43. DUA BAYI

8K 554 57
                                    

     SEPULUH hari sudah berlalu, hari ini Airin dan Samudra sedang berkemas barang-barang untuk pulang. Dokter bilang kondisinya sudah memungkinkan untuk pulang, walaupun tadinya Samudra menolak karena berada disini lebih aman kalau butuh bantuan medis gampang, tapi Airin bilang dia ingin pulang karna sudah tidak betah.

" babynya biar mama yang bawa " putri mengambil cucunya dari atas kasur dan menggendongnya, beda dengan Airin yang kaku Putri malah santai saja menggendong semesta.

" sini naik "

Dengan hati-hati Airin duduk di kursi roda yang sebelumnya samudra pinjam pada pihak RS, setelah semua siap mereka segera keluar dari dalam ruang inap.

Putri menggendong semesta samudra mendorong kursi roda dengan Arizel yang membawa semua barang di belakang.

Setelah lift terbuka samudra mendorong lagi kursi roda hingga tepat berada di samping mobil hitam yang terparkir didepan gedung.

Samudra membantu Airin masuk kedalam mobil terus pergi mengembalikan kursi roda yang dipinjam, putri juga sudah masuk dan duduk di pinggir Airin.

Lagi-lagi Airin mengembangkan senyumnya, anaknya ini sangat menggemaskan pipi gembul dengan rambut yang sudah tumbuh beberapa centi membuatnya semuakin lucu.

Semesta lahir dengan bobot 3,2 kg cukup besar untuk kelahiran bayi pada mumnya. Kalau kata Bunga bapaknya aja babon pasti anaknya juga ikutan.

" lucu banget ya rin, duh mama jadi pengen punya lagi "

" mah! Gaada adek baru adek baru " Teriak Arizel yang sudah duduk di kursi depan terus sambil menoleh kebelakang. 

Airin terus menepak kepala anak itu cukup kencang, karna teriakan Arizel anaknya jadi kaget.

" emangnya kenapa, biar ada teman dirumah " balas putri membuat Arizel merubah posisinya menjadi menghadap ke belakang dengan kedua kaki ditekuk di atas kursi.

" tau tuh, kan jadi ada kerjaan lu cuci bajunya gitu atau bersihin pupnya "

Arizel menggeleng kuat " ga gamau, awas ya"

" yaelah emangnya kenapa sih, lu gaada hak untuk melarang orang lain berkembang biak ya jel "

" dulu mamah pernah denger dia telfonan sama pacarnya, ga sengaja mama denger, ga sengaja loh ya. Arizel lagi bahas adek pacarnya terus bilang dia gamau punya adek baru takut sayang ortunya kebagi, katanya sih gitu "

Airin hampir saja tersedak air liurnya sendiri, ia beralih melirik pada adik kandungnya ini terus tertawa terbahak,

" mah gasopan tau nguping obrolan orang lain " Balas Arizel tidak mau kalah, padahal ia sedang menahan malu saat ini semua yang putri bilang benar habisnya.

" kan mama bilang ga sengaja, ga seng a ja "

" cuih, udah SMA fikiran masih kaya bocah " Timpal Airin terus menjitak kepala Arizel.

" ya emangnya salah? "

" Ngga juga, dulu waktu mama ngandung lu gua berfikiran yang sama, kalo mama sama papa bakal lebih ngespesialin lu daripada gua "

Syutt...

Arizel dan Airin menoleh pada perempuan parubaya yang sedang menaruh jari telunjuknya di depan bibir " Gaada yang disepesialin, semuanya sama anak mama, mama sayang sama kalian. Sekarang sama Semesta juga " ucapnya membuat Airin memeluk leher orangtua kandungnya.

" Ga ikutan jel? "

Arizel membenarkan posisi duduknya terus mengambil hp dari dalam saku " males lebay " Ucapnya setelah itu menekan aplikasi mobail lejen.

SARIN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang