Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Angin berhembus menggoyangkan daun yang sudah menguning. Ilalang yang tumbuh cukup tinggi ikut bergerak karna hembusan angin.
Perempuan berpakaian putih yang berada di depan jalan setapak sedang berdiri tegap menghadap cahaya matahari yang mulai tenggelam didepan sana.
Ia menghirup nafas panjang dan menghembuskannya beriringan dengan senyum yang terukir di bibir manisnya.
Satu detik kemudian ia mulai melanglah, berjalan menghampiri cahaya matahari yang sudah menunggu kehadirannya.
" Rin "
Airin menghentikan langkahnya dan perlahan menoleh ke belakang, ia melihat laki-laki yang sedang menggendong bayi tidak jauh dari tempatnya berdiri.
Laki-laki itu mendekat hingga sekarang sudah berada tepat dihadapannya. Laki-laki itu menyeka air matanya dengan tangan terus beralih meraih tangannya dan digenggam.
" kamu jangan pergi " suara laki-laki itu terdengar bergetar.
Airin memfokuskan penglihatannya pada bayi yang sedang digendong laki-laki itu.
" jangan pergi, anak kita butuh kamu " Lanjut Samudra
Cepat-cepat Airin melepaskan genggaman tangan Samudra terus menggeleng, ia berjalan mundur dan kemudian membenarkan posisi tubuhnya lagi menghadap matahari.
Airin melangkah cepat meninggalkan Samudra dan bayi yang digendongnya.
▶▶
"Azanin dulu bayinya sa "
Samudra yang sedaritadi menggenggam tangan Airin menoleh pada ibu kandungnya. Ia terus berdiri dan mengambil alih gendongan anaknya yang masih terbungkus dengan kain popok
Samudra mengusap pelan wajah anaknya ini terus mendekatkan wajahnya pada telinga bayi digendongannya. Ia akan melakukan tugas awal sebagai ayah
Di tengah lafadz azan samudra berhenti, ia memejamkan matanya yang membuat air mata jatuh lagi dari pelupuk matanya.
Adam menepuk-nepuk pundak Samudra, mencoba menenangkan dan meyakinkan. Beberapa saat kemudian Samudra kembali menyambung kalimat suci yang diucapakan untuk anaknya hingga selesai.
Samudra terus mengelus lagi pipi anaknya lembut. Ia teralih pada perempuan yang berbaring di bankar dengan wajah pucat
" biarin anak saya memeluk ibunya untuk yang terakhir kali " Ucap samudra pada orang yang masih mengenakan pakaian oprasinya.
Perempuan itu mengangguk terus mengambil alih bayi dari tangan samudra, terus menaruhnya pada dada Airin.
Bayi perempuan ini terlihat nyaman berada di atas tubuh ibunya yang membuat hati samudra terasa tersayat.