43

2.4K 377 9
                                    

Bastian membuka pintu kamarnya untuk menemui Rian. Dia mengernyitkan kening saat melihat mata anak itu yang sembab. Dia pun menoleh ke sebelah Rian yang ternyata ada Bik Ina. Rupanya Bik Inalah yang membawa Rian ke sini.

"Maaf, Tuan. Anak ini tadi menangis dan memanggil daddy-nya terus," ujar Bik Ina merasa sedikit tak enak. Dia cukup penasaran kenapa anak itu memanggil Bastian daddy. Namun, sebagai asisten rumah tangga dia tidak ada hak untuk mencampuri urusan Tuannya.

"Yasudah, Bik."

Bik Ina pun pamit meninggalkan Bastian dan Rian. Bastian berjongkok di depan Rian seraya menghapus air mata di pipi anak itu.

"Daddy jangan tinggalin Rian."

Bastian hanya bisa menghela napas lelah ketika Rian lagi-lagi memeluknya. Sepertinya Rian benar-benar merindukan sosok orang tua karena hanya tinggal di panti asuhan. Dan setelah tahu kalau dialah daddy anak itu dari Monika, dia pun bersikap seperti ini. Bastian sadar kalau dia tidak bisa menyalahkan Rian, karena pembawa masalah sebenarnya di sini adalah Monika.

"Daddy gak akan ninggalin Rian," ujar Bastian akhirnya karena merasa iba. Sepertinya dia dan Keisha bisa mengangkat Rian menjadi anak mereka jika nanti terbukti anak itu bukanlah anak kandungnya.

***

Keisha menghela napas berat ketika melihat Bastian bersama Rian. Bastian tampak mengusap rambut Rian sedangkan anak itu sedang memeluk suaminya itu. Hatinya memang masih mempercayai Bastian kalau suaminya berkata jujur tidak pernah berhubungan badan dengan Monika. Namun bagaimana jika Bastian benar-benar pernah meniduri Monika dan menghasilkan anak?

Oke, mungkin Keisha bisa memaafkan perihal Bastian yang khilaf jika itu memang benar terjadi. Tapi apakah mungkin dia bisa menerima anak itu? Anak suaminya dari wanita lain? Sedangkan dia sendiri belum punya anak dari sang suami.

Memikirkan dia yang tak hamil juga membuatnya tersadar. Kalaupun Bastian dan wanita itu pernah tidur bersama satu kali, kecil kemungkinan Monika langsung hamil. Toh dia yang sudah menikah enam bulan yang lalu dan sering berhubungan suami istri dengan Bastian tapi belum hamil. Namun, dia masih berharap kalau Bastian bukan ayah dari anak itu dan tidak pernah berhubungan dengan Monika.

"Sayang... Kok bengong aja?" tanya Bastian lembut. Dia baru tersadar dengan kehadiran Keisha. Tapi dia bingung ketika melihat istrinya yang malah melamun.

"Aku gak papa kok, Mas."

"Masih marah soal yang tadi? Maaf ya... Aku beneran kelepasan."

"Iya, Mas. Aku ga permasalahin itu lagi," ujar Kiesha yang membuat Bastian bisa bernapas lega. Dia pun mendekap Keisha dan menciumi keningnya.

"Daddy... Mommy mana? Rian mau sama mommy, Daddy..."

Bastian bingung harus menjawab seperti apa. Mengatakan yang sebenarnya kalo Monika hanya mengarang cerita pasti Rian tidak akan percaya.

"Mommy... Ini mommy...," ujar Bastian menunjuk Keisha.

"Gak mau! Mommy Rian mommy Monika."

***

Bastian menemani Rian di dalam kamar hingga anak itu tertidur lelap. Tadi dia sempat menelepon orang butik agar mengirimkan pakaian untuk Rian karena merasa kasihan dengan Rian yang tak memiliki baju ganti. Sepertinya dia memang harus segera melakukan tes DNA pada Rian agar semuanya jelas dan Monika tidak bisa mengganggunya lagi.

Kalau untuk persoalan Rian jangan khawatir karena dia akan mengangkatnya menjadi anak. Keisha pun sudah setuju mengenai hal itu. Itu artinya besok dia tidak akan membiarkan Monika membawa Rian. Dia harus melakukan tes DNA lebih dulu tanpa sepengetahuan Monika. Karena kalau saja Monika tahu tentang tes itu, Bastian sangsi kalau Monika tidak akan berniat menyabotase dan memalsukan hasil tes agar Rian terbukti anaknya.

Keisha's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang