***
Jeffry Alvaro Jhonson (Jay, 35th) , Adalah seorang single dad yang menghidupi seorang putri dengan seluruh kebahagiaan yang ia miliki. Protective, Dominan, Tampan dan Sexy-itulah deskripsi sempurna untuk pria 35 tahun tersebut.
Takdir mempertemu...
Setelah kejadian malam tadi, Angel benar-benar di rundung ketakutan lagi. Saat ini sudah ada Bella yang memeluk nya, setelah pesta selesai. Sementara Anna sedang mengobati luka di lengan Bright yang sempat tergores peluru itu.
Jangan tanya kemana tiga orang penting itu sekarang. Bahkan sang pengantin pria saat ini sudah tak ada di ruangan itu. Mempercayakan sang anak pada ibu sambung yang dia yakini akan membuat Angel merasa lebih baik.
Sementara para wanita dan satu pria yang terluka itu ada di ruang penginapan. Tiga pria lain nya ada di halaman belakang, dan masih memantau jejak yang di tinggalkan pelaku.
Wajah tegang dan penuh amarah Jay tak bisa di sembunyikan. Padahal dia sudah memberikan pengawasan ketat, namun masih bisa di bobol oleh musuh nya.
Di belakang mereka Jack baru saja sampai dengan seseorang yang dia seret penuh luka di wajah nya.
" Dia mata-mata. Seperti nya di dalam keamanan Anda ada lebih dari satu pengkhianat." Jack berucap dengan mendorong pria yang babak belur itu, bersujud di kaki Jay.
Jika kalian selalu melihat ketampanan dan wajah hangat Jay bahkan ketika dia marah sekalipun, namun saat ini jangan tanya di mana kehangatan itu. Wajah nya lebih begitu dingin dan penuh dengan dendam kemarahan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Arah mata Jay, menusuk pada pria yang enggan bersitatap dengan nya. Dia begitu marah, dia begitu ingin melampiaskan semua kemurkaan nya.
Jay, berjalan mendekati pria tersebut yang beringsut takut. Tubuh tingginya begitu menjulang di hadapan si pengkhianat, yang merasa begitu kecil di hadapan Pewaris Jhonson tersebut.
Dia takut dengan intimidasi itu, lalu dia bergegas mendekati Jay. " J-Jang-an bu-bunuh aku." Pinta nya dengan memegang lutut pria dingin tersebut.
" Siapa yang menyuruh mu?!" tanya Willis yang juga sekarang berdiri sejajar dengan Jay.
Namun, pria itu tidak kunjung berani membuka suara. Hingga kesabaran Jay habis, dia melirik pistol yang ada di pinggang Jack, lalu menodongkan nya kearah pria itu.
" Aku tidak pernah memaafkan seorang pengkhianat. " Ucap nya, lalu dia menarik pelatuk dan mengarahkan nya ke lengan kiri pria itu.
Door!
Pria itu langsung terkapar, dan Jay menarik kerah baju nya untuk kembali bangkit. " Aku kasih kau kesempatan, karena kau pernah menjadi karyawan ku. Katakan, siapa yang menyuruh mu!!!" Emosi nya meluap, mata nya melotot seakan keluar, dan baku-baku tangan nya mengepal.