24. Something People Can't Understand

4.3K 497 84
                                    

-Song Da In-

Terjebak dalam hubungan bertepuk sebelah tangan tidak pernah berakhir baik. Dua pihak mendapat keuntungan, namun di satu sisi salah satu pihak merasa tersakiti—aku. Terlebih lagi menjalani hubungan dengan kekasih orang lain, sementara aku mengenal baik kekasihnya. Menjadi budak ekspektasi lalu dihajar sakit hati. Menjadi naif dan serakah. Benar-benar naif sebab membiarkan hati yang utuh dihancurkan dengan sendirinya. Bersikap serakah karena menginginkan Taehyung sepenuhnya. Bagian terburuknya adalah saat orang lain mengetahui hubungan rahasia yang sedang dijalani; Jeon Jungkook.

Aku tahu Jungkook tidak pernah membuat rahasia kelam seseorang menjadi konsumsi publik. Setidaknya, aku percaya pada Jeon akan hal itu. Satu hal yang sangat disayangkan, perubahan sikap Jungkook setelah mengetahui aku dan Taehyung memiliki hubungan lebih dari sekedar teman. Dia seperti berusaha menghindariku. Tidak mengajakku bicara sama sekali ataupun menggubris ketika aku mengajakknya bicara. Sedangkan dia bersikap baik-baik saja pada Taehyung.

Seperti kali ini, dia berada disebelahku, di ruang musik sekolah yang tertutup dan kedap suara. Sama sekali tidak memberi atensi padaku sejak aku datang hingga dua puluh menit kami bersama disini. Sesekali aku melirik kearahnya. Memperhatikan Jungkook yang tengah bermain dengan gitar dan terpusat pada satu hal, mengabaikan sekitarnya. Rambut panjangnya jatuh menutup kening dan beberapa helai hampir menutup mata. Bibirnya selalu membentuk pout ketika sedang fokus. Harus ku akui dia terlihat menggemaskan seperti ini. Jungkook memang tidak kalah tampan dari Taehyung dan Jimin. Bahkan mata lebar nan teduhnya memiliki daya tarik tersendiri.

"Apa kau akan terus mengabaikanku seperti ini?" Ujarku memecah keheningan diantara kami. Jungkook masih terdiam. Tidak menjawab ataupun menoleh kearahku.

Aku mendengus sebal. Dua hari berlalu dan Jungkook masih tidak berniat menghancurkan dinding pembatasnya. Bersikeras mendiamkanku. Biasanya, aku tidak peduli ketika ada seseorang tidak menyukaiku atau bahkan membenciku. Tapi Jungkook berbeda. Dia sudah seperti sahabat yang membuatku tidak ingin kehilangannya—seperti Mingyu. Sangat nyaman untuk bercerita dengannya karena tidak pernah menghakimi. Bisa dibilang Jungkook adalah paket lengkap seorang kekasih. Andai saja dari awal aku menyukainya, hidupku mungkin tidak lebih rumit dari ini.

Sekali lagi aku mengganggu Jungkook yang sedang bermain dengan gitarnya, "Koo.." rengekku sambil bergelayut pada lengan Jungkook, berhasil membuatnya terdistraksi dan menoleh padaku. Aku tersenyum.

"Apa yang kau inginkan?" Tanya Jungkook dengan menatapku dingin. Membuatku spontan melepas tanganku dan kembali duduk seperti semula.

"Kenapa kau mengabaikanku? Apa aku melakukan kesalahan padamu?" Tanyaku hati-hati.

Jungkook bernafas berat. Meletakkan kedua tangan diatas gitarnya sebelum berucap, "kau menyukai Taehyung?" Tanyanya tiba-tiba membuatku segan untuk menjawab. "Kau tahu kau tidak akan bisa memilikinya. Aku lebih mengenal Taehyung. Dia tidak meniduri satu wanita saja. Meskipun sudah memiliki kekasih, dia masih suka mempermainkan wanita diluar sana. Aku harap kau tidak menganggap dirimu istimewa karena dia berhasil membawamu keatas ranjangnya. Dia tidak pantas untukmu, Da In."

Aku bungkam. Kalimat Jungkook benar-benar menohok. Meskipun aku tahu hal itu, tapi mendengar seseorang menegaskan hal itu sangat membuat sakit. Terlebih dari orang yang jarang menyerangku dengan kata-kata menyakitkan.

"Aku tahu, Kook," jawabku setelah lama terdiam, "tanpa kau beritahu hal itu aku sudah mengerti." Lirihku tersenyum miris. Mengalihkan pandangan dari Jungkook kalau-kalau air mataku jatuh tanpa permisi.

Sweet ScarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang