28. Unknown Thoughts

3.8K 475 26
                                    

Seorang pemuda dengan tubuh tegap, berbalut kemeja putih pas badan, celana hitam pekat dan rambut disisir rapi keatas memperlihatkan dahi dan alis tajam—tampan sekali. Siapa lagi kalau bukan anak tunggal keluarga Kim yang selalu mencuri perhatian dimanapun berada, Kim Taehyung. Sementara disebelahnya duduk seorang gadis cantik dengan rambut tergerai hingga punggung, blouse brokat biru muda dan rok midi hitam, Song Da In. Dengan adanya Da In disebelah Taehyung, secara otomatis meruntuhkan harapan gadis lain yang tengah memperhatikan mereka. Serasi. Kata yang tepat untuk menggambarkan dua orang yang duduk bersebalahan pada sebuah restoran eksklusif terkenal di Valley Hills itu.

Jika kalian berpikir mereka sedang makan malam berdua atau berkencan, jawabannya adalah tidak. Mereka tidak sedang berkencan. Lebih tepatnya sedang makan malam keluarga, sebab dihadapan mereka ada Tuan dan Nyonya Kim. Hari ini bukan hari spesial. Hanya saja keinginan Nyonya Kim untuk makan keluarga dengan suasana baru—katanya.

Denting gelas beradu saat Tuan dan Nyonya Kim akan menikmati sampagne mereka. Sedangkan Taehyung dan Da In hanya diperbolehkan meminum soda karena usia mereka yang masih ilegal. Meski Taehyung dan Da In sudah menjelajah kehidupan yang belum legal untuk usia mereka, setidaknya di depan orang tuanya tetap ingin terlihat seperti anak yang patuh.

"Da In, apa kau sudah merasa lebih baik?" Tanya Nyonya Kim memecah keheningan makan malam yang khidmat.

Da In mengangguk kemudian mengulas senyum, "tentu saja, bu. Aku sudah lebih baik sekarang. Itu juga berkat obat yang ibu berikan tadi pagi." Ujarnya mendapat kekehan sekaligus tatapan lega dari Nyonya Kim.

"Ngomong-ngomong Da In, apa kau sudah memiliki rencana untuk studimu?" Kali ini Tuan Kim angkat bicara setelah menelan potongan steiknya, "di sini banyak universitas negeri yang bergengsi. Ayah yakin kau pasti bisa masuk dengan mudah karena peringkatmu selalu stabil. Dengan begitu kau bisa tetap tinggal disini."

Da In terdiam sejenak, mencari jawaban yang tidak terlalu mengejutkan mereka. Sejujurnya, Da In ingin segera meninggalkan Valley Hills dan kembali ke kota asalnya—Seoul. Meninggalkan semua kenangan buruk disini. Bisa dibilang, mencoba lari dari kenyataan merupakan rencananya saat ini.

"Ku rasa aku akan kembali ke Seoul." Benar saja. Satu kalimat terucap berhasil mendapat seluruh atensi Tuan dan Nyonya Kim, dan satu orang lagi yang tak kalah terkejut—Taehyung. "Aku memutuskan untuk melanjutkan studi di sana."

"Da In, apa kau yakin? Apa mungkin kau tidak suka disini? Taehyung sering mengganggumu, ya?" Tanya Nyonya Kim bertubi-tubi seakan ingin Da In tetap disana. Mencari celah dari alasan Da In ingin kembali ke Seoul agar bisa menahan gadis itu tetap tinggal. Rasa khawatir Nyonya Kim tentang Da In yang lama masih belum hilang. Dia tidak ingin Da In kembali tinggal sendirian dan melakukan hal yang tidak seharusnya.

"Tidak, bu. Taehyung baik padaku. Aku juga memiliki banyak teman sejak aku tinggal disini. Hanya saja— aku ingin kembali." Air muka Da In berubah kalut. Dia tidak benar-benar ingin meninggalkan kota ini, keluarga Kim dan teman-temannya. Tapi rasa sakit yang menguasai hatinya seakan tidak bisa diajak bertahan lebih lama lagi. Pun ada satu hal yang membuatnya harus pergi dari sana sebelum ada orang mengetahuinya.

"Begini saja," Tuan Kim kembali bersuara, "ayah harap kau memikirkan keputusanmu matang-matang. Kau masih memiliki waktu satu bulan sebelum kelulusan. Kami akan mendukung pilihanmu. Tapi ayah dan ibu harap, tinggal disini menjadi pilihan terakhirmu." Pungkasnya.

Da In hanya mampu tersenyum getir. Lalu kembali menyantap makan malamnya. Sesekali matanya melirik pada pria disebelahnya yang masih terdiam. Terlihat tidak peduli dengan apa yang baru saja Da In bahas dengan Tuan dan Nyonya Kim. Sepertinya, keputusan untuk meninggalkan Valley Hills adalah hal benar.

Sweet ScarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang