Keisha's Secret

7

Begitu sampai di parkiran studio, Keisha langsung saja keluar dari mobil Bastian. Dia tidak ingin ada yang melihatnya datang bersama Bastian. Apalagi jika sampai Melani yang melihat ini, karena bisa dipastikan kalau managernya itu tidak akan berhenti menggoda ataupun meledeknya.

"Buru-buru banget sih? Sampai-sampai ga sempat ngucapin terima kasih," sindir Bastian saat dia telah berhasil menyusul Keisha dan melangkah di samping gadis itu.

"Bukan keinginan gue yang minta dijemput sama lo!"

"Ketus banget sih sayang? Tapi gak papa kok aku malah suka. Apalagi tipe-tipe galak kayak kamu ini pasti..."

Keisha menyipitkan matanya menatap Bastian curiga ketika laki-laki itu malah menggantungkan ucapannya. Entah kenapa dia bisa merasakan kalau apa yang akan dikatakan laki-laki itu bukanlah hal yang menyenangkan untuk didengar.

"Apa?"

Bastian mengulum senyum melihat bagaimana Keisha melototkan mata padanya. Dia pun mendekat pada Keisha lalu menundukkan sedikit wajahnya hingga sejajar dengan telinga Keisha. Lalu dia berbisik pelan di telinga gadis itu. "Hot di atas ranjang."

Wajah Keisha sontak langsung memerah saat mendengar bisikan itu. Dia marah dan berniat menampar Bastian. Namun, rupanya laki-laki itu sudah mempersiapkan diri dengan menahan tangan Keisha. Apalagi dia malah membawa pergelangan tangan Keisha itu ke bibirnya untuk dia kecup.

"Dasar sinting!"

Keisha langsung saja melepaskan tangannya yang ada dalam genggaman tangan Bastian. Lalu dia pun melangkahkan kakinya meninggalkan laki-laki itu. Dia tidak ingin berlama-lama ada di dekat laki-laki itu kalau tidak ingin kena serangan jantung mendadak. Karena setiap dia ada di dekat Bastian, entah kenapa emosinya dengan cepat meluap.

"Sama-sama Keisha sayang. Nanti pulangnya aku anter ya sayang..."

Keisha merutuk begitu mendengar ucapan Bastian yang terdengar lantang itu. Dengan ragu dia menoleh ke belakang, dan bisa melihat Bastian yang tersenyum lebar padanya. Tapi bukan itu masalahnya, yang menjadi masalah sekarang adalah Melani yang berada tak jauh di belakang Bastian. Sudah dapat dipastikan kalau managernya itu bisa mendengar ucapan Bastian barusan karena Melani menatapnya dengan alis yang turun naik. Astaga! Apalagi ternyata bukan cuma mereka bertiga yang ada di sana. Ada beberapa model dan kru yang baru datang juga menyaksikan mereka.

Kepala Keisha rasanya berdenyut pening. Dari dulu dia mencoba mengabaikan setiap laki-laki yang coba mendekatinya agar tidak terjadi scandal yang berkemungkinan mempengaruhi citranya di mata publik. Dia hanya ingin dikenal karena prestasi, bukan karena isu-isu yang seperti itu. Tapi sepertinya sekarang dia terjebak karena ulah Bastian. Apalagi jika mengingat laki-laki itu pemilik studio ini membuat semuanya semakin rumit.

***

"Jadi? Mbak Kei beneran udah jadian sama Pak Bastian ya?"

Keisha mendengus malas begitu mendengar pertanyaan Melani yang entah ke berapa itu. Dari tadi dia mencoba mengabaikan semua pertanyaan Melani karena malas meladeni pertanyaan yang melulu soal Bastian. Dia lagi kesal dengan laki-laki itu dan tak berniat membahas apapun tentangnya.

"Jawab dong mbak!"

"Apa yang mau dijawab?"

"Soal hubungan mbak sama Pak Bastian."

Keisha menegakkan badannya seraya menatap managernya itu. "Dengerin ya Mel. Aku ga ada hubungan apapun sama dia. Jadi stop kamu tanya-tanya lagi. Aku udah terlalu pusing dengan tingkah dia. Jangan kamu tambah lagi dengan pertanyaan ga bermutu kayak gitu."

"Maaf mbak."

Benar seperti dugaan Keisha sebelumnya kalau kini sudah bermunculan isu-isu tidak sedap mengenainya. Begitu Keisha melangkahkan kaki menuju ruang pemotretan, dia tak sengaja berpapasan dengan beberapa orang model perempuan yang membicarakannya akibat kejadian tadi pagi. Yang membuatnya tidak terima adalah gosip yang mengatakan kalau dia sengaja mendekati pemilik studio agar bisa menjadi brand ambassador model. Apa-apaan! Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Dia sama sekali tidak ada niatan untuk mendekati Bastian. Malah laki-laki itulah yang selalu mengganggunya.