Keadaan kelas tak seramai seperti biasa. Setelah pelajaran olahraga usai, kini mereka berpencar menikmati waktu istirahat sebelum pelajaran selanjutnya dimuai. Beberapa pergi ke kanti mengisi perut yang lapar sesudah berolahraga. Ada pula yang masih bermain sepak bola karena merasa belum puas berolahraga dan sisanya berada di kelas.
Sandra dan Bella sedang menikmati waktu istirahat mereka. Mereka sedang menikmati minuman berkarbonasi yang menyejukan dahaga. Apalagi sebelumnya mereka menjalankan hukuman Pak Wiguna. Tentu kini mereka kelelahan.
Pintu kelas tiba-tiba terbuka dengan keras. Semua orang yang berada di kelas langsung menengok kearah pintu. Sang pelaku berjalan memasuki kelas dengan tangan terkepal.
Meru menggebrak meja Sandra dengan keras membuat sang empunya terkejut. Sandra kini sangat takut melihat Meru yang kini berada di depannya dengan mata melotot kearahnya.
"Kalo lo gak suka gue ganggu gue aja gak usah libatin orang lain!" Teriak Meru marah di depan muka Sandra. Seketika kelas menjadi ramai karena Meru datang.
"Lo apa-apan sih, salah gue apa?!" Tak terima Sandra membantak Meru balik.
"Lo udah buat Naya pingsan, masih nanya salah lo di mana!" Bentak Meru sembari mendorong bahu Sandra.
"Dia cuma kena bola doang sampai pingsan, lebay emang tuh, anak," jawab Sandra mencibir.
"Apa lo bilang?! Kalo sampai dia kenapa-kenapa lo harus tanggung jawab!" Sekali lagi Meru menggebrak meja Sandra.
"Lo lebay banget deh, dia cuma kena bola gak akan bikin dia gegar otak," ujar Sandra dengan smirk diwajahnya.
"Brengsek lo!" Tiba-tiba Meru mendorong Sandra dengan kencang hingga jatuh ke lantai.
"Meru cukup, Sandra perempuan. Lo gak boleh kaya gini," Felix datang mencegah Meru agar tidak memukul Sandra.
"Mana ada perempuan yang berhati busuk kaya dia," ujar Meru semakin marah ia terus melawan ingin mendekati Sandra.
Bella kini membantu Sandra bangkit. Sandra tampak syok atas apa yang dilakukan Meru. Walaupun mereka selalu bertengkar tapi tak pernah Meru melakukan tindakan fisik.
"Udah Ru, sebaiknya lo keluar kalo guru tahu lo bakal di hukum," ujar Felix masih menahan tubuh Meru.
Meru memberontak ia menepis tangan Felix. Kemudian ia mengambil minuman Sandra.
Semua terkejut melihat Sandra. Cairan berwarna hitam itu membasahi tubuh Sandra.
"Ini belum seberapa sama apa yang di alami Naya. Lo bakal terima hal setimpal nanti," setelah mengatakan itu Meru pun pergi dari kelas.
***
Shana akan kembali ke kelasnya karena tadi ia membantu Naya dan Ibunya untuk pulang. Di koridor ia melihat Meru berjalan kearahnya. Wajah Meru terlihat sedang menahan amarah bahkan tangannya terkepal di sisi tubuhnya.
Saat berpapasan pun Meru tak menyapanya atau mungkin tak melihatnya. Shana mengerutkan keningnya. "Ada apa dengan Meru?"pikrinya. Bukannya ia tadi akan ke kelas mengambil tas Naya.
Shana segera masuk dan terkejut melihat keadaan kelas lebih tepatnya keadaan Sandra. Sandra sedang menangis dengan keadaan rambut, wajah, bahkan baju olahraganya pun basah. Sebenarnya apa yang terjadi?
"Udah San, sekarang lo ganti baju sebentar lagi waktu istirahat habis," ujar Bella menenangkan Sandra yang menangis sesenggukan.
"Gue benci Meru. Pokoknya gue benci Meru!" Teriak Sandra sembari melempar kaleng minuman yang sudah kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable
Teen Fiction(TAMAT) Shana selalu di tindas Sandra ketika dirinya pertama kali masuk sekolah ini. Padahal dia tak pernah mengenal Sandra. Hingga dirinya bertemu dengan Naya dan Meru yang membantunya. Siapa sangka pertemuan mereka mengungkap sebuah rahasia di ant...