13. All Men Do Is Lie

4.5K 520 23
                                    

Warning
Mature Content🔞

Da In melangkahkan kakinya malas setelah seharian menemani Yoonhee berbelanja. Setelah menghadapi perdebatan panjang dengan sahabatnya perkara mengantar pulang, Yoonhee akhirnya mengalah dengan permintaan Da In yang tidak ingin diantar pulang. Sekarang Da In berdiri menatap bangunan mewah dihadapannya. Dia mendengus karena lagi-lagi harus berakhir disini. Setelah sampai di depan pintu besar tangannya terulur menekan tombol pin dan segera menyeret tungkainya masuk.

Tidak seperti biasa, suasana di dalam sangat hening dan gelap. Seperti belum ada penghuni rumah. Tapi ini pukul sembilan malam dan tidak mungkin rumah ini kosong. Dengan hati-hati Da In melangkah semakin jauh masuk ke dalam. Samar-samar dia mendengar suara aneh ditelinganya. Bulu kuduknya sempat berdiri karena mendengar suara seorang wanita. Semakin jauh menuju kamar di ujung sana, semakin jelas suara itu terdengar.

Da In sempat menghentikan langkahnya. Tidak mungkin perkiraannya benar kali ini. Suara itu lebih terdengar seperti suara—desahan? Dia memahami jika laki-laki memang memiliki nafsu tinggi dan terkadang menyalurkan hasratnya dengan menonton video atau film erotis. Tapi kali ini, suara itu terlalu nyata untuk sebuah video.

"A-ahh."

Da In terhenti. Pintu kamar yang sedikit terbuka itu jelas menampakkan punggung telanjang wanita dengan rambut tergerai sedang bergerak naik-turun sementara tangan pria dibawahnya terpaut pada pinggang wanita itu. Dia terkejut bukan main. Tenggorokannya serasa kering seketika dan wajahnya memanas melihat adegan di depan matanya.

"Kim—h, ah—n." Semakin lama suara itu semakin terdengar familiar. Da In benar-benar tidak percaya dengan apa yang dilihat. Kali ini dia berharap perkiraannya salah.

Dia segera melangkahkan tungkainya keluar. Naas kakinya sempat tersandung meja yang menimbulkan suara. Dia tidak mempedulikan apapun. Sekarang dia hanya ingin keluar dari rumah itu.

"T-tunggu. Kau dengar sesuatu?" Kata pria itu menghentikan pergerakan wanita diatasnya.

"Tidak. Sudahlah, Mingyu. Sedikit lagi, hm?" Sergah wanita yang hampir mencapai puncaknya namun dihentikan sepihak, tentu saja membuat rautnya berubah kesal.

"Ara, hentikan sebentar. Aku yakin mendengar sesuatu."

Genggaman tangan mungil Ara mendarat keras pada dada Mingyu. "Kau menyebalkan!" Kesalnya. Melihat wanita diatasnya mengerucut sebal, Mingyu mengalihkan pehatiannya dari suara barusan. Dia melanjutkan dengan memutar tubuh Ara menjadi berada dibawahnya dan melanjutkan aktivitas mereka.

Sementara Da In masih tercengang dengan kejadian barusan. Dengan sedikit berlari dia menghentikan taksi dan segera pergi dari apartemen Mingyu. Sebelumnya, dia sengaja ingin meminta Mingyu mengantarnya pulang. Tapi dia malah mendapatkan pertunjujan yang membuat jantungnya berpacu cepat dan seluruh tubuhnya memanas. Dia masih tidak percaya. Kim Mingyu. Dan Lee Ara. Bercinta.

Sesaat pikirannya melayang pada Taehyung. Apa Taehyung mengetahui semua ini dan itu sebabnya dia begitu membenci Mingyu? Apa Taehyung tahu kekasihnya masih bercinta dengan Mingyu? Apa dia tahu?

Sesampainya dirumah, Da In segera menuju kamarnya. Dia melalui tangga utama yang membuatnya harus melewati kamar Taehyung terlebih dahulu. Ketika Da In berjalan melalui pintu coklat besar disebelah kamarnya, sang pemilik kamar tiba-tiba saja keluar. Dia terkesiap dan merasa panik sendiri. Sebisa mungkin dia menyembunyikan kepanikannya.

"Kau baru pulang?" Tanya Taehyung setelah memasukkan kedua tangan di dalam saku celananya.

Da In lega Taehyung tidak mengetahui kegugupannya. "Iya." Jawab Da In singkat kemudian Taehyung berjalan melaluinya. "Taehyung?" Panggilnya membuat Taehyung menghentikan langkah dan menatap kearahnya lagi.

"Hm?" Dehamnya terdengar ketus, Da In sudah mulai terbiasa dengan sifat Taehyung yang satu ini.

"U-uh, pertanyaanmu waktu itu." Da In menelan ludahnya kasar. "Soal Mingyu. Aku tahu. Dia menceritakannya padaku." Jawab Da In sedikit ragu hingga tidak berani menatap mata pria dihadapannya.

Taehyung menghembuskan nafas. Kali ini Da In melirik wajah Taehyung yang tidak lagi menatapnya. Ada sekelebat penyesalan yang tiba-tiba muncul dalam benaknya setelah mengatakan hal itu. Seperti membuka kembali luka dalam hati pria itu. Sekarang, untuk pertama kalinya, Da In melihat air muka Taehyung yang belum pernah ia lihat sama sekali. Eskpresi yang menunjukkan kesedihan namun menahan amarah.

"Maafkan aku tentang malam itu. Aku—" Taehyung tidak melanjutkan karena Da In segera melontarkan kalimatnya terlebih dahulu.

"Aku baik-baik saja. Aku sudah melupakannya. Jadi, lebih baik kita tidak usah membahasnya lagi." Sergah Da In bermaksud tidak ingin membuka lukanya yang satu itu. Disisi lain dia sudah memahami perbuatan Taehyung. Meskipun itu menghancurkannya, tapi dia merasa Taehyung juga hancur dan menyesal setelah melakukannya. Disaat dia seharusnya membenci pria ini, malah dia merasa hal lain. Dia seakan menemukan satu hal dalam diri Taehyung yang membuatnya tidak mampu membencinya.

"Baiklah." Sahut Taehyung dan bergegas pergi ke dapur.

"Kau— baik-baik saja?" Tanya Da In menghentikan langkah Taehyung lagi. "Maksudku, kau dan Ara. Kalian baik-baik saja?"

Taehyung sempat mengernyitkan dahinya tidak mengerti maksud dari pertanyaan Da In. Tapi dia menjawabnya tidak sesuai apa yang Da In ingin dengar. "Ya, tentu kami baik-baik saja."

Sepertinya Taehyung tidak tahu Ara bermain dibelakangnya. "Kau— begitu mencintainya?" Da In merasa tenggorokannya tercekat hebat sebelum menyuarakan pertanyaan itu. Dia tahu itu pertanyaan retorik. Hanya saja ingin mendengar jawaban pasti.

Taehyung enggan menjawab. Sesaat dia menatap mata hazel Da In kemudian berlalu meninggalkannya. Tak lagi ada pertanyaan dari Da In setelahnya. Da In menghela nafas. Dia tidak mengerti mengapa menatap punggung Taehyung yang berjalan menjauh dan meninggalkan pertanyaan itu tanpa jawaban membuat dadanya sedikit terasa sesak. Bahkan tubuhnya serasa lebih panas daripada melihat kejadian satu jam lalu. Dalam benaknya, dia benar-benar ingin tahu jawaban atas pertanyaan terakhirnya.

Cinta? Hal abu-abu yang belum pernah sedikitpun terlintas di benak Da In, tiba-tiba saja terucap dari bibirnya. Hal yang belum pernah dirasakannya—lebih tepatnya tidak ingin—karena takut jika suatu saat dia malah terjebak. Terjebak pada masalah yang sama, membuatnya tersesat. Yang tanpa disadari, kini Da In sudah mulai membuka jalan. Terusik akan sebuah anomali yang selalu muncul dipikirannya.

Cinta? Setelah Taehyung mengetahui kekasihnya bercinta dengan orang lain dan masih mau menerima kembali, apa namanya kalau bukan cinta?

SURPRISE!
Sebenarnya ga ada niatan double update, tapi—

Pengen haha!

Semoga part ini ga less appreciated kaya part sebelumnya ya😊 So don't forget to press vote before reading💜

Sweet ScarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang