***
Jeffry Alvaro Jhonson (Jay, 35th) , Adalah seorang single dad yang menghidupi seorang putri dengan seluruh kebahagiaan yang ia miliki. Protective, Dominan, Tampan dan Sexy-itulah deskripsi sempurna untuk pria 35 tahun tersebut.
Takdir mempertemu...
Indah saat dia berada pada riak nya yang tenang. Apalagi dihiasi dengan bunga teratai. Namun, kita tahu danau tidak bisa selalu setenang itu saat ada yang mengganggu riak nya. Entah karena hujan, guncangan, atau lemparan batu dari manusia yang putus asa dengan keadaan.
***************************************
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selamat malam dari Jeffrey Alvero Jhonson. Hilangkan segala tekanan, amarah, kesal, benci, terluka, atau perasaan buruk lainnya untuk hari ini. Mari bersenang-senang dengan kami di chapter ini. 👍💪
Berikan vote dan comment, Juseyoo🙏
***************************************
Happy reading...
Hari ini Jay dan Bella berencana pergi ke rumah sakit untuk periksa kehamilan. Mereka berdua terlihat begitu bahagia, apalagi Jay yang tak henti nya menatap Bella yang sedang berganti pakaian.
" Jangan menatap ku seperti itu." Kesal Bella dengan membelakangi pria tersebut.
" Pantes saja kau semakin sexy dengan tubuh berisi itu. Ternyata ada baby Jay disana." Ucap nya lalu bangkit dari sofa yang ia duduki sedari tadi. Pria tampan tersebut sudah lengkap dengan pakaian kerja nya, lalu lengan kekar itu beralih memeluk pinggang sang istri yang masih mengancing baju kemeja yang akan dia gunakan.
Jay mencium pipi itu singkat, lalu mengelus perut rata Bella. " Aku ingin segera menikahimu. Bagaimana kalau minggu depan?" usul Jay tanpa melepas pelukan nya.
" Itu terlalu cepat. Kau bahkan belum melamarku. Ck! tidak romantis sekali." Kesal Bella pura-pura.
Jay tersenyum geli melihat tingkah laku calon istri nya ini. Tapi, kalau di pikir-pikir memang Jay belum ada melamar Bella, tapi sudah menghamili calon istri nya ini. Astaga dia benar-benar pria bajingan ternyata.
" Lamaran seperti apa yang kau ingin kan sayang? romantis? erotis? " tanya nya dengan menyeringai.
Kesal dengan pertanyaan menggoda itu, bella memukul lengan Jay pelan. " Tidak usah melamar ku. Aku tidak mau menikah dengan mu." Rajuk Bella.
Jay terkekeh, dia membalik tubuh Bella dan mengikis jarak hingga wanita itu bersandar di lemari pakaian mereka.
" Kau yakin, Sweetheart? Aku hanya takut, kau akan menyesali nya nanti." ucap jay dengan meraba punggung bagian belakang bella, lalu elusan seduktif itu merambat menuju lengan hingga sampai kebagian kuping bella. Dimana itu adalah titik sensitif nya.
Refleks, mata wanita itu terpejam, merasakan sensasi sensual yang di berikan Jay pada setiap bagian tubuh nya. Saat -saat seperti ini dia membenci respon tubuh nya ketika bersama Jay. Dia kalah, dan dia mengakui sentuhan Jay selalu meluluh lantahkan rasionalitasnya.