-Song Da In-
Aku bergelung nyaman dibawah selimut. Sinar matahari menerpa hangat permukaan wajahku. Hari minggu pagi memang lebih nikmat jika digunakan untuk bermalas-malasan. Mataku masih memejam, tanganku meraba halusnya selimut yang menutup separuh tubuhku. Menariknya untuk menutup hingga leher. Nyaman sekali.
"Jadi, kapan kau berencana akan bangun?"
Suara itu. Sangat tidak ramah saat masuk ke dalam rungu. Membuatku membuka mata dan menatap lekat presensi seseorang di depan sana. Duduk di sofa dengan kaos putih dan celana panjang rumahan berwarna coklat.
Seketika tubuhku bangkit dan mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Melirik sejenak nakas di sebelah kiri guna melihat jam. Pukul sepuluh. Seketika pula aku mengingat kejadian semalam.
Semalam, aku dan pria dihadapanku telah bercinta. Wajahku memerah saat bersirobok netra dengannya. Berlangsung sejenak, setelah menyadari aku tidak berada kamarku kemudian terkesiap mengingat dirumah ini ada ayah dan ibu.
"Kenapa kau tidak membangunkanku?" Aku terperanjat menyibak selimut dan melompat dari ranjang. Bergerak mondar-mandir karena canggung sekaligus gugup. Taehyung hanya memperhatikanku dengan tatapan dinginnya. Tidak mempedulikan lagi, aku segera mengambil langkah untuk meninggalkan kamar itu.
"Ayah dan ibu pergi ke Singapur tadi pagi. Mereka akan berada disana beberapa hari."
Aku terhenti. Pria sialan ini. Kenapa tidak mengatakan dari tadi jika ayah dan ibu sedang tidak di rumah. Malah terdiam membiarkanku bertingkah konyol didepannya. Aku yakin dia pasti menikmati kebodohanku sesaat. Kim sialan Taehyung.
Taehyung berdiri kemudian memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. Berjalan mendekatiku dan berhenti setelah jarak kami tinggal beberapa senti. Mendekatkan wajahnya untuk berbisik ketelingaku.
"Jangan berharap kau bisa menggodaku dengan mudah karena tidak ada ayah dan ibu."
Bisikan pria ini terdengar seduktif ditelingaku. Membuat tubuhku meremang karena nafasnya menyapu permukaan kulit. Pahaku merapat tanpa aba-aba. Wajahku sudah pasti bersemu. Kembali tersadar kejadian semalam. Sedikit merasa menyesal setelah meminta Taehyung untuk bercinta denganku. Tapi tidak begitu menyesal mengingat Taehyung yang begitu mendominasiku dan menghancurkanku dengan kenikmatan.
"Dasar bodoh!" Cebikku menjauhkan tubuh darinya. Bergegas meninggalkan pria yang hampir membuatku lupa diri.
Taehyung menahan tanganku. Mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan memberikan padaku. Aku terdiam sesaat memperhatikan tube putih bertuliskan Postinor pada labelnya. Aku belum pernah melihat benda seperti ini. Aku tahu ini obat, tapi tidak mengerti untuk apa. Aku tidak merasa sakit atau apapun. Terkadang Taehyung memang bodoh secara harfiah.
"Aku tidak menggunakan pengaman semalam. Kau harus meminum ini untuk mencegah—" Taehyung terdiam sejenak terlihat ragu-ragu untuk melanjutkan kalimatnya, "kehamilan."
Taehyung berhasil membuatku terkesiap. Dia tidak benar-benar bodoh ternyata. Sekali lagi aku mengingat kejadian semalam, tepatnya saat merasakan sesuatu yang hangat membasahi dinding kewanitaanku. Sial. Kenapa aku terus memikirkan hal-hal seperti itu sepagi ini?
Sedetik setelahnya, aku meninggalkan Taehyung tanpa sepatah kata. Berlari ke dapur untuk mengambil air minum dan menenggak sebutir pil dari tube yang Taehyung berikan.
"Kau sedang sakit?" Tanya seseorang dari belakangku membuatku terperanjat dan terbatuk kemudian tergesa menyembunyikan tube dibalik tubuh.
"J-Jungkook? Apa yang kau lakukan disini?" Tanyaku terbata-bata masih terkejut dengan presensi Jungkook. Selalu seperti itu. Kehadirannya selalu membuatku terkejut karena aku tidak bisa mendengar hentakan kaki bahkan nafasnya sekalipun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Scar
FanfictionMature Contents🔞 If loving you is a mistake, then I don't want to be right. ✨Written in Bahasa Indonesia ✨Casadelcisne, 2020