8

7.7K 724 60
                                    

Keisha terkesiap kaget saat tiba-tiba melihat Bastian sudah ada di depannya begitu dia membuka pintu. Keningnya mengkerut bingung menyadari laki-laki itu yang terdiam seraya menatap wajahnya. Dia pun memundurkan langkahnya ke belakang ketika merasa ada pertanda yang tidak baik dari tatapan Bastian. Terbukti dari laki-laki itu yang malah melangkah maju mendekatinya.

"M-mau ngapain?" tanya Keisha tergagap begitu menyadari tatapan mata Bastian lurus ke bibirnya. Di otaknya sudah muncul pemikiran yang tidak-tidak.

Pemikiran Keisha buyar begitu Bastian semakin mendekat. Tangan laki-laki itu bahkan terangkat menuju wajahnya. Hingga kemudian dia bisa merasakan Bastian menyentuh rambutnya. Entah kenapa dia langsung menghela napas lega saat tatapan Bastian tidak lagi pada bibirnya tapi kini beralih pada matanya.

"Sorry. Aku cuma ngambil ini aja dari rambut kamu," ujar Bastian seraya memperlihatkan sesuatu yang ada di tangannya.

Awalnya Bastian memang tergoda untuk mengecup bibir Keisha yang terlihat begitu menggoda. Namun, dia sadar kalau dia melakukan itu tentunya akan membuat Keisha semakin marah dan membencinya. Tentu saja akan membuatnya semakin sulit mendekati Keisha. Makanya buru-buru dia menghilangkan pikiran kotornya dari ingin merasakan bibir lembut itu ada di bibirnya.

"Oohh."

"Hm. Kamu udah mau pulang kan? Yuk aku anter." Bastian mengulurkan tangannya untuk meraih tangan Keisha. Namun dia kalah cepat karena Keisha lebih dulu menarik tangannya.

"Gue bisa pulang sendiri!"

"Gak baik cewek cantik kayak kamu pulang sendiri. Nanti ada apa-apa gimana?"

Keisha menyipitkan matanya menatap Bastian. Selama ini, bertahun-tahun dia sering pergi sendiri dan dia baik-baik saja. Tapi kenapa bisa laki-laki itu sok tahu begitu?

"Selama ini gue pulang pergi sendiri tapi gue baik-baik aja. Terus kenapa gue harus pulang sama lo? Yang ada gue malah kenapa-napa kalau pulang bareng lo!"

"Kamu dijamin aman kalo pulang sama aku. Ya kecuali satu sih. Hati-hati aja jantung kamu tiba-tiba berdebar terus jatuh cinta sama aku," sahut Bastian dengan senyum manisnya seperti biasa.

"Amit-amit!"

"Gak usah sok jual mahal gitu kenapa? Ayo buruan!"

Bastian langsung meraih tangan Keisha saat melihat gadis itu tidak fokus. Dia genggam pergelangan tangan Keisha erat. Lalu dia gandeng gadis itu melangkah bersamanya.

"Lo apa-apaan sih? Lepasin gak?"

Keisha mencoba memukul tangan Bastian. Namun, laki-laki itu tetap tak mau melepaskan genggaman tangannya. Hingga akhirnya Keisha lelah dah pasrah begitu melihat beberapa orang di sana menatap mereka.

"Lepasss! Gue gak mau ya kalau ada gosip yang engga-engga soal gue karena lo!"

"Kalau ada gosip ya dilurusin aja apa susahnya sih? Tinggal bilang aja kalau kita memang pacaran dan bakalan nikah bentar lagi," sahut Bastian kelewat santai.

"Lo?"

"Apa sih sayang? Jangan galak-galak sama calon suami sendiri." Bastian sengaja mengeraskan suaranya agar dapat didengar oleh mereka yang ada di sana. Rasanya dia suka melihat wajah Keisha yang memerah karena menahan antara kesal dan malu itu.

"Calon suami dalam mimpi lo!" sinis Keisha. Langsung saja dia menginjak kaki Bastian hingga membuat laki-laki itu mengaduh kesakitan. Namun, Bastian tetap tidak mau melepaskan genggaman tangannya pada Keisha. Dia malah membawa gadis itu melangkah menuju tempat dia memarkirkan mobil.

"Gue bisa pulang sendiri! Untuk urusan mobil lo bisa kasih alamat bengkelnya ke gue!"

"Kamu sekarang emang suka ngegas gitu ya kalau ngomong? Perasaan Keisha yang dulu ngomongnya lembut banget. Kamu kenapa sih sayang? Ada yang nyakitin kamu ya sampai buat kamu berubah kayak gini? Bilang aja ke aku siapa orangnya. Aku bakal balesin buat kamu. Gak bakal aku biarin orang itu hidup tenang karena udah buat kamu begini."

Keisha's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang