12. Aphrodite And Anchises

5K 502 11
                                    

Tidak ada yang berbeda pagi ini, masih sama seperti beberapa hari belakangan. Setelah kejadian semalam, Da In lebih banyak diam dan terlihat tidak ingin membuka pembicaraan sama sekali. Sementara Taehyung, menurut Da In mungkin Taehyung mengidap alexitimia—saat menunjukkan peringai buruknya.

Dalam diam, Da In menyantap roti panggangnya. Di seberang meja, Taehyung menikmati pancake dengan sirup maple. Tuan dan Nyonya Kim belum kembali dari perjalanan bisnisnya. Seharusnya hari ini mereka sudah berada dirumah, tapi semalam Nyonya Kim mengabari pesawat mereka mengalami delay dan harus tertunda beberapa jam. Paling tidak, nanti sore mereka baru tiba di Korea.

Setelah menghabiskan sarapan masing-masing, mereka beranjak dari ruang makan. Masih seperti biasa, Taehyung selesai terlebih dahulu dan meninggalkan Da In untuk berangkat ke sekolah sendiri. Namun ada yang berbeda pagi ini. Da In menghentikan langkahnya melihat mobil Taehyung masih berada di halaman. Sang pemilik mobil muncul dari belakang dan mengejutkan gadis yang tengah berusaha menguncir surai coklatnya.

"Berangkat bersamaku saja." Ujarnya sambil berjalan berlalu. Da In masih terdiam ditempatnya. Memperhatikan punggung Taehyung yang kemudian berbalik. "Tunggu apa lagi? Kita bisa terlambat jika harus menunggumu melamun."

"Aku bisa naik bus seperti biasa."

"Apa kau ingin memulai perdebatan di pagi hari?" Ucap Taehyung lagi kemudian masuk ke dalam mobilnya.

Da In menggelengkan kepala atas sikap anak Tuan Kim itu. Bagaimana bisa pemuda satu ini memiliki sifat yang berbanding terbalik dengan orang tuanya? Setelahnya, Da In melangkah menuju mobil Taehyung. Setidaknya berangkat bersama tidak memakan waktu karena harus berjalan ke halte dan menunggu beberapa menit hingga busnya datang.

Keheningan terjadi sepanjang perjalanan. Da In sibuk berkutat dengan pikirannya, sementara Taehyung hanya fokus pada jalan. Sesekali Da In menoleh pada pria disampingnya. Oh, jika saja orang melihat figur itu tanpa tahu sifat aslinya, mereka pasti sudah jatuh cinta sekali tatap. Profil samping Taehyung benar-benar gambaran dari kata sempurna. Rahang tegas sekaligus tajam menjadi sorotan utama. Garis hidung tinggi yang membuat para wanita pasti ingin merasakan sentuhan puncak hidung itu pada pipinya. Ditambah satu tangan melekat pada kemudi dengan tonjolan vein yang menawan, sementara tangan satunya lagi bersandar pada kaca mobil untuk menyangga kepalanya. Kim sialan Taehyung.

Da In menelan ludah melihat betapa indah ciptaan Tuhan satu ini. Menyadari ada yang salah dengan pikirannya, Da In mengalihkan pandangan dan mengutuk dirinya sendiri guna menepis semua pikiran barusan.

"Apa Mingyu mengatakan sesuatu padamu?" Tanya Taehyung tiba-tiba memecah keheningan diantara mereka.

Da In segera kembali pada dunia nyata dan menjawab, "jawaban apa yang ingin kau dengar?"

"Sesuatu yang privasi misalnya. Ku lihat kau sangat dekat dengannya." Sahut Taehyung membuat Da In kembali memberikan atensi padanya, sedangkan dia masih fokus pada jalan raya.

"Berteman dekat bukan berarti bisa menceritakan hal-hal privasi Kim Taehyung. Terkadang ada beberapa hal yang kau tidak bisa katakan pada orang lain, such as your dark secret." Jelas Da In kemudian mengalihkan lagi pandangannya pada arah jalan raya. Taehyung terlihat tidak tertarik dengan jawaban Da In. Tentu saja karena itu bukan jawaban yang diinginkan.

Setibanya di sekolah, mereka disambut dengan keberadaan Jimin dan Jungkook di area parkir. Mereka juga baru saja datang bersama. Da In berjalan mendahului Taehyung dan menyapa dua pria tampan disana. Selain Taehyung, sebenarnya Jimin dan Jungkook tidak kalah tampan. Mereka juga berasal dari status sosial yang sama. Tapi Taehyung itu berbeda. Ada satu hal dalam dirinya yang membuat Da In diam-diam menaruh perhatian dengan seksama untuknya.

"Kalian datang bersama lagi? Lama-lama kalian sendiri yang membuat seisi sekolah tahu." Celetuk Jimin saat Da In menghampirinya setelah turun dari mobil Taehyung.

"Kalian pasti akan jadi gunjingan." Tambah Jungkook terdengar seperti menyetujui kalimat Jimin.

"Bukankah aku sudah menjadi bahan gosip karena paras ini?" Sahut Da In diikuti kekehan dari Jimin dan Jungkook.

Melihat kehadiran seseorang, Jimin melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap Da In. "Bukan kau, tapi dia." Ujarnya sambil mengangkat dagu mengisyaratkan Da In untuk melihat yang dimaksud. "Dia lah yang selalu membuat para siswi bersemangat menggosipkan parasnya."

Da In menoleh ke arah yang Jimin tunjukkan. Seorang gadis dengan tubuh semampai karena kaki jenjang yang terlihat indah, paras luar biasa dengan senyum menawan dan rambut panjang bergelombang berjalan mendekati Taehyung yang baru saja keluar dari mobilnya. Mata Da In membulat sempurna, dia bahkan mengagumi sosok perempuan itu. Sedetik setelahnya, Da In menatap Jimin dengan tatapan seolah mengutarakan pikirannya.

"Ya, dia kekasih Taehyung."

Sekarang Da In tahu kenapa Mingyu melakukan kesalahan yang pernah dia bilang. Melihat betapa cantik kekasih Taehyung, siapapun bisa dengan mudah jatuh hati. Dengan wajah dan tubuh sempurna itu, bahkan bisa membuat wanita lain sakit hati dan merasa tidak aman melihatnya. Jika kalian pikir Da In gadis tercantik di sekolah barunya ini, memang benar. Tapi kecantikan kekasih Taehyung berada satu tingkat diatasnya. Ya, gadis itu memang nomor satu di sekolah, begitu juga Taehyung sebagai pasangannya. Aphrodite dan Anchises. Serasi sekali.

Beberapa menit setelah berbincang, Taehyung dan kekasihnya menghampiri tiga orang yang memperhatikan mereka sedari tadi. Gadis itu kembali tersenyum dan melambaikan tangan menyapa Jimin dan Jungkook. Kemudian beralih pandang pada gadis yang sama tinggi dengannya.

"Kau murid baru di kelas mereka? Kita belum pernah bertemu sebelumnya. Aku Lee Ara." Sapa gadis itu mengenalkan diri sekaligus menjulurkan tangannya pada Da In.

Sangat jauh dari perkiraan. Da In pikir gadis seperti Ara merupakan tipe gadis angkuh dan sombong karena popularitas dan status sosialnya, apalagi ditambah paras itu. Ternyata dia sangat ramah. Berparas cantik dan bersifat manis. Hidup kadang terlihat tidak adil ketika memberikan kesempurnaan pada satu orang saja.

Dengan sedikit canggung Da In menjabat tangan itu dan memperkenalkan dirinya. Sementara di sebelah Ara, kekasihnya malah memperhatikan Da In dengan tatapan yang sulit diartikan.

Lee Ara

Lee Ara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sweet ScarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang