46. HARI GRADU SAMUDRA

4.4K 424 38
                                    

Tidak ada yang lebih spesial dari senyuman kedua orang yang ada dihadapan Samudra sekarang.

Seberat dan selelah apapun rutinitasnya akan langsung terasa ringan jika melihat dua orang itu tersenyum. Entah Samudranya yang terlalu bucin atau rasa sayangnya yang kelewatan.

Semesta, semakin hari anak manis itu semakin tumbuh besar. Menjadi saksi atas perjalanan semesta dari awal membuka mata sampai bergumam dan berjalan seperti sekarang adalah hal indah yang tidak akan Samudra lupakan seumur hidup.

Rumah tangga yang ia jalin tidak terasa sudah berjalan enam tahun, dulu Samudra pernah berprasangka kalau pernikahannya akan kacau dan berakhir berpisah. Namun untungnya itu hanya prasangka buruknya.

Nyatanya sampai sekarangpun tidak ada cekcok yang berlebih, hanya sekedar debat biasa dan kembali berpelukan sebagai permintaan maaf dari keduabelah pihak.

Airin adalah perempuan tersabar yang permah Samudra kenal setelah ibunya, menjadi ibu di usia masih muda tidak membuatnya menyerah, jujur saja kadang Samudra merasa tidak enak karena telah membuat Airin berhenti mengejar mimpinya. Tapi perempuan itu selalu bilang,

gaada yang harus disesalin, sudah tugas aku menjadi istri kamu, menjadi ibu dari anak kita, dan berbakti ㅡ emang udah saatnya aku fokus buat ngurusi rumah tangga, kan?

Tidak mudah memang, menjadi orangtua saat Airin dan Samudra yang kadang masih ' kekanakan ' harus ada campur tangan orangtua saat mengurus Semesta. Dengan berjalannya waktu mereka mulai terbiasa, walau masih harus belajar , mengurus Semesta tidak segampang itu. Apalagi di usia sekarang yang ada di masa ingin tau-ingin taunya.

Setelah menjalani masa panjang dan sulit, ngampus, praktek, skill lab dan rangkaian pembrlajaran lainnya akhirnya hari Gradu sudah didepan mata. Walau ini baru tahap pertama ㅡ perjalanan untuk menjadi dokter cukup lama.

▶▶

" Bunda! Tolong ikatin rambut Tata " Anak umur empat tahun yang sedang berdiri di depan cermin kamarnya berteriak.

Tidak lama Airin yang sudah siap dengan dress pink, rambut terurai dan makeup simplenya masuk kedalam ruang tidur Semesta.

" sini duduk di depan bunnda " Airin menepuk pinggir kasur menyuruh anaknya untuk duduk di depannya sekarang.

Semesta turun dari atas kursi tempatnya berdiri tadi dan berjalan mendekat, mencoba naik ke atas kasur untuk duduk di tempat yang dimaksud bundanya.

Tangan Airin terulur mengambil sisir 一 merapihkan rambut Semesta yang cukup berantakan. Setelahnya mengambil satu ikat rambut dengan hiasan dinosaurus dan mengikat rambut Semesta rapi.

Anak berumur empat tahun itu turun dari atas kasur, pergi ke depan cermin dan melihat pantulan dirinya disana. Airin hanya tertawa kecil ㅡ gemas dengan tingkah Semesta yang suka bergaya di depan cermin, persis seperti dirinya waktu kecil.

" Bunda, bunda, Tata cantik gaaa? "

Airin menarik tangan Semesta agar mendekat setelah itu mencium pipi anaknya,

" Cantik dong, Semesta cantik bangett serius ga boong " ucapnya setelah melepas ciuman. Emang semesta cantik, kulit putih bersih bulumata yang lentik juga bibir bervolume pink jangan lupakan matanya yang menghilang ketika tersenyum, tidak ada yang mengalahkan kecantikan Semesta.

" Bunda juga cantik, cantik bangettttttt

ㅡ tapi bohong hiahahhaa. Kabur~ "

Airin mempoutkan bibirnya " Tata gaboleh bohong heh, siapa yang ajarin, dosa tau " Ucap Airin sambil keluar dari kamar bernuansa pink putih itu.

SARIN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang