4. New School New Friends

5.3K 644 7
                                    

Da In mengutuk Taehyung berkali-kali dalam hati. Sesaat lalu, pria itu menurunkannya di halte bus begitu saja. Dengan alasan ucapan Da In sebelumnya yang mengatakan ingin naik transportasi umum saja. Dan Taehyung sengaja berangkat lebih lambat sehingga Da In hampir terlambat masuk sekolah. Ternyata persetujuan atas ucapan Nyonya Kim semata-mata hanya untuk mencari muka. Dasar Kim sialan Taehyung!

Sampai di sekolah barunya, Da In mengagumi gedung dihadapannya. Dia pikir, sekolah lamanya merupakan sekolah paling elit di kota. Ternyata masih ada sekolah yang lebih elit lagi. Sepanjang koridor pandangannya mengedar pada setiap detail desain bangunan. Sekolah ini memiliki desain seperti sekolah gaya eropa. Di dominasi warna coklat dengan kombinasi dinding dilapisi kayu, kusen serta ukiran-ukiran berwarna coklat pula dan lantai berwarna coklat terang.

Langkah Da In terhenti sebelum memasuki kelas barunya. Wali kelas menyuruhnya menunggu sebentar diluar. Dia mengangguk patuh. Saat pintu terbuka Da In bisa mendengar betapa riuh dari dalam sana dan tiba-tiba hening saat guru menginjakkan kaki ke dalam. Dia terkekeh sejenak mengingat betapa persis seperti di sekolah lamanya. Ternyata semua sekolah sama saja.

Sesaat setelah menjelaskan akan kedatangan murid baru, wali kelas mempersilahkan Da In masuk. Berbagai respon dia dapat. Beberapa siswa menyorakinya pelan hingga ada yang membuka mulutnya melihat sosok Da In masuk. Sedangkan beberapa siswi menatapnya sinis tidak suka. Dan beberapa lainnya hanya melihat sambil tersenyum.

Oh, mungkin aku belum memberi tahu. Song Da In memang memiliki paras menawan. Tipikal wajah yang tidak mudah dilupakan meskipun hanya sekali bertemu dengan tidak sengaja. Membuat para pria dengan mudah mempercayai cinta pandangan pertama. Juga membuat para wanita ingin menjerit iri. Belum lagi tubuhnya yang begitu mengundang dengan pinggang ramping dan dada sintal, sangat matang untuk usia anak sekolah. Jangan lupakan kaki jenjang yang akan semakin indah jika terbalut jeans ketat.

"Namaku Song Da In, mohon bantuannya."

Setelah itu hening. Wali kelas juga ikut terdiam mendengar kalimat perkenalan Da In yang begitu singkat.

"Apa kau sudah memiliki pacar?" Celetuk salah seorang siswa yang mendapat anggukan dari siswa lainnya seakan-akan itu pertanyaan yang paling ingin diketahui jawabannya.

"Apa yang akan kau lakukan jika sudah tahu jawabannya?" Sahut Da In yang membuat seisi kelas tertawa.

Wali kelas menghentikan canda para siswa, kemudian menyuruh Da In untuk menempati bangku kosong di deret belakang. Dua bangku dari urutan paling belakang dan dua bangku dari urutan paling dekat jendela.

Sesaat pandangannya mengarah pada bangku paling pojok. Bola matanya bergulir jengah. Pemilik bangku itu mematri pandangannya pada Da In yang berjalan menuju meja. Cukup membuat Da In menatap malas pada presensi pria disana.

"Hai, aku Park Jimin. Kau dari SMA Hanyoung?" Sapa orang disebelah kirinya—duduk dekat jendela— dengan ramah.

Da In mengangguk singkat. Pertanyaan pria itu begitu retorik, mengingat Da In masih mengenakan seragam lamanya. Dia belum mendapat seragam baru dan wali kelas meminta waktunya sebentar untuk pergi ke ruang pengukuran seragam nanti pada jam istirahat.

"Kenalkan juga, pria dibelakangmu itu Jeon Jungkook, dan dibelakangku ini Kim Taehyung." Da In tersenyum masam. Tanpa dikenalkan pun dia tahu betul siapa yang ada di belakang Park Jimin. Pria yang tadi pagi meninggalkannya di halte bus, pria yang memberikan beberapa ultimatum pada pertemuan pertama mereka, pria yang menyebalkan.

"Aku Yoonhee. Min Yoonhee." Kali ini gadis di depan Song Da In memperkenalkan diri. Dia terlihat ramah dan memiliki senyum yang begitu manis, terkesan menyenangkan. Da In menjabat tangannya kemudian mengulas senyum.

"Jadi kenapa kau pindah sekolah pada semester terakhir? Sebentar lagi kan kelulusan." Tanya Yoonhee dengan tubuhnya yang sudah menghadap pada Da In.

"Aku baru saja pindah dari Seoul beberapa hari lalu. Sebenarnya aku tidak ingin pindah sekolah, tapi jika tetap bersekolah disana jaraknya terlalu jauh dari tempatku tinggal sekarang." Jawab Da In.

"Lalu kenapa kau pindah? Apa orang tuamu pindah tempat kerja begitu?" Kini Jimin yang bertanya. Sedari tadi dia juga ikut menyimak perbincangan dua gadis itu.

"Um, tidak." Sahut Da In sedikit ragu. "Orang tuaku meninggal setahun yang lalu." Akhirnya dia memberanikan membuka lukanya.

Mereka terkesiap mendengarnya. Termasuk Jungkook yang diam-diam juga mendengarkan pembicaraan mereka. Jungkook juga menendang kaki Jimin pelan membuat pemilik kaki mengaduh dan terdiam seketika. Sementara Kim Taehyung hanya memperhatikan keluar jendela karena sudah mendengar cerita ini sebelumnya.

"Oh, maafkan aku. Seharusnya aku tidak bertanya." Ujar Jimin merasa tidak enak sendiri. Bahkan Yoonhee tiba-tiba menggenggam tangan Da In diatas meja—menenangkan.

"Tidak apa-apa. Lagipula itu sudah lama. Aku baik-baik saja." Ucap Da In dengan sudut bibir tertarik ke atas.

Kali ini, dia benar-benar merasa baik-baik saja saat mengucapkannya. Ternyata tidak terlalu buruk untuk membuka diri lagi. Dan dia benar, itu sudah lama. Sudah saatnya Da In kembali menjalani kehidupan normal tanpa harus memikirkan kenangan menyakitkan tentang kecelakaan orang tuanya. Dia juga meyakinkan diri sendiri, orang tuanya pasti juga senang melihatnya bahagia.

Sesuai janji aku double update ya! Don't forget to vote🥰

Sweet ScarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang