Trigger Warning!🔞
Including mature explicit contents
—Taehyung berlari tergesa-gesa. Langkahnya terseok kesana-kemari. Berhenti tiap bertemu dengan seorang perawat dan menanyakan sesuatu. Lalu kembali berlari mengikuti arah yang ditunjuk. Berhenti diujung lorong. Mendapati Jimin tengah duduk di kursi dengan tangan mengatup rapat, merapal doa. Sedangkan Jungkook berdiri di ambang pintu terlihat khawatir. Suasana menjadi semakin tegang saat Taehyung menghampiri mereka.
"Dimana Da In?" tanyanya masih bernapas pendek-pendek.
Jimin beranjak, menepuk pundak Taehyung sekilas, "masih di dalam."
Beberapa menit kemudian penantian berakhir. Ditandai suara tangis seorang bayi yang menggema di seluruh koridor. Ketiga pria disana saling melempar tatap terkejut. Lantas memeluk satu sama lain penuh suka cita. Akhirnya, yang ditunggu-tunggu sudah sampai ke dunia dengan selamat.
—
Aroma obat-obatan dan bahan kimia khas rumah sakit menyeruak di setiap sudut. Taehyung tengah berjalan dengan sebuket bunga ditangannya. Sampai di depan ruangan dan membuka pintu perlahan. Senyumnya merekah, telrihat bahagia sekali. Netranya terpatri pada entitas cilik terbalut lampin biru muda di pangkuan seorang wanita yang menatapnya tiada henti. Wanita itu mengalihkan atensi saat Taehyung berdiri disebelah ranjang.
"Terima kasih, Tae," ujar wanita itu setelah Taehyung mengulurkan bunganya. Pandangannya sesaat menoleh di balik tubuh Taehyung, "dimana Da In?"
"Sebentar lagi dia datang," sahut Taehyung.
"Jadi, kapan kau akan menikahinya?" kali ini Jimin yang berdiri dihadapan Taehyung berujar.
Taehyung mengedikkan bahu, "entahlah, Ji. Kau tahu sendiri aku sudah melamarnya berkali-kali. Dan dia menolaknya berkali-kali." sahut Taehyung lagi, kali ini tertunduk. Sorotnya terlihat penuh kesedihan.
"Bersabarlah sedikit lagi. Aku yakin dia pasti akan luluh cepat atau lambat. Dia mencintaimu, Tae. Dia hanya butuh waktu untuk melupakan semua rasa sakit dihatinya," ucap Yoonhee menenangkan.
Setahun terakhir, Taehyung tak henti-hentinya memperbaiki hubungan dengan Da In secara perlahan. Memberi memori-memori bahagia. Membantu Da In ketika pertama kali berpindah ke Valley Hills dan mengembangkan perusahaan keluarganya disana. Mengajak bepergian tiap akhir pekan. Menyambut kedatangan Da In dan memberinya perhatian ekstra jika bekerja lembur. Melakukan cuddle semalam suntuk dan bercerita banyak hal sebab dia tahu Da In menyukainya. Semua usaha sudah dilakukan. Namun hingga kini, Da In masih belum bisa menerimanya. Meski sudah tinggal bersama di sebuah apartemen mewah, mereka belum memiliki ikatan resmi. Da In masih ingin menata karir, katanya. Karena sekarang dia mulai melanjutkan bisnis keluarga. Mengembangkan sayap ke Valley Hills dari Seoul. Mendirikan perusahaan sendiri dengan bantuan dari sekertaris Lee. Pun butiknya di Manhattan sudah berkembang pesat. Dia melakukannya hanya dalam setahun. Meski perusahaannya kini masih merintis.
"Apa kalian sedang membicarakanku?" suara wanita lain menggema. Mencuri perhatian tiga orang di tengah ruangan. Da In berjalan dengan bibir cemberut. Dia tahu pasti sedang menjadi bahan omongan tiga orang disana.
"Pelankan suaramu! Kau bisa membuat anakku terkejut," desis Jimin yang langsung mendapat tatapan sinis dari Da In.
"Sekarang dia anakmu? Ingatlah kau tidak ingin membantu persalinan Yoonhee dengan alasan takut! Alasan macam apa itu? Seharusnya aku tidak merestui sahabatku dengan pengecut sepertimu," cecar Da In bertubi-tubi.
Jimin berhasil melotot, meski sedikit memaksa sebab matanya yang sipit, "apa kau bilang?!"
"Sudahlah," lerai Yoonhee melihat dua orang itu berseteru. Sementara Taehyung hanya tergelak dengan situasi disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Scar
FanfictionMature Contents🔞 If loving you is a mistake, then I don't want to be right. ✨Written in Bahasa Indonesia ✨Casadelcisne, 2020