***
Tak bisa dipungkiri lagi kenyataan pahit yang harus Violin dengar tentang Lailand. Hanya sebagian kecil yang ia tahu tentang Lailand dari Aland. Ia tak kuat lagi untuk mendengar segala hidup Lailand yang banyak menyakiti hati perempuan.
Termasuk Violin yang merasakan sakit namun tak sesakit kebanyakan orang yang telah Lailand dekati. Bahkan beberapa orang yang pernah dekat dengan Lailand ikut bercerita masalah masa lalunya, yang Violin bingungkan adalah siapa Syafina dan masa lalu mereka.
Hidup itu memang tak adil untuk Violin. Selama hidupnya ia sama sekali tak pernah merasakan pacaran dengan lelaki. Tetapi ia banyak menolak lelaki yang menembaknya.
"Apa ini balasannya? Tapi apa salahnya sih nolak?"
Padahal jodoh itu cerminan diri. Violin tak seperti Aland yang ganti-ganti pacar sampai membuangnya saat bosan. Violin masih punya hati untuk menolak karena alasan tak ingin mengakhiri hubungan sia-sia. Kini Violin sudah sampai tahap menikah dan hubungannya bingung harus dibawa kemana. Hubungan yang Violin takutkan nanti berakhir kandas.
Violin mengembuskan napas lelah karena memikirkan banyak hal yang akan terjadi. Termasuk ia yang akan pergi ke KUA untuk meminta gugatan cerai. Violin masih ragu, namun semakin ia lama dengan Lailand semakin pula ia tertekan. Tak ada hal indah kecuali pertengkaran mereka.
Kemarin saja mereka habis berantem lagi hanya karena Lailand yang tak mau menceritakan Syafina. Violin sampai kesal dan ia berangkat seorang diri menggunakan ojek online. Kalau saja Lailand menceritakan siapa Syafina pasti permasalahan ini tak semakin rumit.
Saat ini Violin tengah berjalan untuk keluar dari area kampus dan mencari ojek pengkolan untuk ke KUA. Tubuhnya masih lemas namun Violin harus kuat agar ia cepat lepas dari hubungan yang membuatnya tak nyaman. Untuk apa mempertahankan hubungan sementara suaminya masih memikirkan orang lain, bahkan mementingkan mantannya.
Ketika hati Violin mantap untuk bercerai dengan Lailand karena ia juga harus bebas dan mewujudkan keinginan kedua orang tuanya agar Violin menjadi sarjana. Ia juga tak mau belajarnya terganggu karena banyak permalahan rumah tangga. Violin belum siap untuk menjadi seorang istri saat umurnya masih berumur 18 tahun.
Pas mendekati ruang BEM, tiba-tiba saja tangan Violin ditarik seseorang sehingga Violin memasuki ruangan sampai tersandung, untungnya ada lengan yang mencegah badan Violin. Ruangan yang gelap membuatnya tak bisa melihat orang itu karena perlahan orang itu menutup pintunya.
Tubuh Violin didorong sampai membentur tembok oleh orang itu. Mata Violin menyipit untuk melihatnya, karena ia memakai masker. Violin semakin takut karena orang itu semakin menempelkan tubuhnya.
Tangan Violin ditempelkan ke atas kepalanya agar tak memberontak. Violin bergerak karena tak nyaman. Ia berteriak meminta tolong. Orang itu langsung membekap mulut Violin.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIOLAND [TERBIT]
Teen Fiction[BEBERAPA PART DIHAPUS DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN] * Hidup yang penuh tantangan karena kedua orang tuanya sudah pergi meninggalkan Violin Shakila sejak ia menduduki bangku SMP. Bermodalkan nekat, ia tetap berjuang melanjutkan hidup sebatang kara. I...