42. Only Happiness Last Longer

5.5K 469 14
                                    

Warning, 2K+ words

Biar feels nya makin dapet, bisa baca sambil dengar mulmednya;)

Semesta sedang berpihak pada dua hati yang mendamba. Kim Taehyung dengan usahanya selama enam tahun belakangan mencari Song Da In, tidak menjadi sia-sia. Pun Song Da In yang selama enam tahun berada dalam penantian semu, menemukan celah yang bisa mengakhiri penantiannya.

Setelah seluruh pertahanan berhasil diruntuhkan, disinilah Da In berada. Dengan pakaian basah kuyup karena menerobos hujan menuju apartemen Boulevard, berdiri gemetaran menanti pintu terbuka. Kedua tangan menggenggam erat menahan dingin. Lalu mengetuk lebih kuat pintu dihadapannya. Orang yang dicari menampakkan diri. Terkesiap sesaat melihat Da In seperti kehilangan kewarasan ketika berdiri mematri di depan unitnya dalam keadaan basah. Benar, Da In memang sedang hilang akal.

"Kim Taehyung, kau tahu aku sangat membencimu kan?" Da In berhenti sejenak. Pertanyaannya retorik, tidak membutuhkan jawaban. Taehyung terdiam mencoba mengerti situasi yang sedang terjadi. "Enam tahun, Taehyung. Aku hampir gila selama enam tahun karena dirimu. Selama itu aku mencoba melupakanmu. Merelakan seluruh perasaanku yang membuatku menjadi menderita karena jatuh terlampau jauh. Sialnya, kehadiranmu membuatku meruntuhkan segalanya. Ya, kau betulan sialan."

"Da In, maafkan aku. Aku tahu—"

Kalimat Taehyung terputus tepat saat Da In menangkup kedua pipinya. Melayangkan ciuman panas dan berhasil membuat Taehyung terhenyak. Lalu Taehyung terpejam. Menarik tubuh Da In masuk kedalam unitnya dan menahan tubuh Da In di balik pintu. Suasana menjadi semakin panas ketika lidah saling membelit dan saliva beradu. Da In menopang tangannya pada leher Taehyung. Sedangkan pria itu mengangkat tubuh Da In dan melingkarkan paha Da In pada pinggangnya. Sedetik kemudian membawa Da In menuju kamar. Menurunkan di atas ranjang dan membiarkan ciuman mereka terlepas. Napas saling terengah,  berebut oksigen. Namun tangan Taehyung tidak tinggal diam. Melucuti satu persatu fabrik yang melekat pada tubuh Da In.

Lalu Da In kembali menarik Taehyung pada ciuman yang lebih panas, lebih dalam. Menimbulkan suara decapan dan desah tertahan. Penuh emosi dan perasaan. Tubuhnya bergerak resah sebab semakin memanas. Begitu pula Taehyung yang sudah menanggalkan seluruh pakaiannya kecuali celana dalam yang masih melekat.

"Da In, apa kau yakin?" tanya Taehyung memastikan di sela ciuman mereka. Da In mengangguk singkat. "Aku tidak memiliki pengaman."

Da In menghentikan ciuman sepihak, "I got my pills," jawabnya sambil menyeringai.

Taehyung tertegun tak percaya, "jadi kau sudah menyiapkan ini, huh?" tanyanya jahil mengulas senyum asimetris. Tanpa membuang waktu lagi, Taehyung melancarkan aksinya. Sudah sangat siap dibawah sana. Lelah menahan diri. Ingin sekali melepas semua malam ini. Teramat rindu.

Malam dingin yang terasa hangat. Tubuh bertaut panas. Desahan yang beradu sudah menjadi alunan musik pengiring. Pun bunyi kecipak pada tiap friksi. Da In mendesah kuat, sementara Taehyung menggeram rendah. Menumpahkan seluruh rindu dan amarah bersamaan dalam sesi bercinta. Berakhir dengan erangan lantang keduanya yang menandakan telah saling mencapai puncak euforia.

Da In memejam kelelahan dalam pelukan hangat Taehyung dengan tubuh telanjang yang bersentuhan dibawah selimut tebal. Nyaman sekali. Teringat kembali memori ini. Memuakkan, sebab selalu berakhir Da In ditinggalkan pada titik nyaman. Namun mengingat lagi bagaimana indahnya ketika mereka berbagi peluh bersama.

"Aku membencimu, Kim Taehyung," bisik Da In sebelum terlelap.

"Aku juga mencintaimu, Song Da In." sahut Taehyung lega selagi memberikan kecupan pada puncak kepala Da In.

Sweet ScarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang