30. SEMUA PASTI BAIK-BAIK AJA

4.2K 429 22
                                    

     TIGA bulan sudah berlalu setelah Samudra sakit.

Terasa begitu cepat, sekarang sarin mini sudah berusia enam bulan dua minggu. Banyak yang berubah dari Airin seperti semakin berisi dan mood yang berubah-ubah.

Seperti sekarang, perempuan itu sedang menangis sesegukan di pojok kamar.

" mau apa hm ? kalo diem terus guanya bingung "

Bukannya mereda Airin malah semakin berteriak Samudra yang berada di sebelahnya mencoba menenangkan kembali.

" Huaaaa mama hiks suruh kesini " Pinta Airin di sela isakannya.

Sudah jam delapan malam tapi Airin pingin orangtuanya datang kesini. Samudra yang masih memakai baju bekas siang pergi keluar kamar terus menelfon mertua dan juga orangtuanya.

Samudra juga tidak tau apa penyebab istrinya ini menangis. Sempat bertanya pada Belvy namun anak itu hanya diam seperti biasanya.

Setelah menelfon semua orangtua Sanudra kembali masuk kedalam kamar, sekarang istrinya ini sudah duduk di tepi kasur.

" Ada yang sakit? " Tanya Samudra setelah duduk di pinggir Airin. Tangannya dipakai menyeka air mata istrinya.

" Ngga "

Samudra mengelus rambut Airin dan membawanya kedalam dekapan terus  mengelus punggung Airin pelan.

" syutt, udah jangan nangis lagi "

Beberapa menit kemudian terdengar suara kelakson mobil dari luar rumah, para orangtua pasti sudah datang fikir Samudra. Sebelum pergi ia mengelus rambut Airin 

" Mau buka pintu dulu ya "

Mendapat anggukan dari aang empunya Samudra segera keluar dari rumah untuk membukakan gerbang.

Dua mobil masuk kedalam pekarangan rumah, sudah pasti itu orangtua dan mertuanya.

" kenapa Sa? " Tanya Wulan setelah keluar dari dalam mobil.

" Gatau mah, coba deh liat "

Mereka semua masuk kedalam rumah, Arizel dan Cheryna juga ada. Saat sampai dalam Airin sedang duduk di sofa dengan Belvy di sampingnya.

" Kenapa sayang? Apa yang dirasa ? " Tanya Putri kawatir pada anaknya yang sudah bermata sembab ini.

Bukanya menjawab Airin malah memeluk tubuh mamanya erat.

Arizel yang bermuka bantal menarik tangan Belvy terus ia ajak duduk di karpet Cheryna juga duduk disebelah kirinya.

" Ke rumahsakit aja yu " Ajak Wulan yang masih memasng wajah kawatirnya.

Airin yang sedang menenggelamkan kepalanya di dada Putri menonggak menatap mertuanya. 

" Ririn ga kenapa-napa " Jawabnya dengan suara parau.

Putri mengelus rambut anaknya sayang " terus kamu kenapa? "

" ngga tau, pengen ketemu aja " Lanjut Airin.

" Siapa tau kan ini kumpul terakhir "

Samudra Putri Wulan dan yang lainnya menatap perempuan ini bingung, apa maksudnya.

" kenapa bilang gitu? Kumpul terakhir gimana? "

Airin membenarkan posisi duduknya " tadi liat TV, ada cewe meninggal karna melahirkan "

Samudra membuang nafasnya kasar, jadi ini penyebabnya. Tangannya terulur untuk menggenggam tangan Airin.

" yaampun sayang " Putri mengelus rambut anaknya ini

SARIN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang