Kalian bisa putar lagu ini
Selamat membaca"Hai, Shana sudah lama, ya."
Shana segera melihat sosok di pintu kamarnya. Sosok yang selama ini ada di pikirannya.
"Bagaimana keadaan kamu?"
Shana masih diam. Ia tak menyangka sosok yang kini mendekatinya benar-benar nyata.
"Meru, Revan?" ujar Shana sembari menutup mulutnya tak percaya.
Kini di hadapannya mereka tengah tersenyum kepadanya. Revan membawa buket bunga besar dan Meru membawa kotak berwarna kuning ditangannya.
"Iya, ini kami. Gimana keadaan lo?"
Shana terharu dan senang karena mereka datang mengunjunginya. Sudah lama mereka tak bertemu.
"Ini bunga yang cantik buat bidadari," ujar Revan memberikan buket bunga itu kepada Shana.
Shana menerima bunga itu dengan pipi merona. Revan memang selalu menyebutnya bidadari, membuat Shana tersipu. "Makasih."
"Bagaimana keadaan kamu?" ujar Revan sembari duduk di depan Shana. Kini mereka hanya bertiga karena Sam telah meninggalkan kamarnya.
"Keadaanku baik. Aku sudah bisa melihat lagi. Aku senang tapi aku juga sedih karena kalian gak pernah datang," ujar Shana dengan wajah sendu.
"Maaf, kita harus mengurus sesuatu dulu. Tapi sekarang kita sudah datang kan. Jadi lo gak usah sedih lagi," ujar Meru.
"Urusan apa?"
"Nanti kamu juga tahu"
Keheranan Shana berlanjut. Mengapa perkataan Revan dan Sam sama ketika ia bertanya mengenai hal ini. Sebenarnya apa yang mereka kerjakan selama ini?
"Di mana Naya? Kok, dia gak ada?" tanya Shana.
Meru dan Revan saling pandang. Sepertinya mereka berdua sedang mengirimkan pesan satu sama lain.
"Lebih baik kamu siap-siap, kita akan bertemu Naya," ujar Revan.
***
Mata Shana kini di tutup dengan kain. Ia di tuntun Revan dan Meru untuk berjalan. Shana sangat penasaran mengapa matanya harus di tutup. Tempat seperti apa yang akan mereka datangin?
"Kita mau kemana, sih? Kenapa mataku harus di tutup segala?"
"Nanti kamu juga tahu."
Shana terus melangkah ia bisa merasakan kakinya menyentuh rumput-rumput basah. Udara yang di hirup berbeda dengan yang selama ini ia hirup. Segar dan sejuk sepertinya ia pernah merasakan suasana ini.
"Sekarang kamu buka mata."
Penutup mata itu melonggar. Naya bisa membuka matanya perlahan ia bisa melihat hampatan air berwarna hijau nan luas ini. Di sekitarnya ditumbuhi pepohonan besar dan kokoh. Tempatnya berpijak di hiasi rerumputan hijau.
Shana takjub melihat tempat ini. Tempat seindah ini tak pernah ia bayangkan akan ia kunjungi. Shana menatap Meru dan Revan bergantian.
"Kalian kok bisa tahu ada tempat seperti ini?"
"Seseorang yang kasih tahu," ujar Meru terdengar misterius.
"Nih, buat lo," ujar Meru dengan memberikan kotak berwarna kuning yang ia bawa sedari tadi.
"Ini apa?"
"Buka aja"
Shana pun membuka kotak itu di dalamnya terdapat kartu memori ponsel, dua buah foto dan boneka beruang berwarna kuning kesukaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable
Teen Fiction(TAMAT) Shana selalu di tindas Sandra ketika dirinya pertama kali masuk sekolah ini. Padahal dia tak pernah mengenal Sandra. Hingga dirinya bertemu dengan Naya dan Meru yang membantunya. Siapa sangka pertemuan mereka mengungkap sebuah rahasia di ant...