih belum appreciate cerita aku tapi tertarik buat baca, semoga kalian juga mau dukung aku lanjutin cerita ini ya, cukup dengan tekan bintang kok, aku juga sayang kalian! Terima kasih sudah menyempatkan untuk membaca💜

Happy reading peeps!

"Kau tidak ingin pulang?" Tanya Mingyu setelah melirik jam tangannya menunjuk pukul sepuluh malam.

Da In yang masih asik dengan ponselnya sambil berbaring di sofa terdistraksi dan bangkit dari posisi tidurnya. Dia menatap Mingyu sejenak sebelum berdengus sebal. Mingyu tidak tahu sebenarnya Da In sedang menunggu pesan dari Taehyung dari tadi. Dan selarut ini pun belum ada kabar darinya. Lagi-lagi Da In merasa Taehyung sedang bermain-main dengannya.

"Baiklah. Antarkan aku ke halte." Pinta Da In.

"Aku bisa mengantarmu ke rumah. Ini sudah malam." Sahut Mingyu ikut beranjak dan bersiap mengambil kunci motornya.

"Tidak. Ke halte saja. Aku bisa berjalan darisana."

Dan itulah penyebab Da In berjalan sendirian dimalam hari dengan jaket Mingyu bertengger dipundaknya. Dia sengaja tidak mengindahkan ultimatum Taehyung. Lagipula Taehyung tidak akan membunuhnya jika kedua sahabatnya tahu mereka tinggal bersama. Setidaknya, Taehyung tidak akan bertindak sejauh itu kan? Mengingat peringainya yang begitu mengerikan, membuat Da In butuh memantapkan hati untuk sekedar pulang kerumah saja.

Da In membuka pintu perlahan. Masih ada sepatu Jungkook dan Jimin disana. Mereka benar-benar belum pulang. Pantas saja Taehyung belum menghubunginya.

Da In melangkah menuju dapur yang terlihat gelap karena pelayan pasti sudah pulang. Dia memutuskan melalui tangga dapur untuk menuju kamarnya meskipun harus berputar dari pintu masuk. Jika dia melewati tangga depan, maka dia akan melewati kamar Taehyung terlebih dahulu. Bukan tidak mungkin dia akan ketahuan pulang sebelum Taehyung menghubunginya. Kemudian perang dingin akan kembali terjadi.

"Song Da In?" Suara seseorang dari arah dapur menghentikan langkahnya menuju tangga.

Sial. Disini terlalu gelap sehingga Da In tidak menyadari presensi seseorang disana. Mau tidak mau Da In berbalik dan betapa terkejutnya mendapati seseorang yang tidak diharapkan. Jujur saja, disaat seperti ini Da In lebih baik bertemu Taehyung dan memberikan alasan karena pulang cepat daripada harus bertemu dengan Jungkook.

Iya, Jungkook. Pria yang sudah berdiri dihadapannya menatap dengan ekspresi penuh tanya. Da In hanya tersenyum kikuk dengan beberapa deret gigi yang terlihat. Sebentar lagi Jungkook pasti merutukinya dengan banyak pertanyaan.

"Apa yang kau lakukan disini?" Tanyanya dengan tatap penuh curiga.

"O-oh, itu— aku..."

"Da In?" Panggil orang lain lagi dari arah tangga. Kegelapan membuat wajah orang yang sedang berjalan turun itu tidak terlihat jelas. Namun hanya dengan mendengar suara dan melihat figur siluet itu, Da In tahu betul siapa orangnya.

"Shit!" Umpatnya pelan mengutuk diri sendiri. Dia seperti mendapat double-kill dalam satu waktu. Bertemu dengan Jungkook di dapur dan Taehyung memergokinya sekarang.

Hening sedetik, dua detik, dan berakhir pada detik ketiga ketika pria lain muncul dari atas tangga.

"Kook, lama sekali sih mengambil minu—"

Sweet ScarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang