Part 15

2K 173 273
                                    

" Dia adalah penawar dari rasa sakit yang takdir berikan. Dan hanya padanya aku akan kembali walau sudah jauh melangkah."

-----------------------------------------------------------
VOTE AND COMMENT

-----------------------------------------------------------

200 spam aku Up Chapter spesial.😏🌚

-----------------------------------------------------------

Bagai di sambar petir, otot tubuh Bela melemas. Tangan yang awal nya menggenggam tangan anna jatuh terjuntai perlahan. Dia yang sedari tadi duduk, refleks bangun menatap willis menuntut penjelasan lebih.

" Ha-hamil?" ulang nya.

Willis melihat mata wanita itu bergetar, sungguh dia sangat ingin merengkuh tubuh Bella. Menenangkan ny dan menjelskan semua permasalhan ini. Namun, willis hanya mematung, ucapan nya teredam emosi yang memenuhi dirinya.

Jay, yang disana hanya diam dan tidak banyak bicara juga cukup kaget. Namun, entah ini adalah keadaan yang harus dia syukuri atau tidak. Tapi, tak menutup ada sedikit rasa bahagia di hati nya. Anna hamil, tentu akan membuat hubungan kedua nya putus. Ya... semoga saja. Anggap Jay egois namun, dia begitu tak ingin kehilangan bella. Dia sudah cukup bersabar menunggu wanita itu, dia siap perasaan nya di gantung. Tapi, tidak kali ini, dia harus menyambut dengan senyum gembira.

Dia melakukan gerakan spontan untuk menyadarkan bella. Ia rangkul bella dan mendekatkan tubuh wanita itu ke samping nya. " Wow... Itu kabar bahagia. Anggota keluarga kohler akan bertambah. Selamat Anna. " Ucap nya tulus menghadapa wanita itu.

" Terimakasih Jay... Kalian cepat lah menyusul." saran nya dengan tekikik.

" Aku harus menaklukkan wanita cantik ini. Jujur, adikmu ini terus menggantungkan perasaan ku." Adunya.

Namun, bella tak menggubris. Dia seolah kehilangan pijakan, tatapan nya tak lepas dari willis yang juga menatap nya penuh arti. Bella merasa dia tidak kuat, lama-lama disini.

" Selamat Anna... Istiahat lah. Aku akan menemui mu lagi nanti. " Ucap nya tanpa menatap lekat sang kakak.

Pandangan nya jatuh keperut wanita yang terbaring dengan selang infus ditangan nya. Sebelum beranjak, bella menatap willis sekali lagi, seolah mengisyaratkan, 'kita perlu bicara.'

Bella pergi tanpa berbasa-basi. Dia mengabaikan semua orang. Bahkan Jay, yang tadi memeluk nya, dengan kasar tangan itu ia singkirkan dari tubuh nya. Dia berjalan gontai, menuju koridor. Memegang sisi dinding rumah sakit untuk menopang tubuh nya.

Sedangkan di dalam kamar, willis tak tenang. " Aku ke kamar mandi dulu." Ucap nya dan Anna mengangguk.

Ketiga orang disana, paham kedua orang yang notabane nya sepasang kekasih itu harus bicara empat mata. Maka nya mereka tak memprotes atau banyak bicara saat Bella meninggalkn ruangan.

Ketiga nya saling tatap, ada khawatir sekaligus rasa lega di dada mereka. Anna mengusap perut nya sayang dan tersenyum penuh haru.

" Kau akan memiliki ayah seutuh nya sayang. Mama tak akan membiarkan siapa pun merebut nya dari kita. Termasuk tante mu." Gumam nya.

Hal itu sukses membuat kedua pria di ruangan itu tersenyum hangat. Richard maju selangkah untuk semakin dekat dengan anak nya.
" Benar, Opa juga tidak akan membiarkan siapa pun merusak kebahagiaan mu." Balas Richard dengan mengelus perut Anna.

Jay yang sedari tadi diam, mendapat tatapan penuh harap dari kedua insan itu. Anna lebih menatapnya dengan harap. " Sekarang giliran mu Jay. Buat Anna melupakan Willis. " Pinta nya.

LOVE ME HARDER [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang