38.

3K 375 15
                                    

Rumah tangga Bastian dan Keisha tak terasa kini sudah berjalan enam bulan. Setiap harinya mereka semakin bertambah mesra. Hingga saat ini Keisha belum juga hamil padahal mereka rutin berhubungan suami istri. Tapi mereka mencoba untuk tidak terlalu mempermasalahkan itu. Toh mereka menikah juga belum ada setahun. Lagipula saat memeriksakan diri ke dokter mereka dinyatakan sama-sama subur. Mungkin memang belum rezeki mereka saja untuk cepat punya anak.

Mereka memanfaatkan saat-saat berdua seperti ini untuk bisa berpacaran. Apalagi pacaran setelah menikah itu rasanya lebih menyenangkan karena mereka bisa melakukan hal yang ketika belum nikah tidak boleh dilakukan.

"Kalian bucin banget, sumpah! Masa tiap bulan harus ngerayain anniv? Gak habis pikir gue."

Gio geleng-geleng kepala melihat tingkah adik dan juga sahabat yang merangkap menjadi adik iparnya itu. Bagaimana tidak, setiap bulan Keisha dan Bastian pasti akan mengundangnya untuk makan malam bersama hanya untuk merayakan anniversary pernikahan mereka.

"Ini bukan mau Keisha abang..." Keisha mengerucutkan bibirnya kesal. Salahkan Bastian yang mempunyai ide gila untuk merayakan setiap bulan hari pernikahan mereka.

"Udahlah, Gi. Ya terserah mereka aja sih mau ngerayain anniv tahunan atau bulanan," ujar Zia menengahi. Namun, tak dapat dipungkiri kalau dia pun tertawa geli karenanya. Dulu saja Keisha ogah-ogahan dengan yang namanya laki-laki. Tapi sekarang sahabatnya itu sudah bahagia dengan Bastian.

"Aku cuma gak habis pikir aja, Sayang..."

"Ya kan cuma ngundang kalian makan malam doang. Bukannya ngadain acara yang super meriah juga. Jadi gak papa lah," sahut Bastian membela diri. Dia hanya mengekspresikan kebahagiannya karena bisa memiliki Keisha melalui cara seperti itu. Tidak salah kan kalau dia begitu?

"Iyadeh. Yang bucin mah beda."

"Kayak abang gak ngaca aja..."

Dumelan Keisha tidak dihiraukan oleh Gio karena dia sibuk membersihkan mulut anaknya yang belepotan makanan.

Setelah makan malam, mereka duduk-duduk santai di ruang tengah. Kening Keisha  mengernyit karena merasa ada yang berbeda dari biasanya.

"Vian tumben sama papa terus? Biasanya sama mama?" tanya Keisha pada keponakan kecilnya itu yang bermanja pada Gio.

"Kata papa, Vian ga boleh nyusahin mama. Nanti adek Vian yang ada di perut mama sakit."

Keisha menutup mulutnya karena tak percaya. Pantas saja tadi saat makan, Zia terlihat lahap sekali.

"Zia hamil?"

"Iya. Udah dua bulan," sahut Gio. Sebenarnya dia tidak enak mengatakan hal itu mengingat adiknya belum hamil. Makanya dia dan Zia tidak memberitahu Keisha untuk menjaga perasaannya. Tapi sayang, anaknya tanpa sengaja memberitahu.

"Wah beneran? Selamat ya Zi..." Keisha menghampiri dan memeluk Zia. Dia ikut senang kalau ternyata dia akan memiliki keponakan lagi. Meskipun dia juga merasa sedih karena tak kunjung hamil.

"Makasih, Kei. Kamu jangan berkecil hati ya..."

Keisha menganggukkan kepalanya, lalu mereka pun kembali berpelukan.

***

Bastian membuka pintu ruangan pemotretan dengan hati-hati. Dia mengedarkan pandangan matanya untuk mencari keberadaan istri tercintanya. Saat matanya bertatapan dengan Keisha, dia pun tersenyum.

Sudah lama Bastian tidak menyaksikan Keisha melakukan pemotretan secara langsung karena keinginan sang istri. Keisha merasa tidak leluasa melakukan pekerjaan karena ditatap olehnya. Dia pun hanya tersenyum saat mengingat perkataan Keisha kalau dia menatap istrinya itu seolah ingin menelanjangi.

Keisha's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang