Keesokan harinya Bastian mengajak Keisha pulang ke rumah baru mereka. Rumah yang memang dia persiapkan jika sudah menikah. Dan sekarang rumah itu akan dia tempati bersama Keisha dan anak-anak mereka kelak.
"Ayo masuk, Sayang..." Bastian mengajak Keisha memasuki rumah. Dia yang lebih dulu membukakan pintu untuk Keisha masuk. Lalu dia ajak Keisha untuk melihat-lihat ke dalam.
"Ini kamar kita," ujar Bastian seraya membuka pintu sebuah kamar. Dia pun membawa Keisha memasuki kamar itu. Kamar yang tak kalah besar dari kamar Keisha ataupun kamarnya ketika di rumah orang tuanya.
Keisha pun melihat-lihat isi kamar yang sudah lengkap dengan segala perabotannya. Begitu juga dengan di luar tadi. Dia pun memutuskan untuk duduk di tepi kasur. Sementara Bastian mengambil koper yang berisi pakaian Keisha dan membawanya masuk ke kamar.
Keisha memilih menata pakaiannya ke dalam lemari. Sementara pakaian Bastian sudah tertata di sana. Pantas saja Bastian tidak pulang ke rumahnya lebih dulu.
"Asisten yang kemarin mengurus rumah ini lagi pulang kampung. Kemungkinan dia baru pulang besok. Jadi untuk makan malam kita... Kamu mau makan di luar apa delivery aja?" tanya Bastian pada Keisha.
"Delivery aja. Males banget kalo harus keluar."
"Yaudah nanti aku pesenin. Kamu mau makan apa?"
"Terserah!"
Bastian hanya menghela napasnya mendengar jawaban Keisha itu. Dia pun mendekati sang istri yang baru saja selesai menata pakaiannya di lemari.
"Capek?" Bastian bertanya seraya menggerakkan tangannya untuk merapikan rambut Keisha dan mengusap dahi istrinya itu yang berkeringat.
"Hm..."
"Istirahat dulu kalo capek..." Bastian mengecup dahi Keisha lembut. Lalu dia bawa Keisha ke dalam pelukannya.
"Kamu tau gak Kei? Dulu aku biasa aja sama kamu. Tapi setelah kita ketemu lagi untuk yang pertama kalinya, aku benar-benar langsung merasa tertarik sama kamu. Lalu aku tau kalau kamu kerja di tempat aku, kalau kamu adiknya Gio. Ada yang beda sama perasaan aku saat ada kamu. Aku senang ngeliat kamu marah-marah, kamu judesin aku, apapun semua yang kamu lakuin ke aku. Aku cinta kamu Keisha. Mungkin bagi kamu terlalu cepat. Tapi bagi aku enggak. Mencintai kamu bisa dengan mudah aku lakukan. Aku harap kamu pun bisa melakukan hal yang sama. Kamu bisa mencintai aku..."
Bastian mengurai pelukan mereka saat menyadari Keisha yang hanya diam saja. Lalu dia sentuh dagu istrinya itu sehingga wajahnya terdongak untuk menatap matanya. Sebelah tangannya yang lain meraih tangan kanan Keisha lalu membawanya ke dadanya yang berdegup kencang.
"Kamu bisa rasain kan? Asal kamu tau aku gak pernah jadi playboy. Aku setia sama pasangan aku. Dan cuma kamu yang aku kejar-kejar, Keisha..."
Bastian menundukkan wajahnya lalu menyentuhkan hidungnya dengan hidung Keisha. Dia tersenyum menatap mata cantik istrinya itu. "I love you, Keisha Elvaretta Ardiaz." Setelah mengucapkan hal itu Bastian semakin menunduk dan meraih bibir Keisha ke dalam ciumannya. Dia mencium Keisha dengan lembut dan penuh perasaan. Hingga perlahan Keisha mulai membalas ciumannya.
Cukup lama mereka terhanyut dalam ciuman lembut itu. Hingga akhirnya Bastian menggigit kecil bibir Keisha lalu menyusupkan lidahnya ke mulut istrinya itu. Tangannya pun mulai membelai pipi Keisha.
Perlahan-perlahan Bastian mendorong Keisha rebah di atas kasur dengan dia di atasnya. Keisha pun tidak menolak dan bahkan melingkarkan tangan di lehernya. Hingga kemudian Bastian semakin berani melumat bibir Keisha mesra seraya tangannya menyentuh dan mengelus apa yang bisa dia jangkau.

KAMU SEDANG MEMBACA
Keisha's Secret
RomanceFollow dulu dan bacalah ceritaku selagi on going. karena setelah tamat akan segera dihapus sebagian part. Ini cerita tentang Keisha Elvaretta Ardiaz. Anak kedua dari pasangan Felix-Kayla. Awalnya Keisha dikenal sebagai gadis yang ceria dan menyena...