"Shana tunggu!"
"Dia pasti salah paham." Naya tampak panik ketika melihat Shana pergi.
"Dia bakal balik, lo tenang aja."
"Gimana gue bisa tenang, dia pasti salah paham!" teriak Naya
"Salah paham gimana?" Meru ini orang paling tidak peka sejagat raya.
"Lo bego, apa oon sih? Shana pasti denger tadi! Dia pasti sakit hati dengernya "
"Kenapa Shana sakit hati? Kan kita gak ngomongin dia." Naya memejamkan matanya menahan emosi kepada makhluk didepannya.
"Lo bener-bener bego ternyata. Dia sakit hati karena lo bilang suka sama gue," jelas Naya.
"Kenapa dia yang sakit hati?"
"Mampus gue," batin Naya memaki kebodohan Meru.
"Gue punya temen kok bego banget. Lo nembak gue dan Shana denger. Dia itu suka sama lo! Itu yang buat Shana pergi tadi." Meru mencerna perkataan Naya. Shana suka pada dirinya? Sejak kapan? Ia tak pernah menyadari itu.
"Lo emang bego, kemana aja lo selama ini? Dia itu suka sama lo tapi kenapa lo gak peka sih?" Naya geram kepada Meru. Mengapa Meru buta tak melihat tingkah Shana yang menunjukan jika ia suka kepada Meru.
"Dia gak pernah bilang ke gue, lo tahu dari mana?" Pertanyaan bodoh dari seorang Alamsyah Mahameru.
"Astaga! Gue punya temen kebangetan banget begonya. Lo gak perhatiin kalo lo ngobrol sama Shana dia pasti malu dan mukanya merah,"
Meru kembali mengingat. Ketika ia membersihkan saus diwajah Shana dia ia tampak malu dan langsung mendorongnya. Apakah benar jika Shana menyukainya?
"Selama ini gue selalu perhatiin kalo Shana itu selalu curi-curi pandang. Dan gue bisa lihat kalo dia suka sama lo. Tapi kenapa lo gak bisa lihat?"
"Karena dimata gue cuma ada lo, gue gak bisa lihat orang lain selain lo," ujar Meru.
"Lo egois."
"Salah kalo gue suka lo? Kalo perasaan bisa diatur, gue juga gak mau jatuh cinta. Tapi gue gak bisa."
"Salah! Jelas lo tahu gimana perasaan gue. Tapi kenapa lo masih egois. Gue gak mau nyakitin orang lagi dan sekarang Shana." Naya tak bisa meneruskan perkataanya.
"Kenapa sih lo gak bisa mikirin diri lo sendiri? Kenapa lo selalu mementingkan perasaan orang lain daripada diri lo sendiri? Disini lo yang sebenarnya egois!"
"Karena mereka adalah bagaian terpenting hidup gue! Gue gak bisa melepaskan mereka gitu aja." Naya kini menangis ia merasa dirinya jahat.
"Lo rela sakit demi mereka tapi lo nyakitin gue diwaktu yang sama. Berarti gue bukan bagaian terpenting buat lo."
"Bukan gitu."
"Oke gue ngerti. Selama ini lo anggap gue apa." Setelah mengatakan itu Meru pergi meninggalkan Naya.
"Gak Meru! Lo salah paham, gue__" Naya ingin mengejar Meru namun kakinya tiba-tiba merasa sakit dan mati rasa. Ia terjatuh, sakit di kakinya kini menjalar hingga kepahanya.
"Meru... Meru.... Gue mohon dengerin gue," ucapnya lirih dan dirinya mulai kehilangan kesadaran.
***
Shana mengerjapkan kedua matanya namun gelap yang ia lihat. Mengapa semuanya gelap dan tangannya terikat. Ia berteriak namun mulutnya seperti ada yang mengganjal.
Shana berusaha mengingat apa yang terjadi.
Sewaktu di halte ada seseorang yang membawanya, ia ingat orang itu adalah...
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable
Teen Fiction(TAMAT) Shana selalu di tindas Sandra ketika dirinya pertama kali masuk sekolah ini. Padahal dia tak pernah mengenal Sandra. Hingga dirinya bertemu dengan Naya dan Meru yang membantunya. Siapa sangka pertemuan mereka mengungkap sebuah rahasia di ant...