If you have a secret, don't choose truth. If you choose dare, you have to do all the challenges.
—
Malam semakin larut. Setelah kepergian teman-teman senior Taehyung, sisanya masih menetap disana. Jimin, Jungkook dan Yoonhee menyiapkan beberapa hidangan di meja living room lantai atas. Tepatnya di sebelah kamar Taehyung. Da In membawa dua kotak pizza porsi besar di masing-masing tangan, kemudian meletakkan di meja."Da In, apa kau punya bir?" Tanya Jimin membuat Yoonhee melotot kearahnya, siap untuk memaki.
"Kau dengar sendiri Yoongi oppa memintamu untuk mengantarku pulang dengan selamat. Kau sangat ingin mati di tangan Yoongi oppa, ya?" Cecar Yoonhee. Jungkook dan Da In yang memperhatikan hanya menggelengkan kepala. Sudah terbiasa dengan kelakuan dua orang itu.
"Kita bisa menginap disini. Kau bisa tidur bersama Da In. Aku akan menelepon Yoongi hyung nanti." Tutur Jimin seakan tidak menghiraukan Yoonhee yang sedang mencak-mencak kearahnya namun tetap bungkam dan menuruti.
Sebenarnya, Da In sendiri tahu Yoonhee diam-diam menyimpan rasa pada Jimin. Hanya saja, Da In enggan menanyakan secara langsung. Dengan melihat saja sudah cukup. Yoonhee dan makian-makiannya untuk Jimin, lebih terlihat seperti ingin diperhatikan—dimengerti. Sayangnya Jimin sama sekali tidak menunjukkan ketertarikan pada Yoonhee. Mungkin dia masih tidak peduli dengan hal seperti itu, sehingga sengaja bersikap tidak peka pada gadis yang selalu mengekorinya kemana-mana. Sepertinya Yoonhee harus berusaha lebih keras lagi.
"Da In," panggil Jimin sambil menyenggol Da In yang tengah melamun, "apa kalian menyimpan bir di kulkas?" Tanya Jimin lagi.
"T-tentu saja," jawab Da In terbata karena masih terkejut, "akan aku ambilkan."
Sedetik setelahnya, Da In berjalan menuju tangga dapur. Melangkah dengan hati-hati hingga tak menimbulkan suara. Hingga langkahnya terhenti sebelum menapak pada tangga terakhir. Terhenyak melihat sesuatu dihadapannya. Taehyung dan Ara bercumbu di counter dapur. Dengan Ara yang duduk diatas counter sementara Taehyung berdiri didepannya. Terlihat sangat bergairah dan saling menikmati. Tangan Ara mengalung erat pada leher sang kekasih. Sementara tangan nakal Taehyung menelusup ke dalam blouse biru muda yang Ara kenakan. Meremas perlahan dada sintal kekasihnya.
Seketika pipi Da In memanas. Decapan yang terdengar jelas memaksa masuk dalam rungunya. Dada terasa begitu sesak. Namun feromon berkata lain. Membuat sesuatu di selatan terasa hangat dan basah. Muak dengan yang dilihat, tapi membayangkan dirinya yang berada disana. Tak lama, Da In kembali menguasai kontrol diri dan menyadari yang ada dipikirannya tidak benar. Seharusnya sampai disini Da In paham, sepasang kekasih itu tidak akan mudah dipisakan.
Sebuah tangan menyentuh pergelangan tangan Da In, membuatnya terkejut dan memutar tubuh secepat kilat. Da In tertegun melihat sosok Jungkook dibelakangnya. Jika dia datang beberapa saat lalu, pasti dia melihat Da In yang terkesiap memperhatikan Taehyung dan Ara.
Hening. Tak ada suara apapun kecuali decap basah antara dua orang yang sedang saling melumat di dapur. Sejurus kemudian, Da In pergi begitu saja. Meninggalkan Jungkook yang menatap heran kearahnya. Mengambil langkah besar agar segera meninggalkan tempat itu. Melupakan bir yang Jimin minta beberapa saat tadi.
Beberapa menit kemudian, semua orang sudah berkumpul menikmati makan malam. Da In yakin Jungkook pasti menginterupsi kegiatan love birds tadi. Buktinya, Jungkook kembali dengan membawa beberapa bir ditangannya.
Jelas sekali terlihat di wajah Da In dia sedang tidak dalam mood baik. Sesekali matanya melirik kearah Taehyung dan Ara yang duduk bersebelahan. Adegan ciuman panas pasangan itu kembali terputar diotaknya. Menimbulkan nyeri di dada. Seseorang memperhatikan perubahan air muka Da In sedari tadi. Mulai menaruh curiga pada gadis yang secara harfiah banyak menyimpan rahasia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Scar
FanfictionMature Contents🔞 If loving you is a mistake, then I don't want to be right. ✨Written in Bahasa Indonesia ✨Casadelcisne, 2020