6. SARIN MINI

7.6K 592 45
                                    

OST PART IYEU AYA DI LUHUR

Say hai ke bunmud dong 😒──────────────────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Say hai ke bunmud dong 😒──────────────────

     " AIRIN Maisha! "

" Airin! "

Dengan ragu perempuan dengan dress warna putih mendekat pada perawat yang tidak jauh darinya

" Ke ruang sebelah sana ya mba " Titahnya sambil menunjukan tempat yang dimaksud.

" Terimakasih " Airin menunduk sopan terus berjalan ke ruang yang suster maksud, ' obgyn '

Airin menarik nafasnya panjang dan membuangnya, terus masuk ke ruangan dengan pintu berwarna putih.

" Sore dok " Sapa Airin pada perempuan berumur limapuluhan yang sedang berkutat dengan kertas dihadapannya.

" Sore, Airin ya? " Sapanya ramah, Airin mengangguk

Setelah pulang dari kampus Airin berniat ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungannya, bagimana juga ia kawatir karna dulu sempat jatuh sampai pingsan.

Airin datang sendiri, ya .Samudra lebih memilih kerja daripada menemainya ke rumah sakit. Airin marah, jelas. Apalagi ini juga anaknya.

Tapi sayudahlah, daripada marah tidak berujung Airin jadi berangkat ke rumah sakit sendirian walau sempat malu saat di administrasi karna di usianya yang baru delapan belas ia memilih ke dokter kandungan.

Bahkan ada beberapa orang yang menatapnya selidik, airin tidak hiraukan,

gua ya gua, lu ya lu.

Airin menautkan tangannya, gugup. Ia harus bilang apa pada dokter.

" Ada keluhan apa nak? " Tanya dokter. Dokter saja memanggil Airin dengan sebutan 'nak' apa terlalu tertara kalau ia masih anak anak.

" Anu, apa ya, hm " Airin bingung harus bilang darimana. Terlalu canggung

" Periksa kandungan ? " Dokter ini membantu menjawab dengan cepat Airin mengangguk.

" Saya kemarin tespekan dan hasilnya dua garis merah , apa saya beneran hamil dok? "

Dokter ini mengangguk paham " Coba tiduran dulu " beliau menuntun airin ke ranjang pasien. Menyuruh airin untuk tidur di sana.

Dokter ini mengarahkan stetoskop ke perut Airin dan meraba raba perut Airin sebentar

" Sudah telat haid berapa bulan " Tanyanya.

" Sebulan setengah "

Dokter ini menjauh, Airin bangun meperhatikan dokter yang mengekuarkan seperti gelas kaca berukuran kecil dari lacinya.

" Ambil air urin kamu dulu " Titahnya.

Airin mengangguk dan berjalan masuk ke ruang dengan pintu coklat yang ia yakin kamar mandi. Setelah masuk kedalam ia langsung melakukan perintah dokter

SARIN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang