Entah Taehyung harus merasa bahagia atau tidak. Kenyataan bahwa Da In tidak benar-benar menikah, atau Da In yang sengaja membohonginya agar membuatnya tersakiti. Yang jelas Taehyung menuntut jawaban. Berdiri di depan pintu kayu berwarna putih, menekan tombol bel dan mengetuk beberapa kali. Kakinya berderap bergantian pada lantai kayu. Jantungnya berdegup melebihi tempo seharusnya, merasa gugup.
Hujan tiba-tiba mengguyur deras sore ini. Taehyung berusaha mencari kehangatan dengan memasukkan kedua tangan pada saku jaket. Sesaat kemudian, terdengar suara kunci terbuka. Seseorang muncul dari balik pintu membuat mata Taehyung melebar penuh semangat dan tanya. Bibirnya mengatup menahan gelisah. Mata wanita yang selalu membuat jantung Taehyung berdenyut tengah menatapnya terkesiap. Tidak menyangka Taehyung akan berdiri di depan pintu seperti ini.
"Apa yang kau inginkan?" ketus Da In melihat Taehyung yang masih terdiam.
Taehyung mengerjapkan matanya. Menahan mati-matian untuk tidak menyerang Da In dan melumat habis bibirnya, lalu membuat Da In ketakutan setengah mati dan mengusirnya lagi. Taehyung tidak ingin itu. Maka dia mengembalikan fokusnya dan berucap, "kenapa kau tidak mengatakannya padaku?" Da In menautkan alisnya dalam, "kenapa kau membohongiku?"
"Apa yang kau bicarakan?" Da In bertanya tidak mengerti.
"Alice, dia bukan anakmu, dan Sehun juga bukan suamimu." Tegas Taehyung membuat Da In meneguk ludah kasar.
"T-tae.. B-bagaimana kau-"
Taehyung melangkah mendekat. Sedetik kemudian menarik tubuh Da In dalam pelukan, jelas membuat Da In terhenyak, "demi Tuhan, Song Da In! Aku pikir aku kehilangan kesempatan," serunya terdengar bahagia dan sedih bersamaan, "aku pikir aku akan kehilanganmu."
Da In membeku. Tubuhnya menjadi kelu. Tidak membalas pelukan Taehyung. Pun tidak mendorong pria itu menjauh. Jantungnya seakan berhenti berdetak ketika Taehyung merengkuhnya.
"Aku tahu ini akan menjadi sulit bagiku, tapi aku akan menunjukkan padamu. Aku berjanji akan memperbaiki semuanya," senyuman terbit pada wajah Taehyung. Melepas rengkuhan dan menatap netra Da In lamat.
"Kau benar. Ini akan menjadi sulit. Benar-benar tidak mudah sebab aku sudah menghapus semua perasaanku padamu. Jangan salah paham, Tae. Aku tidak memberitahumu Alice bukan anakku bukan untuk menyakitimu, tapi agar kau segera pergi meninggalkanku." culas Da In membuat Taehyung melepaskan tangan dari pundaknya.
Taehyung mengulas senyum, "aku tidak peduli. Kali ini, aku tidak akan meninggalkanmu. Tidak akan pernah."
"Maaf, apa aku menginterupsi sesuatu?" Suara seorang wanita lain terdengar, mengalihkan atensi Taehyung dan Da In.
"Hai, Uncle Tae," sapa Alice yang membuat Da In terlihat bertanya dalam benak, sejak kapan mereka menjadi dekat dan saling bertegur sapa.
Dasha berjalan ke arah keduanya. Meminta Da In untuk menjaga Alice karena dia harus bertemu klien bersama Sehun. Tentu Da In tidak keberatan karena Alice sudah seperti anaknya sendiri. Lalu Dasha berpamitan dan berjalan dengan payung birunya meninggalkan mereka bertiga di teras rumah.
"Alice, masuklah. Mama akan menyiapkan makan malam," titah Da In yang tidak langsung dituruti.
Alice menatap pria yang masih berdiam disana, "uncle, kau mau ikut makan malam bersama?"
Taehyung terkesiap, "uh, entahlah. Sepertinya mamamu tidak ingin makan bersama uncle. Sebaiknya uncle pulang,"
Alice mengerucutkan bibirnya sebal, "ini hujan deras, uncle. Kau bisa menunggu hujan reda disini. Mama, boleh Uncle Tae makan malam disini? Boleh, ya?" pinta Alice merengek dengan mata bulat besar menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Scar
FanfictionMature Contents🔞 If loving you is a mistake, then I don't want to be right. ✨Written in Bahasa Indonesia ✨Casadelcisne, 2020