Happy reading❤️
***
Azel kelelahan. Ia harus melihat tatapan memuja dari para cewek pada Dirga. Gadis yang duduk di samping Arin yang sama histerisnya itu memperbaiki kucir kudanya. Penonton di dominasi oleh kaum hawa, sementara para cowok kebanyakan mempersiapkan diri untuk pertandingan atau malah ada yang bolos.
“WOOHOO! FIGHTING GILANG!” sorak Arin menggema keras di telinga Azel hingga gadis itu menjauhkan kepala.
“B aja dong, Rin!” tegurnya tak suka.
Arin yang justru tak peduli dengan ucapannya, malah semakin keras berteriak. Pertandingan final kali ini sedikit menghebohkan karena diisi oleh kelas Dirga dan kelas Gibran yang baru kali ini masuk final, sebuah pencapaian yang luar biasa yang dikira karena ada Gibran.
“Duh, Dirga ganteng banget, sih kalo lagi serius main gitu.”
“Gila! Nggak tau aja lo, kemaren dia shirtless!”
“Bara juga ganteng, btw tadi malem gue chat dia ngasih semangat terus dibales makasih pake emot lope!”
“Nggak! Si Gilang tetep yang terbaik! Udah cool, ganteng, pinter olahraga, kurang jadi pacar gue aja.”
“Eh, liat Dirga dong itu disana dia ngegiring bola lebih hebat!”
“Lo pacaran sama Gilang bakal kayak pacaran sama kulkas, mending juga sama Dirga yang anget gitu.”
“Halu aja lo! Dirga udah punya cewek kali.”
“Alah, gampang itu. Sekali tikung aja selesai mereka, bakal nengok ke gue si Dirga.”
Rasanya Azel ingin menyumpal mulut mereka dengan kaus kaki futsal. Tangannya mengepal keras. Untung gadis itu punya kesabaran luar biasa. Tidak sebenarnya. Jadi ia memutar kepala ke belakang, berpura-pura mencari seseorang di belakang hanya untuk memperlihatkan keberadaannya. Keberadaan pacar Dirga yang baru saja mereka bicarakan.
Mereka yang awalnya melihat antusias pada Dirga yang menggiring bola di lapangan, terkejut melihat wajah Azel di depan mereka. Beberapa detik kemudian, keterkejutan itu teralihkan oleh suara orang-orang, begitu juga Azel yang langsung menoleh ke depan.
Bola itu masuk ke gawang lawan, menyebabkan Dirga dan teman-temannya terpekik girang, sementara kelas Gibran kecewa. Hampir semua penonton ikut bersorak.
Azel yang awalnya kesal pun jadi tersenyum lebar dan berteriak riang. Ia mengangkat kedua tangannya, bertepuk tangan di udara. Yang tak disangka keberadaannya disadari Dirga, hingga cowok itu berlari ke arahnya. Semua orang bingung, bahkan Azel. Ketika Dirga menjulurkan telapak tangannya ke depan Azel. Dengan tawa renyah Azel membalas membentuk tos hingga menyebabkan sorak sorai heboh. Mereka jadi pusat perhatian.
Wajah Azel panas. Ia tahu cuaca sedang panas, tapi kali ini lebih panas. Kulitnya yang tak terlalu putih bahkan memperlihatkan warna merah muda di pipi. Saat Dirga kembali ke lapangan, masih ada saja yang melihat ke arahnya. Terutama cewek-cewek yang merasa luluh dengan tingkah Dirga. Ya, tingkah sesederhana itu membuatnya terbang tinggi.
“Acieeee…” itu seruan Arin tepat di sampingnya.
Tak ada tanggapan yang bisa diberikan Azel selain senyum lebar hingga pipinya terasa pegal. Selain itu, ia mampu menunjukkan pada cewek-cewek di belakangnya bahwa impian mereka menjadi pacar Dirga hanya halusinasi semata. Azel pastikan hal itu.
***
Azel berdecak. Sepuluh menit sudah berlalu sejak ia duduk di atas motor Dirga. Sudah jam satu siang dan keadaan sekolah disesaki siswa-siswi yang hendak pulang. Setengah jam lagi ia harus sampai di café tempatnya bekerja, tapi sampai sekarang Dirga belum juga muncul. Cowok itu baru mengirim pesan akan mengantarnya dan menyuruhnya menunggu di parkiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECANDA
Teen Fiction"Becanda itu penting," katanya. "Serius juga penting, lo nggak bisa becandain semua hal," balasnya. "Termasuk lo?" Hope you enjoy the story, because belum bisa enjoy face doi❤️ Best pict on cover by pinterest