29. Another Frigid Night

4.6K 471 23
                                    

Hazel Da In menatap lekat netra Taehyung. Kali ini dia benar-benar sudah lelah diam dan bertahan. Namun juga ragu untuk menghancurkan tembok yang telah dibuat sedari lama. Hingga pada akhirnya tangannya melayang menangkup kedua pipi Taehyung. Menggunakan ujung kakinya sebagai tumpuan ketika menjijit—menyamai tinggi pria itu. Sedetik kemudian menyatukan kedua bibir mereka. Berhenti disana. Tidak ada pergerakan ataupun lumatan dari keduanya. Da In berharap dia mampu menyalurkan rasa yang ada dihatinya melalui kecupan itu. Jelas Taehyung terkesiap dengan Da In. Alih-alih membalas ciuman itu, Taehyung juga terdiam berusaha memahami situasi yang sedang terjadi.

Entah bagaimana Taehyung menjadi tidak peka dengan tatapan Da In. Jika ada orang lain yang melihat hal itu, akan dengan sangat mudah menebak betapa Da In mencintai Taehyung saat ini. Mungkin sama halnya seperti Da In, Taehyung juga dibutakan oleh cinta—pada Ara. Bahkan Taehyung tidak mampu mengeluarkan air mata ketika hubungan mereka berakhir sebab begitu mencintai kekasihnya.

Suasana menjadi hening setelah Da In melepaskan tautan bibir mereka. Kembali obsidiannya menatap Taehyung dalam.

"Tae, ada satu hal yang harus kusampaikan padamu. Aku rasa ini bukan waktu yang tepat karena kau baru saja putus dengan kekasihmu, tapi aku harus mengatakannya sekarang." Ujar Da In serius mengubah atmosfer menjadi tegang seketika.

"Aku harap ini tidak mengejutkanmu," Da In menghela napas sebelum berucap, "sebenarnya, sekarang aku sedang menyukai seseorang. Aku terlalu menyukainya hingga terjebak dengan perasaanku sendiri. Aku tidak tahu bagaimana harus mengatakan hal itu karena dia tidak merasakan hal yang sama. Dia—memiliki seseorang yang begitu dicintai."

Hening kembali. Taehyung memperhatikan Da In dengan cara yang sama—datar. Sekarang Da In terlihat bodoh. Sempat berharap Taehyung akan mengerti ketika dia mengatakan hal itu. Menahan rasa nyeri yang tiba-tiba saja muncul pada dadanya. Jadi, seperti inilah perasaan Taehyung padanya. Tidak akan pernah berubah.

"Da In, kau—"

"Ya. Aku menyukaimu Kim Taehyung. Tidakkah kau mengerti hal itu? Semua yang aku lakukan ketika kau butuh pelampiasan, semua yang kita lalui, semua perlakuan manismu padaku, semua rasa sakit yang kau berikan, itu nyata untukku. Aku tidak baik-baik saja, Tae. Aku tahu kau melarangku untuk melibatkan perasaanku padamu, tapi apa yang bisa ku lakukan jika kau selalu memberi harapan padaku? Aku tahu ini salah. Tapi jika mencintaimu adalah sebuah kesalahan, maka aku tidak ingin menjadi benar. Kau adalah kesalahan yang ku anggap benar. Aku—mencintaimu." Lirih Da In dengan air mata sudah mengalir seperti sungai diatas pipi merahnya.

Taehyung terdiam. Sekarang dia melihat rasa sakit yang tersirat dari hazel Da In. Melihat sesuatu mengalir membasahi wajah gadis itu, sedikit menyayat hati. Terisak namun emosi juga ikut menyelimuti tatapan nanar Da In padanya.

"Da In," Taehyung mengulurkan tangan menghapus air mata Da In, meraih dagu gadis itu agar menatapnya kembali, "kau tidak mencintaiku. Itu hanya perasaan semu yang muncul karena kau membutuhkan seseorang saat kau terpuruk. Aku menyakitimu, maafkan aku. Aku tidak bermaksud memberimu harapan dan menghancurkanmu perlahan. Kau hanya melihatku sebagai orang yang paling dekat denganmu ketika kau sedang berada di fase tersulit dalam hidup, itu sebabnya kau merasakan hal itu. Percayalah, perasaanmu tidak nyata Da In. Kau tidak benar-benar mencintaiku."

Hancur sudah seluruh harapan yang ada dihati Da In. Hatinya luluh lantak. Air matanya tidak sedikitpun berniat untuk terhenti. Menatap lirih pada pria yang masih memandangnya dengan tatapan yang sama. Benar-benar tidak menyangka Taehyung akan menolaknya segamblang ini. Rasanya teramat sakit.

Da In tergelak rendah lalu tersenyum miris, "kau benar, mungkin perasaanku semu. Aku tahu akan berakhir seperti ini. Menghapus sesuatu yang tidak nyata tidak terlalu sulit bukan? Aku pernah tidak mencintaimu, dan aku bisa kembali pada masa itu. Jangan mengkhawatirkanku. Aku lega sudah mengungkapkan ini. Setidaknya aku tidak lagi harus memendam perasaanku." Final Da In.

Sweet ScarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang