9. Girls Problem

4.9K 569 34
                                    

Da In mengaitkan tasnya pada ujung meja kemudian mendudukan bokongnya diatas kursi. Didepannya sudah terpasang wajah ceria Yoonhee di pagi hari. Da In membalas sapaan Yoonhee dengan senyum yang terlihat dipaksakan. Bukan karena Yoonhee, hanya saja moodnya sedang tidak baik.

"Kau sedang datang bulan?" Yoonhee bertanya mengetahui ekspresi sahabatnya terlihat kusut. Da In hanya menjawabnya dengan gelengan. "Baiklah." Pungkas Yoonhee kemudian membalik tubuhnya. Dia tahu Da In sedang tidak ingin diganggu.

Seseorang pemilik bangku disebelah kanan Da In datang dengan membanting tasnya diatas meja, mengejutkan beberapa siswa disana. Setelah mengetahui sumber suara, murid lain menoleh jengah. Seperti sudah biasa, Jang Bora, si pembuat keributan di kelas.

Mata Bora memicing memperhatikan gadis yang masih asyik memainkan ponsel di sebelah kirinya. Satu menit, dua menit, kemudian dia tiba-tiba mendekat pada meja Da In dan menendangnya. Da In memekik lalu berdiri menatap pongah gadis itu.

"Setelah kau mendekati Kim Mingyu, sekarang kau juga mencoba mendekati Kim Taehyung, huh?" Tanya Bora dengan nada tinggi membuat beberapa siswa mengeluh karenanya. Dua sahabatnya sudah berdiri sigap dibelakang seperti bodyguard yang siap menghajar musuh yang melawan. Begitu pula dengan Yoonhee yang berdiri dibelakang Da In.

"Jadi ini alasanmu membuat keributan di pagi hari?" Balas Da In. Setahunya, Bora memang menyukai Mingyu sejak tahun pertama. Itulah yang menjadi alasan Bora membuat keributan. Ditambah lagi, pagi ini dia melihat Taehyung dan Da In turun dari mobil yang sama, semakin menambah emosi karena Taehyung sudah seperti pria nomor satu di sekolah karena reputasinya.

"Lihatlah jalang ini. Berani sekali menatapku seperti itu!" Imbuh Bora dengan emosi yang semakin meletup karena Da In tidak menurunkan pandangannya. Pun Da In tidak merasa terintimidasi ataupun tersulut sama sekali dengan sikap Bora. Menghadapi gadis kekanakan seperti Bora hanya akan menghabiskan waktu dan tenaga menurutnya.

"Jang Bora, aku tidak memiliki waktu untuk bertikai denganmu. Lebih baik kau meminta bantuan pada ibumu." Sarkas Da In karena dia tahu ibu Bora adalah ketua komite disekolah. Itu sebabnya tidak ada murid yang mau berurusan dengannya. Bora selalu meminta perlindungan pada ibunya jika terjadi sesuatu. Aku ingatkan lagi, pembedaan status sosial dan nepotisme masih berlaku di sekolah ini.

Da In melangkahkan kakinya bergegas meninggalkan kelas diikuti Yoonhee dibelakangnya. Di pintu dia melihat Kim Taehyung dan dua sahabatnya hendak berjalan masuk. Namun mereka berhenti melihat perseteruan antara Bora dan Da In. Sementara Da In juga terhenti ketika dia dan Taehyung bertemu tatap. Da In membulatkan tangannya, membentuk kepalan karena berada dalam situasi yang dia tidak suka.

Bora tidak tinggal diam, lagi-lagi dia melayangkan celetuk yang kali ini membuat Da In tersulut, "tentu saja aku akan meminta bantuan pada ibuku, karena aku masih memilikinya."

"Jang Bora!" Bentak Yoonhee tak terima.

Tidak hanya Yoonhee yang terkejut atas kalimat Bora. Jimin dan Jungkook juga ikut membelalak mendengar ucapan kasar Bora. Juga Taehyung yang ikut terkesiap hingga ingin melangkah mendekati gadis dengan mulut berbisa itu.

Da In semakin menguatkan kepalannya. Dia tahu menghadapi Bora tidak akan mudah jika dia lebih dulu memberikan serangan. Maka, dia membalas kalimat Bora, "seharusnya kau berkaca kenapa Mingyu tidak tertarik pada gadis sepertimu." Suaranya merendah dan penuh penekanan. "Kau, tidak lebih cantik dariku." Seringai muncul di wajah Da In saat Bora dibuat bungkam. Pada dasarnya, semua orang juga akan mengatakan hal yang sama. Da In patut membanggakan wajahnya. Dan dia menggunakan hal itu untuk memenangkan adu mulut seperti ini. Telak. Seluruh siswa disana bahkan bersorak mendengar jawaban Da In.

Da In melanjutkan langkahnya melewati tiga pria yang mematung tak percaya di pintu masuk. Selain Bora yang memiliki mulut tajam, ternyata mulut Da In tak kalah menyakitkan. Dia berhasil mempermalukan Bora dengan kalimatnya. Membuat gadis itu semakin mencak-mencak tak terima dan semakin kesal pada Da In.

Sebenarnya, Da In terbiasa menghadapi masalah seperti ini. Di sekolah lamanya, dia juga menjadi bulan-bulanan gadis lain yang merasa Da In adalah gangguan karena para pria disana mengelu-elukannya. Itu pula yang membuat Da In tidak memiliki banyak teman. Dan juga hal yang dilakukannya untuk melawan siswi di sekolah lamanya tidak main-main. Adu mulut adalah hal yang sepele. Yang terparah adalah saat dia harus melakukan baku hantam dengan senior karena kekasihnya menyukai Da In. Dan yang terjadi selanjutnya, senior itu harus mengalami dua hal memalukan, babak belur karena Da In yang diam-diam belajar bela diri dari kecil hingga dengan mudah melawannya dan juga dikeluarkan dari sekolah karena tindakannya. Sedangkan Da In, dia tidak terlalu suka mengakui hal ini, tapi berkat orang tuanya dia mendapat perlindungan penuh dan terbebas dari drop out.

Jam istirahat, Da In berjalan menuju Yoonhee yang melambaikan tangannya. Seperti biasa, selain Yoonhee juga ada tiga pria lain di meja yang sama. Da In kembali bertemu tatap dengan Taehyung, membuatnya menghembuskan nafas berat. Dia sendiri juga lelah menghindari pria itu. Lalu dia memutuskan untuk mengikis rasa takutnya sedikit demi sedikit. Lagipula percuma saja dia menghindar sementara dia tinggal dan bersekolah di tempat yang sama dengan Taehyung.

Bora melihat Da In berjalan mendekati mejanya. Ide buruk tersemat dengan mudah dalam otak licik itu. Secara sengaja dia beranjak dan berjalan berlawanan arah dengan Da In. Ketika hendak berpapasan, Bora mengacungkan kakinya berencana membuat Da In tersandung. Naas, mata Da In terlalu jeli melihat kelakuan Bora. Disisi lain, dia juga tahu hal seperti ini akan terjadi.

Pada akhirnya, Da In dengan sengaja membuat dirinya tersandung kaki Bora dan memutar tubuhnya untuk mendorong tubuh Bora pada meja kantin. Dia juga menggunakan nampan berisi makan siangnya untuk menahan tubuh Bora tetap disana. Keadaan berbalik, Da In menahan Bora yang terlihat menyedihkan dibawahnya tertahan pada sudut meja.

"Apa-apaan kau, lepaskan!" Pekiknya berusaha membebaskan diri. Alih-alih menuruti, Da In semakin menguatkan pegangannya pada nampan membuat Bora semakin tersudut. Beberapa orang disana tertegun melihat sikap Da In.

"Dengar Jang Bora. Balas dendam jarang memberikan kepuasan yang kita inginkan." Ucapnya penuh penekanan kemudian meregangkan jarak tubuhnya dengan Bora. "Kau bisa mengadukan hal ini pada ibumu. Kau pasti akan menang nanti karena aku tidak bisa mencari perlindungan pada siapapun, karena aku tidak punya ibu." Kalimat itu membuat tatapan tajam Da In berubah sendu. "Tapi kau lihat, semua orang disini memperhatikan kita. Mereka tahu siapa yang memulai. Dan mengadu pada ibumu hanya membuatmu terlihat lebih menyedihkan." Finalnya kemudian melenggang menuju teman-temannya. Sedangkan Bora pergi menahan malu diikuti kedua temannya.

Empat orang di meja masih menatap Da In tak percaya. Mereka baru menemukan sosok kejam Da In. "Wow, Song Da In! Kau membuatku takut untuk macam-macam denganmu." Cetus Jimin bergidik diikuti kekehan dari Yoonhee dan gelengan dari Jungkook.

"Kalau begitu jangan macam-macam dengannya. She's so damn dangerous!" Sahut Yoonhee terdengar membanggakan sahabatnya. Dia juga memberikan sosis miliknya untuk Da In. "Makanlah yang banyak. Kau butuh banyak tenaga untuk melawan orang-orang seperti Jang Bora."

Da In tersenyum getir. Dia teringat kembali pada malam menyakitkan itu. Seharusnya dia melawan Taehyung seperti dia melawan Bora. Tapi dia terlalu kalut dalam kepanikan sehingga tidak tahu apa yang harus dilakukan. Sekarang Da In berharap terbangun dalam keadaan amnesia saja, agar melupakan segala rasa sakit yang menimpanya.

Sementara Taehyung, dari bangkunya mematri pandangan pada Da In. Menyadari perubahan air muka Da In sedari tadi, hingga sekarang yang terlihat sedang memikirkan sesuatu dan berakhir sedih karena pikirannya. Taehyung tahu, Da In sedang mengingat kejadian menyakitkan yang pernah dilakukannya.

Part ini agak panjang ya? Harusnya jadi dua part, tapi yaudah deh jadiin satu aja, lagi mood soalnya😂

Sweet ScarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang