4 tahun lalu,,
Giordano Pasifik memasuki ruang kerja Faro saat lelaki itu sedang mengamati jalanan kota di bawah dari tepi jendela.
Sebuah map berisi laporan yang sudah dicetak oleh tim kerjanya baru selesai sebagai penutup untuk minggu ini. Besok ia akan berakhir pekan dengan menghabiskan waktu untuk berselancar di Bali.
"Oke, nikmati akhir pekanmu." Faro menerima map itu, membiarkan Gio segera keluar. Lelaki itu suka sendiri, menikmati waktunya dengan ketenangan. Meneliti laporan itu, lantas memberi tanda tangan.
Sebelum tatapannya jatuh pada cincin pernikahan yang ia pakai.
Sekarang pernikahannya berada di akhir tahun ketiga, akan memasuki 4 tahun dalam beberapa hari lagi. Tidak ada yang berubah, semuanya masih sama seperti dulu. Faro menjalani tahun-tahunnya menjadi seorang suami, sementara Luna menjalani tahun-tahunnya sebagai istri yang baik.
Luna selalu menuruti apa yang ia katakan. Wanita itu memasak apapun yang mungkin akan disukai Faro, berusaha untuk setidaknya membuat Faro tersenyum dan memuji masakannya. Tapi masakan Luna memang layak dipuji. Wanita itu multitalenta.
Tahun-tahun yang berjalan dengan baik.
Faro menutup berkas laporan dari Gio, langsung menatap kayu berukir burung merpati yang kini jadi gantungan kunci mobilnya.
Lelaki itu meraih ponselnya yang menampilkan fotonya yang sedang tertidur di sofa karena kelelahan sementara Luna yang mengambil foto mereka, wanita itu tersenyum ke arah kamera dengan tangan kiri yang mengusap wajah Faro. Lantas menjadikannya wallpaper di ponsel Faro sejak setahun lalu dan Faro juga tak pernah menggantinya.
Marvel selalu memberinya komentar yang sama, kalian manis sekali.
Begitulah sepanjang lebih dari 3 tahun terakhir.
--
Besok, adalah hari perayaan pernikahan mereka yang keempat.
Biasanya mereka akan merayakan berdua, dengan Luna menyiapkan segala sesuatunya entah masak sendiri di rumah atau reservasi restoran di luar. Tahun lalu Luna bahkan memesan tiket ke Bali, sekaligus merencanakan bulan madu mereka yang tidak pernah sesuai ekspektasi wanita itu.
Tapi tahun ini, mereka akan merayakannya di rumah saja. Luna akan memasak. Tapi kali ini wanita itu minta ditemani belanja.
Jadi disinilah Faro sekarang. Sedang mendorong troli mengikuti Luna di salah satu supermarket dekat rumah.
Luna menghentikan langkah, berbalik menatap Faro dengan bertanya. "Apa iga bakar masih jadi menu favoritmu?"
Aneh sekali seorang istri yang baik bertanya hal semacam itu pada suaminya, seolah mereka sudah terpisah sangat lama. Tapi dalam pernikahan mereka, ada banyak hal yang masih menjadi rahasia, hanya hati mereka dan Tuhan yang tau. Bagi Luna, meski ia mengenal detail Faro dan kisahnya, ia tetap saja tidak tau apakah suaminya memiliki menu favorit baru. Atau parfum mobil seperti apa yang disukai Faro, karena selama ini Luna yang selalu membelikan parfum mobilnya. Atau apakah lelaki itu menyukai aliran musik pada dekade ini.
Ada begitu banyak hal kecil yang ia tidak tau soal Alfaro Abraham. Hal kecil yang saat dihitung, tampak seperti hal besar. Tapi Luna berusaha mendekati lelaki yang selalu tertutup itu. Bukan tanpa sebab kenapa Luna pada akhirnya mengambil begitu banyak langkah untuk bisa menjangkau lelaki itu. Satu, karena Faro selalu tertutup dan pendiam. Dua, karena Luna berusaha agar Faro menerima apapun yang ia sediakan, karena ia ingin Faro memiliki selera yang sama dengannya, agar ia bisa membahagiakan dirinya sendiri dengan berpikir bahwa ia telah mengenal suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ein Memoir - Remembering Her - 🌐SH
FanfictionTentang bagaimana bertahan bersama luka Tidak peduli berapa lama pun waktu berusaha mengikis semua memori itu, Faro tidak akan pernah lupa. Cinta,, selalu tentang sebuah perjalanan pulang. Bagaimana 2 jiwa yang tadinya terpisah, berusaha mencari jal...