Sudah seminggu Taehyung berada di Manhattan. Setelah pertemuannya dengan Da In, dia tidak lagi berani mendekati Da In. Taehyung sadar dia telah banyak membuat Da In menderita. Tapi dia tidak menyangka Da In akan menjadi ketakutan saat mereka bertemu. Kini dia kembali pada rutinitas semula. Melihat Da In dari kejauhan. Namun kali ini dia mengikuti Da In hingga wanita itu pulang ke rumah. Beberapa hal ganjil Taehyung rasakan saat ini. Seperti Da In yang kadang tidak menjemput gadis kecil yang saat itu dilihatnya, atau suaminya yang tidak pernah muncul sama sekali. Mungkin Da In sudah bercerai atau semacamnya. Taehyung tidak pernah tahu.
Tepatnya sekarang hari ke tujuh Taehyung ada di negara orang. Dia sudah melihat Da In selesai bekerja, namun tidak mengikutinya pulang. Taehyung memiliki keperluan lain. Berbelanja bahan makanan untuk kelangsungan hidupnya. Saat ini itu yang terpenting. Meski hatinya sedang sakit, tapi perutnya tidak boleh kelaparan. Akan merepotkan jika dia tumbang di tempat yang jauh dari orang yang dikenal. Pun dia tidak yakin Da In mau membantunya jika dia jatuh sakit disana.
Setelah memasukkan dua kantong ukuran besar ke bagasi, Taehyung mengeluarkan kotak bungkusan kecil dari saku jaket. Mengeluarkan sepuntung rokok berikut dengan korek api. Mengapit diantara jari telunjuk dan jari tengah. Mengarahkan pada mulutnya dan menyulut rokok hingga menyala. Menghisap dalam-dalam dan merasakan asap panas mengepul memenuhi tenggorokan.
Belum habis rokok ditangannya, seseorang menabrak Taehyung dari belakang membuat puntungannya terlempar. Taehyung berbalik dan mendapati seorang gadis kecil jatuh terduduk. "Are you okay?" tanya Taehyung membantu anak gadis itu berdiri dan membersihkan debu yang menempel pada celananya.
"I'm okay," sahutnya.
Taehyung memperhatikan gadis itu lamat-lamat, dia tahu betul siapa anak ini, "you are.. Alice, right?"
Gadis dengan netra sebening kristal itu menatap wajah Taehyung, "oh! You were that guy," serunya berbinar-binar, "kau yang waktu itu datang ke rumah mama."
"Kau bisa bahasa Korea?" tanya Taehyung setelah mendengar Alice berbicara menggunakan bahasanya.
"Tentu saja! Aku bisa banyak bahasa. Aku bisa bahasa Korea, Inggris, Rusia, Spanyol dan Perancis. Aku juga sedang belajar bahasa Jerman," jawabnya penuh semangat.
Taehyung terkekeh melihat Alice menjelaskan hal itu. Dia rupanya gadis yang ceria dan banyak bicara.
"Alice, I told you not to run-"
"Daddy!" seru Alice kemudian menoleh dan berlari kepelukan pria yang baru saja memanggilnya.
Taehyung tertegun sesaat. Tubuhnya beranjak dan bertemu tatap dengan pria dihadapannya, "s-sehun?"
"Taehyung? Apa yang kau lakukan disini? Apa kau sedang melakukan perjalanan bisnis?"
Taehyung masih terdiam. Dunianya seakan berputar pada satu poros kemudian menariknya pada sebuah kehampaan. Otaknya benar-benar kosong. Semua kebetulan yang terjadi dalam hidupnya seperti sebuah balasan kejam atas perbuatan di masa lalu.
"Taehyung? Kau baik-baik saja?" tanya Sehun lagi, kali ini menggoyangkan tubuh Taehyung yang tiba-tiba terdiam. Membeku.
"O-oh, a-aku baik-baik saja," sahut Taehyung setelah kembali ke dunia nyata, "Sehun, apa mungkin dia.. anakmu?"
"Ya. Aku sudah pernah mengatakan padamu tentang keluarga kecilku, bukan? Dan, ini putri kecilku, Alice." Lutut Taehyung terasa lemas. Namun tidak mungkin dia terhuyung dihadapan Sehun saat ini. Taehyung benar-benar ditampar kenyataan. Lebih sakit daripada ekspektasinya, "dan istriku-"
Alice melepaskan genggaman tangan ayahnya membuat Sehun tidak melanjutkan kalimat, lalu gadis itu berlari menghampiri seseorang yang berhasil mencuri atensi dua pria disana, "mama!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Scar
FanfictionMature Contents🔞 If loving you is a mistake, then I don't want to be right. ✨Written in Bahasa Indonesia ✨Casadelcisne, 2020