LOVE ME HARDER [END] ✔

Part 51

Arabella Bennedict Kohler, betapa aku sangat mencintai nya.

-Jeffrey Alvero Jhonson

--------------------------------------------------------------

Kita mendekati Ending, sudah siap berpisah dengan mereka?

Kuy kita baper-baperan di part ini.😭😭

--------------------------------------------------------------

Happy Reading

.
.
.

Pria yang terbaring lemah dengan bergantung hidup pada alat-alat rumah sakit itu, terlihat nyaman dengan tidur panjang nya. Sudah satu minggu berlalu, tapi Willis masih belum sadarkan diri. Anna tak henti nya berdoa untuk kesembuhan suami nya.

Mengingat bagaimana semua ini terjadi, membuat Anna begitu marah. Tapi dia tidak tahu harus melampiaskan nya pada siapa. Suami nya terbaring tak sadarkan diri, bergantung hidup pada alat-alat rumah sakit, dan bahkan Anna tidak tahu bagaimana tubuh suami nya itu kesakitan dengan semua selang yang terpasang di tubuh Anna puja dengan cinta.

Sementara sang adik, juga tidak kunjung menampakkan perubahan. Malah, halusinasi yang dialami Bella lebih parah. Semua sudah berusaha untuk membantu Bella, namun nihil.

Untuk Jay, dia masih belum berani bertemu Bella. Dia begitu kesulitan menghadapi sang istri. Jay terlalu takut, Bella akan semakin membenci nya dan histeris ketika melihat Jay.

Semua hal yang terjadi ini, sungguh membuat Anna stress. Namun, lebih dari pada itu dia lebih mengharap kan kesembuhan suami nya.

Di tengah tangisan nya yang terlihat lelah, wanita itu menyadari satu hal. Wanita yang selama ini menjadi alasan kenapa musibah ini terjadi pada keluarga nya.

" Rachel... " gumam nya. Dia marah, dia benci, dan dia akan membuat wanita itu pergi dari kehidupan mereka.

Dia bangkit dari kursi nya, lalu berjalan menuju ruangan Rachel yang berada tak jauh dari kamar Bella. Dia melewati kamar Bella, dengan sedikit berat.

Lalu pintu ia buka, menampilkan Rachel yang memeluk Richard. Pelukan yang begitu lembut, kedua nya menangis bersama disana.

Anna, pertama kali melihat Richard menangis tersedu seperti itu. Selama ini dia hanya menyembunyi kan semua rasa, luka, sedih, amarah dalam diri nya sendiri. Namun, di hadapan wanita yang menjadi alasan suami nya tak sadarkan diri, serta kemalangan adik dan adik ipar nya, membuat rasa haru Anna, berubah menjadi amarah yang begitu besar.

" Kau harus bertanggung jawab, Sialan!" Anna langsung menumpahkan amarah nya.

Hal itu membuat Rachel dan Richard menjauhkan tubuh mereka.

" Anna. . . " panggil Richard lirih.

" Dad, kenapa kau menyelamatkan nya dan mengorban kan suami ku. Kau juga mengkorban kan anak mu. Lihat Bella! dia jadi gila karena cinta mu pada wanita ini." Suara Anna meninggi.

" ANNA! Jaga ucapan mu." Richard memperingati.

Anna tertawa sinis. " Setelah apa yang terjadi pada suami ku? Tidak! Karena kalian, Willis koma. Dia bahkan tidak lagi merespon ku! Kenapa kalian melakukan ini pada ku! Kenapa kalian membawa Willis dalam rencana gila ini. Kenapa harus Willis!!!" Teriak Anna. Dia mengeluarkan semua rasa marah nya.