***
"Turunin!" perintah Violin dengan nada yang tinggi.
"Ck! Bisa diam nggak sih? Sakit bahu gue!" balas Lailand ketus.
Violin langsung terdiam karena perutnya mendadak sakit. Kepala Violin berada di bahu Lailand sambil menahan sakit. "Perutku perih."
"Ya udah gitu aja," ucapnya seraya tersenyum miring.
Tanpa Violin tahu, Lailand tersenyum puas karena Violin tak lagi memberontak. Lain sisi Lailand pun merasa iba karena mendengar Violin merintih.
Di pojok sana, seseorang sedang mengamati mereka berdua. Orang itu memukul tembok sesekali berdecak karena kesal dengan apa yang dilihat. Orang itu menyunggingkan bibirnya.
"Tunggu nanti!"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
VIOLAND [TERBIT]
Teen Fiction[BEBERAPA PART DIHAPUS DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN] * Hidup yang penuh tantangan karena kedua orang tuanya sudah pergi meninggalkan Violin Shakila sejak ia menduduki bangku SMP. Bermodalkan nekat, ia tetap berjuang melanjutkan hidup sebatang kara. I...