3. Awkward Breakfast

5.9K 721 14
                                        

Please kindly press vote before reading. Try to appreciate writer if you enjoy this story. Thank you.

With Love, x.

Jika Da In boleh mengambil kesimpulan, Taehyung itu paradoksal. Wajah kelewat tampannya sangat berbanding terbalik dengan sifatnya. Memang Da In tidak banyak berteman dengan pria disekolah lamanya. Tapi setahunya, para pria tampan memiliki sifat yang juga tampan, seperti pangeran-pangeran dalam dongeng anak-anak. Setidaknya dengan melihat bagaimana Tuan dan Nyonya Kim, sedikit-banyak seharusnya Taehyung memiliki kesamaan. Tapi dia sangat berbeda, selain perihal rupa selebihnya begitu kontras.

Kesimpulan yang lain, Taehyung memiliki dualitas. Seingatnya, dua hari yang lalu ingin sekali memaki Taehyung karena ultimatum yang diberikan. Sedangkan pagi ini dia tersenyum tanpa bersalah sambil menyantap makan paginya. Bahkan Taehyung tidak sedikit pun memberikan atensi pada Da In. Dia juga tidak berharap perhatian dari Taehyung, sih.

"Da In, hari ini kau berangkat bersama Taehyung dulu. Sekertaris Lee masih mengurus mobil barumu." Da In terkesiap. Mobil baru kata Tuan Kim. Untuk Da In.

"Tapi, saya tidak bisa menyetir. Selama ini saya selalu diantar supir keluarga kemana-mana." Sahut Da In.

"Kalau begitu kenapa tidak tinggal bersama supirmu saja dirumahmu sendiri?" Cibir seseorang dihadapan Da In yang masih dengan ekspresi tanpa rasa bersalah. Da In sedikit terganggu dengan kalimat yang asal keluar dari mulut Taehyung.

Tangan Nyonya Kim menyentuh punggung tangan anak laki-lakinya. Mengisyaratkan untuk melihat pada Da In yang sudah merubah air mukanya menjadi masam.

Nyonya Kim bersiap untuk angkat bicara, menengahi situasi canggung yang terjadi antara Da In dan Taehyung. Atau mungkin hanya Da In yang merasa canggung dan asing ditengah keluarga ini.

"Begini saja. Kalian kan sekolah ditempat yang sama, bagaimana kalau kalian berangkat dan pulang bersama saja? Sementara Da In tidak perlu menggunakan mobil pribadi karena tidak bisa menyetir. Taehyung juga bisa mengajarimu nantinya. Setelah kau bisa menyetir, aku akan memberitahu sekertaris Lee."

Ide buruk. Melihat ekspresi tidak suka dari wajah Taehyung membuat Da In sadar itu adalah ide buruk.

"Tidak papa, Nyonya Kim. Saya bisa menggunakan transportasi umum untuk pergi ke sekolah. Lagipula halte bus tidak terlalu jauh dari sini." Jawab Da In.

"Kenapa kau harus melakukannya? Benar kata ibu, kita bisa pergi bersama."

Da In terkesiap. Tuan dan Nyonya Kim tersenyum atas jawaban anak mereka. Da In memiliki firasat buruk akan hal ini.  Beberapa detik lalu Kim sialan Taehyung itu terdengar tidak suka dengan keputusan ibunya. Detik berikutnya tiba-tiba saja dia mengiyakan. Lihat kan? Benar-benar dualitas yang mengerikan. Melihat senyum asimetris yang perlahan muncul dari wajah dingin pria dihadapannya menciptakan prasangka dalam pikiran Da In. Dia jadi penasaran apa yang sedang pria itu rencanakan.

Sedikit ya part ini? Hehe. Tapi kalau kalian berbaik hati memberi vote, hari ini akan double update!

Anyway, Happy 7th Anniversary uri Bangtan💜 7 To Eternity With BTS💜

So, sudah berapa kali kalian ngerayain anniversary bareng Bangtan?

Sweet ScarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang