When you show up every night and tell me that you want me
But it's complicated, so complicatedWhen it hurts
But it hurts so good
—-Song Da In-
Petrikor menelusup dalam penciumanku. Hujan masih belum berhenti setelah mengguyur semalaman. Pagi yang dingin dihangatkan oleh kedua tubuh yang saling bersentuhan. Entah bagaimana pagi ini aku berakhir di atas ranjang Taehyung lagi. Mengesampingkan segala perasaan sakit ketika pria itu menatapku dalam, mengatakan bahwa dia menginginkanku. Membuatku semakin terjerat dalam pesona sialannya. Melupakan fakta bahwa dia memiliki kekasih ketika saling bergumul hebat diatas ranjang. Satu-satunya penyesalan yang aku rasakan adalah ketika aku berkali-kali terjatuh dan menciptakan rasa yang semakin menguat setiap harinya.
Dalam dekapannya aku selalu merasa hangat—nyaman. Satu lengan menjadi tumpuan leherku. Sementara tangan satunya memeluk pinggangku posesif. Seakan aku satu-satunya wanita yang paling dicintai. Wajah damainya adalah favoritku. Memperhatikannya terlelap dengan mata dan bibir terbuka sekilas. Rambut berantakan menutup seluruh dahi. Dia seratus delapan puluh derajat berbeda dengan Taehyung yang mendominasi. Tanpa aku sadari senyum diwajahku terbit dengan sendirinya.
"Apa tanganmu tidak kesemutan?" Tanyaku pada Taehyung yang bersikeras berpura-pura tertidur. Aku tahu dia sudah bangun beberapa menit lalu. Terlihat jelas dari nafasnya yang tidak teratur dan terdengar jantung yang berdetak lebih cepat.
Alih-alih membuka mata, Taehyung menarik tubuhku semakin mendekat. Menyebabkan permukaan kulit kami kembali bergesekan. Memberikan getaran hebat pada pusat syarafku. Sial. Aku tidak boleh terangsang sepagi ini. Akan sangat memalukan jika Taehyung mengetahuinya. Maka aku menggeliat tidak nyaman. Berusaha melepas dekapan pria ini. Pun Taehyung semakin menguatkan pelukannya dan mengunci seluruh pergerakanku. Menjadi tarik ulur dan berkelahi dalam diam. Jangan mengatakan pada Taehyung, tapi aku meyukai hal ini. Suka sekali. Tidakkah kami seperti kekasih yang sedang bermanja-manja di pagi hari?
Aku menghentikan perlawanan. Percuma saja. Kekuatan bangun tidurku tetap tidak sebanding dengan kekuatan bangun tidur Taehyung.
"Tae, bolehkah aku bertanya sesuatu?" Tanyaku namun tak mendapat jawaban apapun, "kenapa kau melarangku untuk tidak melibatkan perasaanku padamu?"
Taehyung tiba-tiba meregangkan dekapannya. Matanya turun menelusur menemukan netraku. Menatapku lekat-lekat sebelum menjawab, "karena aku tidak ingin kau berakhir sakit hati sendiri. Hanya kau."
Aku berhasil dibuat bungkam. Bahkan sebelum mendengar jawaban itu, aku sudah merasakan apa yang Taehyung takutkan. Sesaat Taehyung kembali menarikku dalam rengkuhannya. Mempererat tautan tubuh telanjang kami dibawah selimut tebal. Memberi kecupan hangat pada pucuk kepalaku. Membuatku mati-matian menahan air mata yang berusaha keluar.
"Maafkan aku, Da In. Maafkan aku karena telah menyakitimu. Kau pasti berpikir aku hanya menggunakanmu sebagai pemuas nafsu. Tidak. Bagiku kau lebih dari itu. Hanya saja, aku tidak bisa mengendalikan perasaanku sendiri. Aku tidak ingin semakin menyakitimu." Ujar Taehyung membuatku tak mampu menahan air mata lebih lama.
Waktu menunjukkan pukul sebelas siang. Hujan sudah tidak terdengar dari luar sana. Setelah menangis dipelukan Taehyung aku kembali terlelap. Tidak menyadari Taehyung sudah beranjak dari ranjang. Terdengar suara gemericik shower dari kamar mandi. Beberapa menit kemudian Taehyung muncul dengan handuk menutup sebatas pinggang. Aku selalu suka pemandangan ini. Taehyung dengan rambut basah berjalan keluar kamar mandi dan menampakkan sebagian tubuh terbukanya. Seksi sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Scar
FanfictionMature Contents🔞 If loving you is a mistake, then I don't want to be right. ✨Written in Bahasa Indonesia ✨Casadelcisne, 2020