Tetesan air hujan yang membasahi daun jatuh pada genangan dibawahnya. Burung mulai berkicau saling bersaut, matahari belum menampakan dirinya sebab terhalang awan gelap yang sejak malam sudah memenuhi kota Bogor.
Disini, dikediaman keluarga Samudra. Keluarga kecil itu sedang ribut pasal bangun tidur. Semesta tidak kunjung membuka mata padahal jam sudah menunjukan pukul tujuh lewat duapuluh. Sudah waktunya bersiap berangkat sekolah.
Rumah tingkat dua dengan halaman luas didepannya juga kolam berenang yang berada di sisi kiri rumah menjadi tempat tinggal baru keluarga Samudra.
Pekerjaan Samudra memang sudah tetap penghasilannya juga lumayan hingga bisa membeli rumah baru dan segala isinya.
" Semesta kalo ga bangun ayah gamau nganterin sekolah "
" Semesta bangun "
" Kalo ga bangun juga album korea kamu buat mama ya "
" JANGANNN! "
" mandi sana, cepet siap-siap "
Beberapa menit kemudian Semesta yang siap dengan seragam putih biru berjalan malas menghampiri kedua orangtuanya yang sedang berada di dapur.
Samudra sedang membaca berita dari tab dengan Airin yang sedang menyiapkan sarapan untuk mereka makan.
" bund, yah, tauga " Semesta tiba-tiba membuat Samudra dan Airin menoleh kearahnya.
" Apa? Ga penting, skip " Balas Airin membuat Semesta misuh-misuh.
" Ngga ish. Jadi kemarintuh aku lihat ka Belvy dianter pulang sama cowo tau, mana pas mau pulang cium pipi segala " Semesta menceritakan kejadian yang ia lihat kemarin, emang benar sih dia lihat kakanya itu pulang bersama laki-laki dan parahnya ada adegan cium segala.
" HAHHH? Yang bener? Siapa cowonya? Ko bunda gatau? Belvy di cium? Eh kasih tau sekarang " jujur saja Airin sedikit kaget dan cemas ketika mengetahui Belvy dekat dengan laki-laki apalagi saat mendengar kata cium.
" Hu'um diciumm. Aku gataulah siapa cowonya, tanya aja sendiri "
Airin berjalan mendekat pada Semesta agar lebih gampang mengintrograsinya, namun saat dirinya sudah duduk di sebelah Semesta sontak saja ia menutup hidung. Bau parfum yang Semesta pakai membuat perut Airin mual.
" Ihh, kamu pake parfum apa sih Ta " Airin beranjak dari duduknya menjauh dari jangkauan semesta.
" Huek, Huek " Airin menutup mulutnya dengan kedua tangan, pergi ke kamar mandi yang berada di sebelah dapur mengeluarkan segala sesuatu yang membuatnya mual.
Samudra yang tadinya menyimak saja sekarang ikut panik saat istrinya itu berlari menjauh, ia ikut menyusul
" Huekk.. "
" Huekk "
Samudra memijat tengkuk milik Airin, membantu agar muntahan cepat keluar.
" dari kemarin sore gaenak badan, mual terus tapi yang keluar cuma cairan bening " Keluh Airin setelah membersihkan muntahannya. Ia yang duduk di lantai mencoba menatap mata suaminya yang seperti sedang kawatir.
" Jangan-jangan kamu hamil? " Ujar Samudra
" Bunda hamil yah? Serius? "
Airin menutup hidungnya lagi " Jauh jauh dulu coba Ta, bauuuuuu " ucapnya. Ia teralih pada Samudra " Yakali hamil orang aku baru aja ㅡ
Airin memotong ucapannya, sedetik kemudian ia membulatkan matanya " aku telat haid " sudah dua bulan.
Samudra cepat-cepat keluar dari ruangan itu untuk mengambil sesuatu, setelah menemukannya ia kembali masuk dan berjongkok di hadapan Airin. Ia menyerahkan kantung plastik putih
KAMU SEDANG MEMBACA
SARIN ✔
Fiksi Remaja[ Cerita 2 ] ❝ Sekarang Samudra percaya, happy ending itu benar adanya ❞ sequel dari my tengil husband. start : 21/ 08/2020 end : 21/02/2021