1

32.2K 1.1K 68
                                    

Keisha sibuk berpose di depan kamera menuruti arahan sang fotografer. Dia mengibaskan rambut panjangnya berganti pose demi pose. Senyum mengembang di bibir Keisha yang semakin menambah aura kecantikannya. Namun, tidak ada yang tahu kalau ternyata senyum itu palsu.

"Oke. Cukup!"

Menghela napas lega, Keisha pun melangkahkan kakinya meninggalkan studio  dan menuju ruang ganti. Di sana dia langsung mengganti pakaiannya lalu menghapus make up yang melekat di wajahnya. Dia tersenyum sinis mengingat bagaimana dia harus berpura-pura tersenyum lepas saat di depan kamera.

Keisha menjalani karirnya sebagai model sudah setahun lebih. Awalnya dia hanyalah model majalah biasa. Namun, seiring berjalannya waktu dia semakin dikenal dan banyak ditawari kontrak. Hingga akhirnya dia bisa terkenal seperti ini. Bakat sang nenek ternyata menurun padanya.

"Mau kemana Kei? Ga mau kumpul dulu?" tanya Arga sang fotografer saat melihat Keisha keluar dari ruang ganti lengkap dengan tas tangannya.

"Mau pulang bang. Capek," sahut Keisha.

"Ya sudah sana. Istirahat biar besok fresh lagi."

"Iya bang. Gue pulang duluan Mel," pamit Keisha pada Melanie, sang manager.

"Iya mbak. Hati-hati."

Mengangguk singkat, Keisha pun berpamitan pada semuanya. Dia keluar studio itu dan melangkah menuju mobilnya. Keisha langsung saja masuk ke mobil lalu menjalankan mobilnya menuju rumah.

Setelah lebih dari tiga puluh menit menempuh perjalanan, akhirnya Keisha tiba di kediaman orang tuanya. Dia memarkirkan mobilnya di garasi lantas turun dari mobil. Dengan langkah pelan dia pun memasuki rumahnya itu.

"Baru pulang Kei?"

"Iya, Ma."

Keisha mendekati Kayla lalu mencium pipi mamanya itu. Setelah itu diapun langsung masuk ke kamarnya tanpa mengatakan sepatah katapun lagi.

"Keisha kenapa sih, Ma?" tanya Gio heran. Dia sudah merasa ada yang berbeda dengan Keisha semenjak adiknya itu lulus SMA dan memutuskan untuk kuliah di Sidney. Apalagi selama kuliah Keisha tak pernah pulang ke rumah meskipun waktu libur. Dia hanya pulang setelah kuliahnya benar-benar selesai.

Keisha adiknya yang ceria dan bawel kini tidak ada lagi. Berganti menjadi Keisha yang pendiam dan cuek. Meskipun Keisha masih mencoba bersikap seperti dulu pada mereka semua, tapi dia bisa merasakan kalau ada yang berubah.

"Mungkin adik kamu kecapean kali, bang."

"Iya kali ya ma," sahut Gio tak yakin. Dia pun kembali diam meskipun hati dan pikirannya masih bertanya-tanya.

***

Keisha meletakkan tasnya di atas sofa. Lalu dia menghempaskan dirinya di kasur. Dia merasa lelah dengan aktivitasnya. Oh tidak, lebih tepatnya dia lelah menutupi semuanya.

"Capek ya Kei?"

Keisha buru-buru menghapus air mata yang tanpa dia sadari tiba-tiba membasahi pipinya. Dia mendudukkan dirinya lagi begitu melihat Zia, sang kakak ipar memasuki kamarnya dan melangkah mendekat.

"Lumayan, Zi."

"Kalau kamu capek lebih baik kurangin aja jadwal kamu, Kei. Apalagi kayaknya kamu hampir ga punya waktu buat kita semenjak jadi model."

"Ga bisa Zi. Aku udah tandatangan kontrak," sahut Keisha. Padahal yang sebenarnya dia memang mencari kesibukan agar tidak hanya berdiam diri di rumah dan membuat semuanya tahu apa yang sudah terjadi padanya

"Sebenarnya ada apa sih Kei? Jujur aja sama aku. Apa yang sebenarnya kamu sembunyiin dari kita?" tanya Zia menatap lekat mata Keisha. Namun, Keisha malah memalingkan wajahnya dari Zia.

Keisha's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang