Aroma aspal basah setelah hujan terasa sangat pekat pada indra penciumanku. Suara kendaraan berlalu lalang terdengar lantang. Langkahku terhenti setibanya di tengah jembatan Mapo. Jembatan yang melintasi sungai Han, begitu terkenal akan keindahannya dan juga jembatan dengan angka bunuh diri yang tinggi.
Tak henti-hentinya aku menghirup panjang udara malam. Kau tahu, udara khas yang menunjukkan musim dingin akan segera datang. Seperti itulah. Aku sangat benci musim dingin. Karena di musim yang sama aku kehilangan kedua orang tuaku.
Tanganku meraba pinggiran jembatan, merasakan besi dingin yang memberi rasa ngilu. Aku-sedikit-yakin, sekertaris Lee tidak mungkin tiba-tiba datang dan menghalangiku lagi. Pria tua itu selalu menggagalkan rencanaku.
Dari atas sini aku mendengar suara air yang akan membawaku menyeberangi dunia dimana aku bisa bertemu dengan orang tuaku. Aku pikir aku siap, hingga tungkaiku mencari celah yang bisa membuatku menaiki railing jembatan.
Ponselku berdering. Sial.
Lagi-lagi tua bangka itu menggagalkan rencanaku. Aku sungguh ingin mengabaikan panggilan itu. Tapi tubuhku selalu berkata lain. Tanganku bergerak menggeser ikon hijau setelah beberapa kali ponselku berdering.
Suara pekikan khawatir terdengar dari seberang telefon. Sekertaris Lee akan bersikeras untuk menghalangiku melakukan ini. Selanjutnya dia akan menceramahiku tentang berharganya sebuah kehidupan dan bagaimana kecewanya orang tuaku jika melihatku seperti ini. Tahu apa dia?! Bertemu dengan orang tuaku saja tidak.
Rencanaku benar-benar berakhir saat sekertaris Lee tiba di sisi jembatan Mapo dan menyeretku masuk ke dalam mobil. Seperti yang aku pikirkan sebelumnya, dia menceramahiku mati-matian.
Mataku menatap lurus ke arah jendela. Sedikitpun tidak mengindahkan ocehan sekertaris Lee dibalik kemudi. Hingga satu kalimatnya benar-benar mendistraksi lamunanku.
"Minggu depan kau harus pindah ke Valley Hills." Begitu katanya.
Aku masih terdiam. Atensiku beralih sepenuhnya pada sosok sekertaris keluarga yang sudah mendedikasikan dirinya pada keluargaku sejak ayahku baru merintis usahanya dulu. Sebab itu, setelah kehilangan orang tuaku, sekertaris Lee menjadi semakin dekat denganku dan selalu menemaniku. Dan karenanya, aku merasa tidak benar-benar sendirian.
Sekertaris Lee melirik pada spion tengah mencoba melihat ekpsresiku. Mungkin tepat seperti perkirannya, karena dia menghela nafas setelah bertemu pandang denganku.
"Kau akan tinggal bersama dengan sahabat orang tuamu, Tuan dan Nyonya Kim. Aku sudah membicarakan ini dengan mereka. Dan mereka dengan senang hati akan menerimamu."
"Tunggu, kau bilang apa? Siapa yang memberimu kehendak seperti itu?!" Nadaku meninggi.
"Mereka sahabat orang tuamu sejak masih muda. Aku sering bertemu. Mereka orang baik. Maka dari itu aku ingin kau tinggal bersama mereka." Lagi-lagi sekertaris Lee melihat ke arah spion, "kau tahu aku tidak bisa menemanimu setiap saat. Psikiatermu juga menyarankan untuk tidak tinggal sendiri. Aku khawatir kau akan melakukan hal itu lagi. Mereka pengusaha dengan perusahaan-perusahaan besar di Valley Hills, kau pasti betah tinggal di rumah mewah mereka."
"Apa kau pikir aku peduli tentang seberapa besar rumah mereka?"
"Song Da In, ini semua demi kebaikanmu, masa depanmu. Aku yakin kau akan baik-baik saja disana dan—"
"Berhenti berbicara seperti ayahku!" Kemudian keadaan hening kembali.
Ya. Aku marah. Aku kecewa. Sekertaris Lee seakan membuangku karena lelah berurusan denganku. Sejujurnya, aku tidak benar-benar ingin mengakhiri hidupku tadi. Ada sedikit keraguan setelah melihat derasnya aliran sungai yang mengingatkanku akan kemampuan berenangku. Aku juga ingat obrolan dengan psikiaterku dari semua sesi pertemuan kami. Sedikit-banyak dia membuka pikiranku untuk tidak melakukan hal-hal yang mencelakai diriku lagi.
Aku menghembuskan nafas panjang. Air mataku kembali lolos tanpa permisi setelah perdebatanku dan sekertaris Lee. Kembali memberikan kerinduan pada kedua orang tuaku. Kembali membuatku merasa ingin segera bertemu dengan mereka.
—Halo readers!! Dont' forget to press vote💜
Jangan lupa review di kolom komentar juga ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Scar
FanfictionMature Contents🔞 If loving you is a mistake, then I don't want to be right. ✨Written in Bahasa Indonesia ✨Casadelcisne, 2020