Tapi seolah belum cukup, Faro masih memberi Lyra peringatan tentang penyakit sipilis dan gonorhea. Semakin membuat gadis itu ngeri sendiri menanggapi peringatan Faro untuk menerima hubungan dari orang lain.
"Bagaimana?" Faro memasukkan ponselnya ke saku, puas mendapati wajah Lyra mengernyit jijik. Mau bagaimana lagi, Lyra ada di Milan dan Faro akan kembali ke Jakarta cepat atau lambat. Ia tidak mau mendapat resiko kecolongan dalam bentuk apapun. Jadi terpaksa Faro memberinya sedikit 'teror'. Lagipula ini memang peringatan yang sudah ada sejak mereka masih kecil. Tidak salah-salah amat.
"Mengerikan." Lyra berdecak, hampir saja mual kalau Faro tidak segera memberinya cup kopi panas.
Sekarang mereka kembali berkeliling dari menjauh London Tower Bridge. Faro pikir sudah cukup petuahnya untuk Lyra. Sekarang ia ingin mereka bersenang-senang dengan keliling London menaiki bus merah tingkat.
Lyra mengambil banyak foto, termasuk foto mereka berdua. Kesenangan gadis itu menular pada Faro. Lelaki itu berusaha mengabulkan apapun keinginan gadis kecilnya. Termasuk ketika Lyra ingin ke Hogwarts.
Faro tidak bisa lebih senang dari ini ketika ia mengamati Lyra yang terkekeh setelah mengambil foto lelaki itu sedang memegang tongkat dan berpose di tepi jembatan. Lelaki itu lantas menggandeng Lyra agar tidak hilang karena terlalu antusias mengambil foto atau video atau boomerang. Sampai ponsel lelaki itu berdering. Luna menelepon dari Indonesia.
"Ya?"
"Faro? Sepertinya ramai sekali disana?"
"Ya, aku sedang di tempat umum. Ada apa?"
"Kamu dimana sekarang?"
"London."
"Kukira di Zurich?"
"Besok."
"Oh, oke. Faro, selama seminggu ke depan aku akan ke Australi, grandma ingin aku berkunjung. Bagaimana?"
"Sure, grandma pasti senang."
"Sebenarnya grandma ingin kamu juga ikut, tapi karena kamu sedang di Eropa, sepertinya grandma tidak punya banyak pilihan."
"Eheum, sampaikan salamku pada grandma."
"Tentu."
"Kututup teleponnya. Aku masih harus jalan."
"Baik-baik disana, Faro."
"Eheum." Faro menutup telepon mereka, menoleh pada Lyra, tautan tangan mereka yang dilepas gadis itu, mengernyit. "Kemarikan tanganmu, Little girl. Kakak tidak mau kamu tersesat dan terpisah dari kakak."
"Aku bisa menjaga diri," sahutnya pelan.
Faro tidak menggubrisnya dan meraih lagi tangan Lyra, menautkan jemari mereka dengan erat. "Jangan jauh-jauh dari kakak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ein Memoir - Remembering Her - 🌐SH
FanfictionTentang bagaimana bertahan bersama luka Tidak peduli berapa lama pun waktu berusaha mengikis semua memori itu, Faro tidak akan pernah lupa. Cinta,, selalu tentang sebuah perjalanan pulang. Bagaimana 2 jiwa yang tadinya terpisah, berusaha mencari jal...